c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

26 Desember 2020

09:57 WIB

Rachmat Gobel : Penanganan Banjir Tak Sekadar Salurkan Bantuan

Mesti ditangani dari hulu. iIfrastruktur harus memadai

Rachmat Gobel : Penanganan Banjir Tak Sekadar Salurkan Bantuan
Rachmat Gobel : Penanganan Banjir Tak Sekadar Salurkan Bantuan
Warga menumpangi perahu keluar dari area banjir yang melanda pusat ibukota Lhoksukon, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, Aceh, Senin (7/12/2020). Pemerintah Kabupaten Aceh Utara menetapkan status tanggap darurat bencana banjir yang melanda 22 kecamatan dan menerapkan status siaga 1 bencana daerah selama 14 hari terhitung 7 Desember 2020 hingga 20 Desember 2020. ANTARAFOTO/Rahmad

GORONTALO - Wakil Ketua DPR, Rachmat Gobel mengatakan, penyelesaian bencana banjir harus dilakukan dari akar persoalannya.

"Sebab penyelesaiannya bukan dalam bentuk penyaluran bantuan semata, namun bagaimana menyempurnakan atau memperbaiki tempat yang menyebabkan munculnya banjir. Seperti yang terjadi di Kecamatan Monano dan wilayah lainnya di Kabupaten Gorontalo Utara ini," katanya usai meninjau lokasi banjir Monano, di Gorontalo, Sabtu (26/12) seperti dikutip dari Antara.

Ia mengatakan akan membahas kondisi tersebut dengan pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Apalagi, salah satu sumber penyebab banjir Monano diketahui karena lahan perbukitan yang digunakan untuk tanaman jagung.

Jika tetap akan dipakai untuk tanaman musiman, kata dia, maka infrastrukturnya harus dibangun dengan baik agar tidak erosi.

"Saya akan perjuangkan di tingkat pusat agar masyarakat tetap bisa bertani atau kita cari solusi lain," kata dia.

Beberapa desa di Kecamatan Monano diketahui sering dilanda banjir saat musim penghujan dengan curah hujan tinggi. Namun kali ini paling berat dirasakan masyarakat karena ketinggian air mencapai atap rumah.

"Saya akan menyeriusi penanganannya," kata Rachmat didampingi Bupati Gorontalo Utara Indra Yasin dan Wakil Ketua I DPRD setempat Roni Imran.

Pertengahan Juni 2020, Gorontalo melepas ekspor jagung sebanyak 12.400 ton ke negara tujuan Filipina. Ekspor dilakukan karena harga jagung di luar negeri lebih baik disbanding dalam negeri. Tahun 2019 ekspornya berkurang karena harga jagung di Indonesia bagus. Harga jagung untuk tingkat petani di Provinsi Gorontalo senilai Rp3.450 per kilogram (kg) dengan kadar air 17%. (Leo Wisnu Susapto)

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar