c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

25 April 2020

13:33 WIB

RSUD Kota Bogor Direncanakan Jadi RS Khusus Covid-19

RSUD Kota Bogor saat ini mulai membatasi layanan beberapa poli rawat jalan non-covid-19 untuk, sesuai dengan surat edaran dari Kementerian Kesehatan

Editor: Agung Muhammad Fatwa

RSUD Kota Bogor Direncanakan Jadi RS Khusus Covid-19
RSUD Kota Bogor Direncanakan Jadi RS Khusus Covid-19
Dokter RSUD Kota Bogor melakukan pemeriksaan terhadap pasien suspect virus COVID-19 saat simulasi di ruang isolasi RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/3/2020). Pemerintah Kota Bogor menginstruksikan seluruh pengelola rumah sakit di Kota Bogor untuk melakukan simulasi penanganan pasien COVID-19 sesuai standar operasional penanganan hingga sarana dan prasarana pendukung sebagai langkah pencegahan dan pengendalian. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

BOGOR – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor direncanakan menjadi rumah sakit khusus untuk pasien covid-19 di Kota Bogor. Rencana ini sesuai dengan surat edaran Kementerian Kesehatan yang meminta ada RS khusus covid-19 di sejumlah daerah.

"Kalau nantinya RSUD sudah ditetapkan sebagai rumah sakit khusus covid-19, tapi tetap memberikan pelayanan pada empat bidang layanan kepada masyarakat umum," kata Direktur RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir, melalui pernyataan tertulisnya, di Kota Bogor, Sabtu (25/4) seperti dilansir Antara.

Menurut Ilham Chaidir, RSUD Kota Bogor saat ini mulai membatasi layanan beberapa poli rawat jalan non-covid-19 untuk, sesuai dengan surat edaran dari Kementerian Kesehatan. "Pembatasan layanan rawat jalan di poli non-covid-19 ini dilakukan secara bertahap untuk beberapa layanan," tuturnya.

Ilham menegaskan, kalau nantinya RSUD sudah ditetapkan sebagai rumah sakit khusus covid-19 di Kota Bogor, masih ada empat layanan yang tetap beroperasi melayani warga. Keempat layanan tersebut adalah, layanan hemodialisa untuk pasien gagal ginjal yang melakukan cuci darah.

Kemudian layanan hemato onkologi untuk pasien kanker, layanan untuk pasien berpenyakit kronis yang mengonsumsi obat setiap hari dan tidak boleh putus obat. Termasuk layanan kegawatdaruratan atau unit gawat darurat.

RSUD Kota Bogor saat ini memiliki layanan rawat jalan pada 24 poli, serta klinik layanan hemato onkologi, dan layanan medical check up. Sebanyak 24 poli itu antara lain, poli penyakit dalam, poli kesehatan anak, poli kebidanan dan kandungan, poli penyakit syaraf, poli penyakit kulit dan kelamin, poli penyakit mata, poli penyakit gigi spesialis bedah mulut, poli penyakit gigi sepesialis periodontia, poli bedah orthopedic, poli bedah plastik, dan poli gigi.

 

Pengendara motor melintas di depan mural tentang pandemi virus corona atau COVID-19 di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Depok, Jawa Barat, Jumar (3/4/2020). Mural tersebut ditujukan sebagai bentuk dukungan kepada tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi COVID-19 di Indonesia. ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya.

 

Negatif Covid-19
Sementara itu, Ilham memastikan, sebanyak 51 orang tenaga medis dan tenaga penunjang di RSUD Kota Bogor yang sempat dikabarkan mengidap covid-19, dipastikannya negatif covid-19. Dengan begitu, ke 51 orang tersebut bisa bertugas seperti biasanya.

"Kepastian negatif covid-19 setelah hasil swab test yang merupakan uji diganostik covid-19 diterima dari Laboratorium IPB, dan semuanya negatif," kata Ilham.

Menurutnya, spesimen swab dari 51 orang tenaga medis dan tenaga penunjang di RSUD yang dikirimkan ke Laboratorium Collaborative Research Center milik IPB, pada Senin (20/4) lalu, hasilnya sudah diperoleh pada Jumat (24/4). Sebanyak 26 spesimen pada Jumat siang dan 25 spesimen pada Jumat malam.

"Jadi, total swab 51 orang tenaga kesehatan dan tenaga penunjang hasilnya sudah keluar semua. Alhamdulillah semuanya negatif,” imbuhnya.

Dengan hasil tersebut, menurut dia, maka ke-51 pegawai RSUD Kota Bogor tersebut, bisa langsung bekerja kembali melayani pasien di RSUD Kota Bogor, karena tenaganya dibutuhkan. Ilham menegaskan, hasil reaktif pada rapid test seperti yang dilakukan kepada para tenaga medis, memang belum tentu positif.

"Itu prinsipnya. Jadi, hasil rapid test tidak bisa dijadikan diagnosa, tetapi hanya sebagai tracing," katanya.

Tracing sendiri, lanjutnya, dimaksudkan untuk melakukan penjaringan untuk dari orang dengan risiko (ODR) untuk kemudian dilakukan swab test.

"RSUD punya 1.000 pegawai, jadi harus dilakukan penjaringan untuk memastikan mereka tetap sehat, karena setiap hari berada di zona pelayanan covid-19. Alhamdulillah hasil swab tesnya negatif semua,” ucapnya.  (Faisal Rachman) 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar