28 Mei 2019
08:02 WIB
TIMIKA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika, Papua, menggelar pemeriksaan human immunodeficiency virus and acquired immunodeficiency syndrome (HIV-AIDS). Kali ini, 41.118 jiwa penduduk menjadi target pemeriksaan.
Penanggung jawab program HIV-AIDS pada Dinkes Mimika, Yoan Tauran di Timika, mengatakan pihaknya akan menggenjot pencapaian karena pada tahun lalu warga Mimika yang melakukan pemeriksaan HIV-AIDS hanya sekitar 20 ribuan saja. Ia mengaku, kekurangan reagen untuk pemeriksaan HIV/AIDS sebagai salah satu kendalanya. Selain itu, sejumlah puskesmas di wilayah pesisir dan pegunungan tercatat tidak aktif melakukan pemeriksaan.
“Makanya dalam waktu dekat kami akan menggelar pertemuan dengan semua kepala puskesmas terutama di wilayah pegunungan dan pesisir agar jangkauan pemeriksaan HIV-AIDS lebih maksimal lagi,” terang Yoan di Timika, seperti dilansir Antara, Senin (27/5).
Adapun berdasarkan pemeriksaan tahun 2018, temuan kasus baru HIV-AIDS di Mimika mencapai 345 orang. Kasus tersebut terdiri atas 131 orang terpapar HIV dan 214 orang lainnya sudah memasuki fase AIDS.
Disampaikan Yoan, kelompok umur yang paling rentan terinfeksi HIV-AIDS di Mimika yaitu kalangan berusia 25-29 tahun, yaitu sebanyak 89 orang. Sebanyak 34 orang di antaranya terpapar HIV dan 55 orang lainnya mengalami AIDS. Selain itu, kasus HIV-AIDS juga dialami delapan anak berusia 0-15 tahun, tiga HIV dan lima AIDS.
“Kelompok anak-anak yang terinfeksi HIV-AIDS ditularkan dari ibu ke anaknya sebesar 5,25%. Yang lainnya yaitu 94,78% penularan melalui hubungan seksual,” tutur Yoan.
Ia menambahkan, populasi kunci masih menjadi salah satu kelompok paling rentan terkena HIV-AIDS. Populasi kunci terdiri atas pekerja di bar-bar seperti Kilometer 10, panti-panti pijat atau timung yang menyediakan layanan jasa pijat plus.
“Sekarang ini pertumbuhan usaha bar dan panti pijat di Kota Timika semakin menjamur dan selalu berpindah-pindah lokasi,” kata dia.
Di Timika sendiri, sudah terdapat lebih dari 80 usaha panti pijat, belum termasuk bar. Pihaknya juga terus memantau perkembangan rumah bernyanyi atau tempat karaoke dan salon-salon kecantikan karena santer terdengar tempat tersebut menyediakan jasa layanan seks komersial.
Sebagai salah satu upaya pencegahan HIV-AIDS, sejauh ini Dinkes Mimika menyediakan kondom untuk didistribusikan ke berbagai bar dan panti pijat yang menyediakan layanan seks komersial. Namun, pemanfaatan kondom tersebut sangat bergantung pada kesadaran pasangan yang melakukan transaksi seks.
“Walaupun sudah disediakan kondom, tapi kalau pasangan itu tidak mau menggunakannya, kami tidak bisa memaksakan. Itu berpulang kembali pada kesadaran mereka sendiri,” lanjut Yoan.
Sementara, data temuan kasus HIV-AIDS pada periode 2019 masih belum dapat dipublikasikan. Pihaknya baru akan menyampaikan data temuan kasus baru HIV AIDS di Mimika pada triwulan pertama 2019 paling lambat akhir Mei. (Elisabet Hasibuan)