26 Oktober 2019
15:34 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (TNG Merbabu) Junita Parjanti memperkirakan vegetasi pinus yang ada di kawasan tersebut kini hanya tersisa 10%. Kondisi itu, diakibatkan angin kencang yang melanda Gunung Merbabu sejak Rabu (23/10) malam.
“Hampir 90% pohon (pinus) roboh. Pohon patah separuh batang, patah semua di tengah,” kata Junita kepada Validnews, Sabtu (26/10).
Ia menambahkan, penanganan terhadap pohon tumbang itu juga belum bisa dilakukan dalam waktu dekat, mengingat angin masih terpantau cukup kencang. Junita mengaku, Balai TNG Merbabu tak bisa sendirian dalam menangani robohnya ribuan pohon pinus itu, dan mesti melibatkan masyarakat.
Di sisi lain, banyak masyarakat yang terkena musibah lantaran rumahnya roboh karena terdampak angin kencang. Balai TNG Merbabu dan instansi lain seperti KLHK di Jawa Tengah, Taman Nasional Gunung Merapi, serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah pun masih berfokus untuk membantu masyarakat dalam penyediaan air bersih.
Ke depannya, kata Junita, akan dilakukan upaya untuk memulihkan ekosistem TNG Merbabu. Alih-alih menanam pinus kembali, pihaknya akan mengembalikan TNG Merbabu ke vegetasi aslinya, yakni berupa pohon puspa dan cemara gunung.
Untuk diketahui, pohon pinus yang ada di TNG Merbabu ditanam sekitar tahun 1953 hingga 1998. Penanaman pinus tersebut, kata Junita, dilakukan lantaran kala itu dilakukan pengalihan kawasan Gunung Merbabu dari hutan lindung ke hutan produksi.
“Untuk tujuan konservasi kita lakukan pemulihan lagi, sekaligus mengembalikan fungsi taman nasional dengan tanaman jenis asli. Tetapi untuk wisata kembali indah lagi itu butuh waktu yang sangat lama, tidak sebentar,” ucap Junita.
Sementara ini, Junita menekankan bila jalur pendakian ke Gunung Merbabu masih ditutup untuk waktu yang belum ditentukan. Keputusan itu diambil mengingat angin kencang masih menerjang kawasan Gunung Merbabu. Terlebih lagi, kemunculan beberapa titik api juga masih kerap terlihat.
“Masih terjadi kebakaran kecil-kecil karena rumput keringnya masih ada. Cuacanya juga memang sangat panas. Tetapi titik apinya kecil, dan langsung bisa diatasi. Bisa dipadamkan,” katanya.
Junita pun memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dalam melakukan kegiatan, khususnya di tengah kondisi angin kencang dan pancaroba ini. (Shanies Tri Pinasthi)