c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

04 Desember 2019

09:02 WIB

Perajin Noken Butuh Perhatian Jelang PON

Tanggal 4 Desember diperingati sebagai Hari Noken

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Perajin Noken Butuh Perhatian Jelang PON
Perajin Noken Butuh Perhatian Jelang PON
Seorang mama Papua, pengrajin dan penjual noken sedang menjajakan barang dagangan berupa noken di depan Saga Mall Abepura, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua. (ANTARA /HO-Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua)

JAYAPURA – Perajin noken atau tas rajutan di Kota Jayapura, ibu kota Provinsi Papua mengaku membutuhkan tempat yang layak untuk berjualan, terutama saat perhelatan PON XX pada 2020 nanti. Hilaria, salah satu perajin dan penjual noken di Jalan Protokol Abepura, Kelurahan Kota Baru, Distrik Abepura, atau tepatnya di depan Saga Mall Abepura, mengaku hampir tiap hari menjajakan noken hasil rajutannya.

"Saya biasa jualan noken di depan Saga Abepura. Membuat noken merupakan kegiatan saya setiap hari. Saya sudah mulai membuat noken bermacam-macam corak untuk dijual sebagai suvenir PON 2020," katanya, seperti dilansir Antara, Selasa (3/12) malam.

Hanya saja, selama ini dia mengaku sering menghadapi kendala. Kalau hujan deras, dia dan mama-mama perajin noken lainnya tidak bisa menjajakan dagangannya. Terlebih lagi di bulan Desember ini, sering kali hujan turun.

"Jadi untuk PON 2020 saya dan mama-mama perajin noken membutuhkan tempat yang nyaman dan aman dari hujan dan bebas dari kena asap sepeda motor untuk berjualan selama kegiatan nasional itu berlangsung," kata Hilaria.

Di tempat yang sama, Maria Mote berharap, pemerintah setempat dapat memberikan perhatian kepada para perajin sekaligus pedagang noken. Dia ingin pemerintah dapat menyediakan tempat khusus berjualan noken bagi mereka.

"Supaya kami yang berjualan noken dapat tertata, lebih rapi dan soal harga noken dapat diatur baik, tamu-tamu PON yang datang pasti senang dan bisa memberi kesan yang baik pada para tamu," harapnya.

Noken yang mempunyai harga jual tinggi adalah noken yang terbuat dari kulit kayu dan kulit anggrek. Untuk membuat satu noken kulit kayu, Mama Adii, perajin lainnya, mengaku butuh waktu satu minggu.

"Biasanya kalau ada yang pesan, saya langsung membuatnya," ceritanya.

Hari Noken
Sementara itu, peneliti senior dari Balai Arkeologi Papua Hari Suroto mengingatkan, tiap tanggal 4 Desember merupakan Hari Noken. Sebab di tanggal itu, noken diakui sebagai warisan dunia UNESCO.

"Hari Noken menjadi momen yang baik untuk mengingatkan kita semua, untuk selalu bersama-sama melestarikan noken, yaitu dengan mengenakan noken setiap hari. Noken merupakan solusi masalah di Papua," katanya.

Dengan noken, alumnus Universitas Udayana Bali itu yakin penggunaan kantong plastik akan berkurang. Apalagi dengan membeli noken, kesejahteraan para perajin noken akan semakin meningkat.

"Termasuk dengan menanam pohon yang kulit kayunya dijadikan bahan noken, seperti pohon genemo atau melinjo, lingkungan jadi hijau dan bebas dari bencana alam," katanya.

Hal penting lain yang patut diingat semua pihak, noken merupakan identitas budaya Papua. "Kalau kita ke luar Papua dan mengenakan noken, orang yang melihat akan langsung teringat Papua," katanya.

Terkait PON XX 2020, Hari menyarankan agar museum noken di Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, bisa difungsikan sebagai destinasi wisata bagi para peserta PON. Mama-mama perajin noken harusnya dapat merajut di halaman museum, sekalian menjual produk karyanya.

"Jadi setelah melihat-lihat koleksi museum, para pengunjung bisa melihat langsung mama-mama merajut noken," katanya. (Nofanolo Zagoto)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar