07 Agustus 2019
21:00 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
MAGELANG – Pembagian daging kurban diimbau menggunakan bahan organik, seperti besek dan daun pisang sebagai bungkus untuk menghindari penggunaan kantong plastik. Hanya saja, di beberapa kota besar sangat sulit mencari pembungkus dari besek dan daun pisang.
Seperti di Jakarta, besek bambu yang didistribusikan oleh Perumda Pasar Jaya untuk wadah daging kurban rupanya masih sulit ditemukan di sejumlah pasar tradisional di Jakarta. Berdasarkan pantauan Antara di sejumlah lokasi, salah satunya di Pasar Pulo Gadung tidak ditemukan pedagang yang menjual wadah besek bambu.
"Di sini enggak ada yang dagang (besek bambu)," kata Hadi salah satu pedagang saat ditemui di Pasar Gadung, Jakarta, Rabu (7/8).
Wanita paruh baya itu tak menampik ada masyarakat yang menanyakan besek bambu, meski banyak yang harus kecewa karena tidak ada yang menjual. "Kalau saya jualnya cuma tusuk sate, kipas, sama arang. Kalau mau nyari besek bambu biasanya saya harus beli dulu ke Jatinegara," kata dia.
Kekosongan stok besek bambu juga diungkapkan salah satu pedagang di Pasar Klender SS yang tidak mau disebut namanya. Menurut dia, sudah sejak lama stok besek bambu habis di pasar tersebut.
"Iya saya tahu sekarang katanya pakai besek bambu enggak boleh pakai kantong plastik. Tapi di sini sudah lama enggak ada barangnya," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa belum ada pihak pengelola Pasar Jaya yang mendistribusikan stok besek bambu ke pedagang di Pasar Klender SS.
Tak hanya itu, besek bambu juga belum bisa ditemukan di toke ritel Jakmart Sunan Giri yang dikelola oleh Pasar Jaya. Menurut Rizki, salah satu staf Jakmart Sunan Giri mengatakan bahwa pihaknya belum menerima pesanan besek bambu.
"Kita sih sudah order cuma belum dikirim dari sananya. Mungkin karena masih sibuk ngirim ke tempat lain," kata dia.
Menurut dia, pelanggan yang datang ke Jakmart Sunan Giri juga tidak terlalu banyak yang menanyakan besek bambu. "Mungkin karena di sini orang tahunya pasar penjahit, jadi jarang yang nanya. Padahal kita juga sebenarnya sudah kasih pengumuman di depan pasar," ungkap Rizki.
Sebelumnya, Perumda Pasar Jaya menambah jumlah pasokan besek bambu hingga 85 ribu yang didistribusikan ke sejumlah pasar di Jakarta untuk wadah daging kurban karena permintaan yang tinggi dari masyarakat. Besek bambu tersebut bisa didapatkan di 112 titik pendistribusian yang disalurkan melalui 75 pasar tradisional dan 37 toko ritel di bawah Pasar Jaya dengan harga Rp2.000.
Penggunaan besek bambu sebagai wadah direkomendasikan oleh Gubernur DKI Anies Baswedan melalui Seruan Gubernur DKI No. 4 tahun 2019 tentang Pemotongan Hewan Kurban Dalam Rangka Hari Raya Iduladha 1440H/2019. Daging-daging kurban yang akan dibagikan pada Idul Adha 2019, menggunakan besek yang terbuat dari bambu sebagai wadah untuk mengurangi kemasan sekali pakai, seperti kantong plastik yang tidak ramah terhadap lingkungan.
Hal yang sama juga dilakukan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Bupati Magelang, Zaenal Arifin mengimbau menggunakan wadah berbahan organik seperti besek dan daun pisang untuk wadah/membungkus saat membagikan daging kurban guna menekan sampah plastik.
"Saya sudah bilang ke Pak Sekda supaya ditindaklanjuti penggunaan besek atau daun pisang pada pembagian daging kurban nanti, tentunya ini lebih higienis. Selain itu kita juga bisa memberdayakan ekonomi masyarakat dengan penggunaan besek," kata Zaenal di Magelang, dikutip Antara, Rabu (7/8).
Ia menuturkan pihaknya akan memberikan surat bersifat imbauan kepada seluruh takmir masjid atau masyarakat yang menjadi panitia kurban di Kabupaten Magelang untuk menggunakan besek dan daun pisang supaya menghindari penggunaan kantong plastik (kresek).
"Marilah kita menggunakan bahan dari alam yang lebih ramah lingkungan." katanya.
Ia meminta kepada seluruh masyarakat agar bisa menjadi agen-agen untuk menekan jumlah sampah anorganik di Kabupaten Magelang, termasuk di kelembagaan pemerintah daerah. "Saya minta saat rapat-rapat, kita tinggalkan bahan yang berbau plastik. Kalau harus pakai lepek ya pakailah lepek. Kalau minum ya pakailah gelas. Kita ini harus menjadi teladan lebih dulu," katanya.
Ia menuturkan kalau penduduk di Kabupaten Magelang ini kurang lebih 1,28 juta jiwa dan sumbangan sampah per orang 0,5 kilogram per hari, maka dalam satu bulan akan terkumpul ratusan ton sampah.
"Kita mau punya lahan TPA yang begitu besar pun juga tidak akan pernah selesai masalah sampah ini. Jadi tidak usah muluk-muluk, mulai dari diri masing-masing saja untuk mengurangi penggunaan plastik setiap harinya," katanya. (Syahrul Munir)