c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

26 Agustus 2020

20:21 WIB

Penanganan Pekerja Migran Indonesia Harus Komprehensif

Saat ini, BP2MI dan Lemhannas mencoba petakan tiga pilihan kerja sama

Penanganan Pekerja Migran Indonesia Harus Komprehensif
Penanganan Pekerja Migran Indonesia Harus Komprehensif
Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia berbaris untuk menjalani pendataan setibanya mereka di Kantor Dinas Sosial Provinsi Kalbar di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (24/6/2020) malam. ANTARAFOTO/Jessica Helena Wuysang

JAKARTA - Permasalahan pekerja migran Indonesia (PMI) di Tanah Air masih saja terjadi. Untuk itu, Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani, menyampaikan pentingnya pengadaan kajian strategis guna menyelesaikan sumber masalah terkait PMI.

Salah satu upaya yang pihaknya saat ini adalah mengajak Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) membuat kajian strategis yang lebih spesifik terkait penanganan PMI. "Karena penyelesaian masalah PMI harus komprehensif, di mana semua pihak harus turut terlibat," kata Benny melalui keterangan pers di Jakarta, Rabu (26/8).

Benny mengatakan, saat ini BP2MI dan Lemhannas coba petakan tiga pilihan kerja sama. Pertama, adanya materi pemantapan nilai-nilai kebangsaan yang dimasukkan sebagai kurikulum dalam Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) bagi PMI sebelum berangkat ke luar negeri.

Kedua, pemantapan nilai-nilai kebangsaan kepada para pejabat eselon 1, 2, dan 3 di lingkungan BP2MI. Ketiga, adanya kajian strategis terkait regulasi penempatan PMI yang masih tumpang tindih.

"Selanjutnya kita akan membicarakan secara lebih spesifik, seperti apa bentuk kerja sama yang pas," kata dia.

Kepala Lemhannas, Agus Widjojo mengatakan, sudah merupakan fungsi Lemhannas untuk memberikan pemantapan nilai-nilai kebangsaan dan membuat kajian strategis tertentu yang akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.

Pertemuan kali ini, kata Agus, merupakan titik awal guna mengambil langkah lanjut koordinasi kerja sama kedua lembaga, bahkan mungkin bisa berbentuk perjanjian terlebih dahulu. 

"Lalu terkait bentuk kerja sama apa yang paling pas, akan kita bicarakan selanjutnya, apakah terkait pemantapan nilai-nilai kebangsaan ataupun kajian strategis," ujar Agus. (Herry Supriyatna)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar