06 Agustus 2019
09:04 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendukung acara Jakarta International Literary Festival (JILF) 2019. Gubernur DKI Jakarta, Aies Rasyid Baswedan menyatakan, dengan adanya JILF, Jakarta dapat menjadi sebuah ekosistem yang sehat bagi pertumbuhan kegiatan kebudayaan. Menurutnya, bibit potensial dapat tumbuh dan karya yang baik mampu berkembang dan menemukan wahananya.
Anies juga berharap, JILF akan menjadikan Ibukota sebagai salah satu titik penting literasi dunia.
“Kami mendukung sekali kegiatan ini. Dan yang tidak kalah penting, ekosistem yang sehat bisa memfasilitasi hadirnya pelaku-pelaku berkaliber dunia untuk hadir, untuk bisa berkembang, bersama-sama,” ujarnya pada konferensi pers JILF 2019, di Balaikota, Jakarta Pusat, Senin (5/8).
JILF 2019 ini merupakan pertama kalinya digelar dan akan diselenggarakan pada tanggal 20–24 Agustus di Theater Jakarta dan kompleks Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Festival yang digagas oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ini rencananya akan digelar setiap tahun. Dengan identitas yang menitikberatkan pada pembacaan antarnegara Selatan, JILF memberi kesempatan untuk lebih saling mengenal karya dan penulis di wilayah ini. Lebih dari 60 penulis dan pelaku sastra dari dalam dan luar negeri akan terlibat.
Selama lima hari berturut-turut, JILF 2019 akan menggelar program utama simposium dan bincang-bincang yang menampilkan tema-tema menarik dan penting dalam sastra Selatan. Simposium akan diadakan dua kali setiap hari yang dilanjutkan oleh perbincangan yang lebih cair mengenai tema-tema tertentu, dan perbincangan khusus dengan penulis terpilih.
JILF 2019 juga mengajak pelaku maupun pecinta sastra di Indonesia untuk lebih jauh terlibat dan menikmati program-program utama lainnya yang tak kalah menarik.
Lebih lanjut Anies, perlu kesadaran bersama bahwa Jakarta telah menjadi simpul atau titik dari percakapan penumbuhan budaya Indonesia. Jakarta menjadi tempat di mana sastrawan lintas suku bangsa berkarya dan bersama-sama membangun Indonesia. Sebab, ajang kebudayaan berskala internasional ini akan menghadirkan para pelaku sastra dan penulis dari dalam maupun luar negeri.
“Sudah saatnya Jakarta naik kelas untuk ikut mewarnai percakapan kebudayaan dunia. Alhamdulillah, kita bersyukur bahwa salah satu peran penting dari sebuah kota sebagai pusat kegiatan kebudayaan bisa kita fasilitasi bersama,” imbuhnya. (Fajar Setyadi)