17 Oktober 2020
09:21 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
BOGOR – Pemerintah Kota Bogor mendapat tawaran kerja sama dari sebuah perusahaan swasta asal Jepang untuk pengolahan minyak jelantah, atau limbah minyak goreng menjadi biodiesel sebagai zat aditif bahan bakar minyak (BBM).
Tawaran tersebut disampaikan oleh perwakilan dari perusahaan swasta asal Jepang itu kepada Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, di Balai Kota Bogor, Jumat (16/10).
Menurut Dedie, Kota Bogor pernah memiliki pengalaman dalam memanfaatkan jelantah. Limbah minyak goreng itu diolah menjadi bahan bakar minyak biodiesel yang dimanfaatkan untuk zat aditif BBM pada kendaraan Transpakuan, pada 12 tahun lalu.
Namun kendalanya adalah pasokan bahan baku minyak jelantah yang tidak stabil jumlahnya. Sehingga, proses produksinya juga tidak bisa berjalan stabil dan konsisten.
"Karena itu, pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel ini tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemerintah, sehingga perlu ada keterlibatan swasta," lanjut Dedie seperti dikutip dari Antara.
Menurut Dedie, perusahaan swasta dari Jepang ini menawarkan, pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel untuk tambahan BBM yakni B30 sampai B100.
"Ini baru pertemuan pertama. Berikutnya, kami ingin bicara lebih detail lagi bagaimana proses bisnisnya," ucap Wawalikota Bogor itu.
Menurut dia, pada pembicaraan awal, pihak swasta Jepang itu menginginkan kepastian adanya pasokan minyak jelantah. "Nanti kita coba untuk mengelola bersama-sama dengan DLH (Dinas Lingkungan Hidup). DLH sudah memiliki modal Basiba (Bank sampah berbasis aparatur) yang jumlahnya sekitar 300 titik di Kota Bogor," urai Dedie.
Saat ini, hanya sampah plastik, kertas, dan logam yang memiliki manfaat untuk daur ulang. "Kalau saat ini ada tawaran untuk pengolahan minyak jelantah, maka potensi minyak jelantah ini akan diupayakan untuk menaikkan nilai tambahnya," ujar dia.
Sementara itu, perwakilan dari perusahaan swasta asal Jepang, Cahyo, menyatakan, kehadiran mereka ke Balai Kota Bogor adalah menawarkan proposal kerja sama untuk pengolahan limbah minyak goreng menjadi biodiesel.
"Tawaran ini akan menjadi satu proyek percontohan bagus untuk pengolahan biodiesel yang ramah lingkungan. Jika proyek percontohan ini berhasil, bisa menjadi percontohan bagi daerah lainnya," urai Cahyo.
Menurut Cahyo, kalau proposal kerja sama ini bisa berjalan, proses produksinya juga akan ada kerja sama turunan lagi dengan pihak ketiga. Yakni, dengan prinsip kerja sama yang saling menguntungkan.
Cahyo juga menyatakan, pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel pada skala Kota Bogor ini bisa ekonomis. (Leo Wisnu Susapto)