09 Agustus 2018
10:55 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
MATARAM – Pascagempa berkekuatan 7 skala richter (SR) yang terjadi pada Minggu (9/8) lalu, pencurian marak terjadi pada rumah warga Lombok. Aksi pencurian ini disesalkan sejumlah warga Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Harta benda warga banyak yang hilang akibat ditinggal mengungsi," kata Bagus salah satu warga Selaparan di Mataram, seperti dilansir Antara, Kamis (9/8).
Ia menyebutkan barang yang hilang bermacam-macam mulai dari gas tabung, makanan toko, hingga sepeda motor milik masyarakat yang rumahnya ditinggal mengungsi. Bahkan ada laporan, hewan ternak milik warga, seperti kuda dan sapi, juga hilang.
"Di Mataram saja kami mengumpulkan informasi ada sekitar 70-an lebih motor hilang setelah gempa," tambahnya.
Mendukung pernyataan Bagus, Farouk warga Mataram juga membenarkan adanya aksi pencurian setelah gempa. "Makanya di sekitar rumah sekarang kami gilir untuk ronda, walau warganya sudah mengungsi," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, kampung terdampak gempa kondisinya memang relatif sepi. Rumah yang ditinggalkan beberapa di antaranya bahkan masih dalam kondisi terbuka.
Selain itu, masih terlihat beberapa barang yang masih memiliki nilai ekonomis di antara reruntuhan bangunan yang roboh, seperti motor, perlengkapan rumah tangga hingga barang elektronik.
Makanya, warga menyesalkan masih saja ada oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan situasi bencana ini. Bagus dan Farouk berharap, selain berfokus pada penanganan korban gempa, aparat juga dapat lebih aktif untuk menjaga keamanan.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Hary Tjatmiko, dalam keterangan tertulisnya, mengatakan hingga Kamis (9/8) pukul 08.00 Wita, tercatat telah terjadi 355 gempa susulan. Dari lebih 300 kali gempa susulan tersebut, gempa yang dirasakan cukup kuat tercatat sebanyak 17 kali.
Periode gempa bumi susulan yang terjadi juga semakin jarang. Tercatat sejak Kamis (9/8) dini hari pukul 00.00 WITA hingga pukul 08.00 WITA gempa terjadi enam kali yaitu masing-masing tiga kali pada pukul 02.00 dan 03.00 Wita.
Gempa bumi 7,0 SR yang melanda Pulau Lombok dan Sumbawa pada Minggu (5/8) lalu juga dirasakan hingga ke Bali dan Jawa Timur. Gempa tersebut disebut BMKG sebagai gempa utama dari rangkaian gempa yang terjadi di Lombok sebelumnya yaitu pada 29 Juli 2018 yang juga merusak dan menimbulkan korban jiwa jika dilihat dari episenternya yang relatif sama.
Hingga Rabu (8/8) BNPB dan BPBD Nusa Tenggara Barat menyebut korban meninggal 131 orang, ratusan lainnya luka-luka dan ribuan rumah rusak. (Nofanolo Zagoto)