c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

14 Agustus 2019

16:07 WIB

PD Pasar Jaya Patok Harga Besek Bambu Lebih Murah

Besek bambu menjadi salah satu pilihan untuk bisa mengurangi sampah plastik

PD Pasar Jaya Patok Harga Besek Bambu Lebih Murah
PD Pasar Jaya Patok Harga Besek Bambu Lebih Murah
Pedagang besek bambu di Pasar Jatinegara Jakarta Timur menyiapkan besek yang akan dijual sebagai wadah daging hewan kurban. ANTARANews/Muhammad Zulfikar

JAKARTA – Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya akan melakukan pengadaan besek bambu secara berkelanjutan dengan harga satuan tetap Rp2.000. Meskipun, harga pasaran berada di angka tiga kali lipat.

"Kami sudah ada kerja sama jadi nanti kami pesan berulang-ulang berdasarkan penjualan kami. Kami juga coba pasok ke pedagang di pasar, jadi mereka bisa beli dengan kami," kata Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin di Pasaraya, Blok M, Jakarta, Rabu (14/8), dikutip dari Antara.

Dia mengungkapkan, setelah penggunaan besek bambu gencar dilakukan, harga satuan di pasaran besek bambu ukuran kecil mencapai Rp6.000. Sedangkan ukuran yang lebih besar, per satuan mencapai Rp7.500.

"Karena permintaan tinggi akhirnya harga naik tapi itu tidak apa, yang penting jangan sampai ada di tengah menjadi konsolidator untuk menaikkan harga sedangkan di perajin, tidak ada," imbuhnya.

Menurut dia, saat momen menjelang Lebaran Kurban itu, PD Pasar Jaya memasok 50 ribu hingga hampir 100 ribu besek bambu. Meskipun Idul Adha sudah selesai, kata dia, bukan berarti pengadaan besek bambu juga terhenti.

Caranya, lanjut dia, BUMD DKI Jakarta itu sudah melakukan kampanye di pasar di bawah kelola PD Pasar Jaya agar pedagang dan masyarakat semakin sadar untuk mengurangi plastik. Tidak hanya untuk daging saja, besek bambu juga bias sebagai wadah bumbu dan makanan lainnya. Besek bambu menjadi salah satu pilihan untuk bisa mengurangi sampah plastik, karena dinilai sebagai wadah ramah lingkungan.

“Sebagian besar, besek bambu dipasok dari para perajin di Tasikmalaya dan sebagian wilayah di Jawa Barat,” ucap dia.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif WALHI Jakarta, Tubagus Soleh Ahmadi menyebutkan penggunaan besek sebagai wadah daging kurban yang ramah lingkungan pengganti kantong plastik belum maksimal. Tubagus melihat warga masih menganggap besek mahal sehingga enggan menggunakannya.

“Warga melihat itu mahal karena berpikir hanya dipakai sekali, berarti ada substansi masalah yang tidak sampai ke masyarakat,” ujar dia.

Terpisah, Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat menyebutkan penggunaan besek bambu dan kantong ramah lingkungan dalam pembagian daging kurban saat Idul Adha menekan jumlah sampah plastik yang diperkirakan berkurang antara 30 hingga 40% dari total sampah per hari.

"Sekarang ini sudah mulai ada kesadaran. Selain besek, kami sarankan juga menggunakan kantong ramah lingkungan seperti telobag dan wadah sendiri seperti baskom untuk tempat daging kurban," kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Edy Mulyanto di Jakarta, Senin.

Menurut Edy, per hari rata-rata jumlah sampah di Jakarta Barat yang diangkut ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang mencapai sekitar 1.450 ton.

Dari jumlah itu, lanjut dia, sekitar 60% di antaranya merupakan sampah organik dan sisanya merupakan sampah anorganik termasuk plastik.

Sebelum diangkut ke pembuangan akhir itu, sampah-sampah juga sudah terlebih dahulu dipilah karena sampah tersebut masih ada nilai ekonominya.

Pengangkutan sampah, kata dia, dilakukan tiga kali jam kerja dalam sehari yakni pukul 24.00–08.00, 08.00–16.00 dan 16.00 hingga 24.00 WIB.

Saat ini, jumlah sampah yang dihasilkan setelah Iduladha masih sedang dihitung, namun diperkirakan jumlahnya masih tetap sama dengan jumlah rata-rata harian. (Fajar Setyadi)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar