17 April 2019
16:18 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
DEPOK – Beragam cara untuk menarik pemilih agar datang ke tempat pemungutan suara (TPS). Contohnya Kampoeng Pemilu Nusantara di RW 03, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat (Jabar).
Di tempat mencoblos itu, menggabungkan delapan TPS di halaman Kantor RW 03 Depok Jaya. Selain itu, pemilih juga difasilitasi odong-odong sebagai layanan antar jemput. Dekorasi meriah bak tujuhbelasan dengan nuansa nusantara yang sangat kental.
"Yang tadinya malas datang diantar jemput pakai odong-odong sampai depan rumah," ungkap petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di TPS 19, Agus (60), kepada Validnews, Rabu (17/4).
Fasilitas odong-odong itu, lanjut Agus, tidak berbayar alias gratis. Pemilih cukup menunggu di depan rumah menanti jemputan odong-odong hingga lokasi pencoblosan. Begitu pula sebaliknya saat pulang hanya menunggu di depan Kantor RW 03 untuk pulang ke rumah.
Odong-odong beroperasi hingga seluruh rangkaian pemilu selesai.
Ditambahkan Agus, Kampoeng Pemilu Nusantara yang terletak di Jalan Nenas itu menghadirkan delapan kebudayaan berbeda di masing-masing TPS.
Kebudayaan Jawa yang kental dengan nuansa petani di TPS 18, kebudayaan Minang, Sumatra Barat (Sumbar) di TPS 19, kebudayaan Sunda di TPS 20, kebudayaan Bali di TPS 21, kebudayaan Batak di TPS 22, Kebudayaan Melayu di TPS 23, Kebudayaan Betawi di TPS 24 dan budaya batik Jawa di TPS 25.
Guna memperkuat nuansa nusantara, panitia TPS mengenakan pakaian khas nusantara. Agus sendiri selaku petugas TPS 19 menggunakan pakaian khas Minang sesuai dengan tema TPS tempatnya bertugas.
"Biar meriah, biar menarik orang untuk datang. Dari tadi alhamdulillah ramai," kata Agus.
Ia menceritakan, antusiasme pemilih sangat tinggi. Sejak dibuka, pemilih berbondong-bondong datang. Tak sedikit pula yang mengabadikan momen pesta demokrasi akbar tersebut.
Pemilih yang masuk daftar pemilih tetap (DPT) TPS 19 sendiri hingga pukul 11.30 WIB sudah hampir semuanya mencoblos. TPS 19 sendiri hanya terdiri dari satu RT saja.
Tidak hanya masyarakat, Agus menyatakan keriuhan Kampoeng Pemilu Nusantara juga sukses mendatangkan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya, Irjen Gatot Eddy Pramono. Termasuk sejumlah petinggi di Kota Depok, media serta televisi nasional.
Kesuksesan Kampoeng Pemilu Nusantara mendatangkan pemilih sesuai dengan tujuan pembentukannya. Ketua Panitia Kampoeng Pemilu Nusantara 2019 Syarifudin berharap penggabungan TPS dapat meningkatkan silaturahmi warga RW 3 yang meliputi 11 RT.
Adapun anggaran pembentukan Kampoeng Pemilu Nusantara adalah hasil urunan warga RW 3.
"Harapannya warga bisa benar-benar merayakan apa yang namanya pesta demokrasi," tukas Syarifudin.
Kupon Doorprize
Adapun menurut Panitia Pengawas (Panwas) TPS 22, Boy Rinaldi, Kampoeng Pemilu Nusantara merupakan cara jitu menarik perhatian pemilih. Pertama, aksesoris dan dekorasi meriah jelas membuat warga penasaran.
"Kemudian ada doorprize. Jadi pemilih berbondong-bondong datang karena dapat kupon doorprize," terangnya kepada Validnews, Rabu (17/4)
Adapun doorprize yang dimaksud meliputi beberapa unit sepeda. Selain itu, adapula iring-iringan musik, periksa kesehatan gratis, permainan anak, dan lain-lain. Hal itu dirasa sah-sah saja karena tujuannya untuk meningkatkan jumlah pemilih. Tidak ada pelanggaran yang terjadi karena hal-hal tersebut.
"TPS saya aman. Kalau ada kecurangan apapun banyak orang melihat, panwas juga melihat, kemudian panitia pemilihan kecamatan (PPK) juga mengontrol," imbuh Boy.
Sejauh ini, tidak ada kendala berarti yang ditemui pihaknya. Hanya saja, ada salah seorang pemilih asal Kupang yang bekerja di RW setempat belum sempat mengurus formulir A5.
Ia kemudian membawa kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) dan kartu keluarga (KK) serta masuk menjadi pemilih dalam daftar pemilih khusus (DPK). Untuk bisa mencoblos ia harus menunggu pukul 12.00 WIB.
Sementara itu, salah seorang pemilih asal Papua, Victor (46), berpendapat suasana berbeda yang disuguhkan panitia sukses mencuri perhatian. Ia menilai hal tersebut merupakan inovasi untuk meningkatkan partisipasi pemilih.
Konsep nusantara juga tepat bagi warga Depok yang sebagian besar berasal dari berbagai daerah, seperti ia sendiri dari ujung timur Indonesia. "Ini memang menarik. Yang tadinya tidak ikut mencoblos jadi datang karena penasaran," tuturnya kepada Validnews, Rabu (17/3).
Ia menjelaskan, ini bukan kali pertama ia memilih di Depok. Sejak pindah dari Papua ke Depok pada tahun 1998 lalu, ia rutin ikut mencoblos. Menurutnya, hak suara harus dimanfaatkan sebaik-baiknya karena nasib bangsa ditentukan oleh pemimpin dan para wakil rakyat lainnya.
Ia berharap, usaha yang dikerahkan panitia membuat Kampoeng Pemilu Nusantara mendapat hasil yang setimpal, yaitu partisipasi pemilih meningkat. Selain itu, para wakil rakyat yang terpilih nantinya benar-benar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia sendiri sudah sedikit mencari tahu latar belakang calon sebelum datang ke TPS.
Sayangnya, apa yang dilakukan Victor berkebalikan dengan sejumlah Ibu yang mengaku bingung harus memilih siapa. Kepada Validnews ia mengaku akan memilih calon secara asal dari salah satu partai yang sering dibicarakan di lingkungannya.
"Sepertinya pilih salah satu dari partai ini. Bingung pilih siapa karena terlalu banyak," tukas Ibu yang namanya tidak mau disebut itu. (Elisabet Hasibuan)