c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

13 Oktober 2018

16:34 WIB

Mimika Kampanyekan Minum Obat Kaki Gajah

Berdasarkan hasil penelitian Kemenkes, Mimika termasuk salah satu daerah endemis kasus filariasisi

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Mimika Kampanyekan Minum Obat Kaki Gajah
Mimika Kampanyekan Minum Obat Kaki Gajah
Ilustrasi. Salah seorang warga penderita penyakit kaki gajah. Antarasumbar/Wahdi Septiawan.

TIMIKA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, mengadakan kampanye minum obat massal atau disebut pemberian obat pencegahan massal (POPM) penyakit filariasis kepada warga setempat di Kantor Bupati. POPM dilakukan karena kejadian penyakit yang disebut kaki gajah itu masih cukup tinggi, yaitu di atas 2%.

"Mimika termasuk salah satu daerah endemis kasus filariasis berdasarkan hasil penelitian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sekitar tahun 2004. Temuan kasus filariasis terbanyak di Mimika yaitu di Kampung Iwaka SP7 Mulia Kencana. Angka kasus filariasis di Mimika masih di atas 2%," ujar Sekretaris Dinkes Mimika Reynold Ubra di Timika, seperti dilansir Antara, Sabtu (13/10).

Dinkes sendiri mencanangkan POPM akan berlangsung selama lima tahun ke depan. Oleh dinkes masyarakat diwajibkan meminum obat kaki gajah secara rutin agar Mimika terbebas dari penyakit kaki gajah.

"Selama lima tahun berturut-turut setiap orang di Mimika setahun sekali meminum obat untuk mencegah penyakit filariasis. Apalagi vektornya ada di sini sehingga minum obat massal ini merupakan solusi untuk mengeliminasi kasus filariasis di Mimika," terang Reynold.

Ditambahkannya, POPM kaki gajah diterapkan kepada semua orang di Mimika, terkecuali ibu hamil, anak-anak di bawah usia dua tahun serta pasien yang memiliki riwayat penyakit jantung.

Sebelumnya, Kemenkes telah menargetkan agar Indonesia tereliminasi dari penyakit filariasis pada tahun 2020 mendatang. Penelitian Kemenkes menunjukkan sejumlah daerah lain di Indonesia telah bebas dari kejadian filariasis, frambusia, kusta, rubela dan campak sejak tahun 2017.

Sementara itu, Kepala Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Papua Yamamoto Sasarari mengungkapkan penyebaran mikrofilaria di Mimika sudah lebih dari 1%. Hal ini menjadikan Mimika termasuk dalam kategori daerah endemis filariasis. Adapun yang berwenang menentukan suatu daerah dikategorikan endemis filariasis atau tidak adalah badan kesehatan dunia atau WHO.

Yamamoto menjelaskan tahun lalu ada tiga warga Mimika yang positif tertular penyakit filariasis. Sementara jauh sebelum itu, yaitu pada tahun 2007 di Mimika ditemukan lebih dari 10 kasus filariasis.

"Kalau ada temuan satu kasus filariasis saja, maka konsekuensinya semua penduduk di satu kabupaten itu harus minum obat," kata Yamamoto.

Sejauh ini, Dinkes Papua telah mendistribusikan obat ke daerah-daerah, terutama yang dikategorikan sebagai daerah endemis untuk melakukan program minum obat secara massal, guna menghindari terjadinya penularan penyakit filariasis. Penyakit ini diakibatkan cacing mikro yang ditularkan ke orang lain lewat gigitan nyamuk. (Elisabet Hasibuan)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar