06 Februari 2019
08:49 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
TRENGGALEK – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebut dirinya sebenarnya malas melakukan kunjungan kerja ke pesisir selatan Jawa Timur (Jatim), termasuk ke Pelabuhan Prigi, Trenggalek. Alasannya, karena merasa telah dikhianati oleh nelayan di kawasan ini.
"Kalau bukan karena diminta oleh Pak Johan Budi (caleg DPR RI dari PDIP), diminta oleh Bu (Gubernur terpilih) Khofifah dan Pak (Bupati Trenggalek) Emil Dardak, saya mungkin tidak pernah kepingin ke sini," ucapnya blak-blakan saat bertemu dan berdialog dengan komunitas nelayan Prigi, Trenggalek, seperti dilansir Antara, Selasa (6/2).
Tak hanya dengan nelayan di pesisir Selatan Jatim, Susi juga ogah berkunjung ke pesisir Selatan Jateng. Keengganan menteri perempuan di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sering tampil nyentrik ini bukan tanpa alasan.
Susi mengaku, selama ini telah dikhianati oleh nelayan di dua daerah tersebut. Terutama berkaitan dengan larangannya atas penggunaan jaring payang atau sejenisnya yang berserat kecil, serta penggunaan rumpon-rumpon untuk menangkap "baby lobster" (benur).
"Sudah bersih belum itu rumpon-rumpon lobster. Kalau masih saja begitu, malas saya (ke sini lagi)," ujarnya.
Padahal atas permintaan ketiga tokoh yang juga sahabat Susi itu, dia didorong untuk membantu membangun pesisir Selatan Jatim, khususnya Trenggalek dan sekitarnya.
Saat acara peresmian Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Higienis dan penyerahan bantuan permodalan untuk nelayan dan UKM sektor perikanan di halaman TPI Prigi, Susi kembali menyentil soal ketidakpatuhan nelayan di pesisir Selatan Jatim.
Padahal semua aturan yang dia buat selama ini, mulai dari kebijakan perang melawan pencurian ikan, penenggelaman kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia, larangan penggunaan jaring cantrang, hingga penolakan atas rumpon ikan dan udang lobster semua demi kebaikan nelayan.
"Wong ibuk iki gae aturan kangge apike njenengan kabeh kok di belakang malah dikhianati (Orang ibu/saya ini membuat aturan demi kebaikan nelayan kok malah di belakang dikhianati)," katanya.
Pada akhir pidatonya Susi menegaskan, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan akan bertindak tegas dengan melarang penggunaan rumpon-rumpon untuk menjebak berkumpulnya ikan.
Aturan itu berlaku untuk nelayan besar, menengah maupun kecil. Ia juga mengingatkan nelayan untuk tak lagi memasang rumpon-rumpon untuk menangkap udang lobster dan baby lobster.
"Ke depan sudah tidak akan ada lagi rumpon. Sebab kalau dibiarkan itu baby tuna juga ikut tertangkap. Ikan tak mau lagi minggir ke pantai. Rumpon udang di perairan pantai juga (tidak boleh). Nanti yang melanggar akan ditindak tegas," ujarnya.
Pembangunan Jeti
Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak menyambut baik beberapa kritikan serta masukan yang dilontarkan Menteri Susi saat melakukan kunjungan kerja di Pelabuhan Prigi, Senin (4/2) hingga Selasa (5/2).
Dalam pernyataannya saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (5/2), Emil menegaskan akan menindaklanjuti arahan Menteri Susi untuk lebih memprioritaskan pembangunan jeti ketimbang membangun konstruksi pemecah ombak.
"Pembangunan jeti ini sebagai alternatif dari break water, yang bisa digunakan untuk dimanfaatkan kapal-kapal lebih besar. Mudah-mudahan ini bisa memantapkan positioning Teluk Prigi sebagai salah satu pusat perikanan di Jawa," kata Emil.
Beruntungnya pembangunan break water yang sudah sempat berjalan masih tahap awal. Tindak lanjut pembangunan konstruksi membentuk cekdam penahan atau pemecah ombak ini untuk selanjutnya akan dikaji ulang oleh tim teknis terkait.
Menurut Emil, salah satu bagian break water yang sudah terbangun, bahkan bakal dibongkar, diganti dengan pembangunan dermaga jeti untuk alur bongkar-muat angkutan kapal dari atau ke daratan.
"Tentunya nanti akan didahului kajian teknis oleh tim KKP, untuk memastikan itu dan akan segera diumumkan hasilnya," kata Emil.
Ia mengakui, kritik dan masukan dari Menteri Susi itu membuat skenario dan konsep pembangunan Pelabuhan Niaga berubah drastis.
"Ini setengah sirkus juga. Meloncat-loncat (perencanaannya)," kata Emil.
Tidak hanya masalah konsep pelabuhan niaga yang akan didesain ramah lingkungan dan tidak merusak pantai, dia menanggapi isu kelangkaan udang lobster di perairan Prigi maupun kawasan pantai-pantai lain di Jatim sebagaimana diungkap Menteri Susi.
"Terkait benur, terus terang saya sendiri ikut prihatin. Karena ya itu tadi. Kalau lobster banyak sini kan bisa jadi rezeki buat orang setempat. baik dijual ke luar maupun menjadi daya tarik pariwisata di sini," katanya.
Faktanya, kata Emil, lobster sekarang sudah dicari. Perburuan benur dengan cara menggunakan rumpon dan lampu-lampu saat malam membuat udang lobster dewasa semakin sulit ditemui.
"Cuman untuk menangani ini, makanya kami kemarin coba menggunakan ini sebagai isu utama, isu sentral kunjungan beliau. Supaya setelah ini, kami bisa segera melakukan penanganan," kata Bupati.
Untuk soal Perda pelarangan penggunaan rumpon serta jaring cantrang yang berserat kecil, Emil menyatakan hal itu akan menjadi ranah kewenangan Bupati Trenggalek yang baru, penggantinya karena sebentar lagi (Februari ini) Emil segera dilantik sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur mendampingi Gubernur terpilih Khofifah Indar Parawansa. (Nofanolo Zagoto)