c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

12 Juni 2020

08:23 WIB

Menpan-RB Apresiasi Inovasi Penanganan Radikalisme di Lingkup ASN

Penanganan paham radikalisme harus beradaptasi dengan digitalisasi

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Menpan-RB Apresiasi Inovasi Penanganan Radikalisme di Lingkup ASN
Menpan-RB Apresiasi Inovasi Penanganan Radikalisme di Lingkup ASN
Tjahjo Kumolo. ANTARANews/Pamela Sakina

JAKARTA – Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo mendorong Aparatur Sipil Negera (ASN) untuk memiliki kemampuan dan berinovasi dalam memerangi paham radikalisme.

"Masalah kebangsaan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah adanya paham radikalisme," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (10/6) malam.

Tjahjo menerangkan, setiap lulusan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) tingkat I dituntut untuk memiliki inovasi melalui proyek perubahan. Proyek perubahan terkait penanganan radikalisme dinilai perlu diperluas dan beradaptasi menggunakan platform digital.

Untuk itu, salah satu proyek perubahan yang ditawarkan adalah dengan melakukan pembangunan aplikasi "ASN No Radikal". Aplikasi ini sebagai optimalisasi portal aduanasn.id mulai tingkat pusat sampai tingkat daerah.

Dikatakan, pihaknya mengapresiasi ide proyek perubahan tersebut. Ia menekankan bahwa integrasi sistem adalah hal yang patut diperhatikan dalam membangun aplikasi ini. 

"Yang perlu menjadi perhatian ke depannya adalah integrasi sistem dan data aplikasi dari kedua sistem, baik yang akan dibangun maupun yang ada di situs aduanasn.id sehingga tidak terjadi silo-system dalam penanganan radikalisme," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Adi Suryanto menyampaikan bahwa dalam pengembangannya, aplikasi ini perlu menggandeng dan berkolaborasi dengan stakeholder lainnya. Kolaborasi tersebut menjadi perwujudan dari pemerintah yang terbuka, dan menjadi pembelajaran untuk mengesampingkan ego sektoral untuk menjadikan produk bersama yang nantinya bisa dirasakan manfaatnya.

Menurutnya, tidak hanya pengembangan aplikasi yang membutuhkan perhatian, tapi juga bagaimana 'menjual' aplikasi tersebut kepada stakeholder. Ia mengimbau agar pemerintah memperhatikan cara berkomunikasi yang digunakan saat memperkenalkan aplikasi ini.

"Kadang inovasi sudah bagus, tapi jika cara menjual kurang baik, maka hasilnya akan jadi tidak maksimal," imbuhnya. (Fuad Rizky)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar