27 Februari 2020
09:13 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengimbau setiap sekolah membentuk tim pencegahan tindak kekerasan. Imbauan ini menyusul maraknya kasus kekerasan di sekolah, terbaru kasus murid dipaksa makan feses atau kotoran manusia di Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pelaksana tugas Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud, Ade Erlangga Masdiana mengatakan, pembentukan tim itu sesuai dengan Peraturan Mendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
“Kami mengimbau kepada sekolah untuk menaati Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015, dan segera membentuk tim pencegahan tindak kekerasan, agar tidak terjadi lagi kasus-kasus kekerasan di lingkungan satuan pendidikan,” kata Ade dalam siaran pers yang diterima, Rabu malam (27/2).
Pihak sekolah, guru, dan pemerintah daerah diminta untuk menyusun langkah-langkah konkret dan sistematis dalam pencegahan kekerasan. Termasuk tegas memberikan sanksi terhadap pelaku sebagaimana tercantum dalam regulasi yang berlaku.
Di samping itu, ujar Ade, diperlukan penyusunan prosedur anti-kekerasan dan pembuatan kanal pelaporan berdasarkan pedoman Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015. Kemendikbud pun mengapresiasi warga yang melaporkan ketika mengetahui suatu peristiwa kekerasan di sekolah.
"Kami juga mendorong terselenggaranya pendidikan karakter dengan memanusiakan manusia dan melarang segala bentuk tindakan ataupun pendekatan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan,” ujar Ade.
Sementara itu, terkait kasus yang terjadi di Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Ade mengatakan Kemendikbud turut prihatin terhadap para korban. Kemendikbud melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi NTT sampai saat ini masih melakukan mediasi antara pengelola seminari dan orang tua murid.
"Kami turut prihatin atas kejadian di Seminari St. Maria Bunda Segala Bangsa Maumere. Semoga kejadian-kejadian serupa tidak terjadi lagi, baik di sekolah tersebut ataupun di sekolah lainnya,” ucap Ade. (Wandha Nur Hidayat)