12 Desember 2018
18:41 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – PT MRT Jakarta (MRT) dan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) berencana akan membentuk perusahaan patungan untuk mengelola pembayaran satu tiket. Jika hal ini dapat diwujudkan, nantinya penumpang tidak perlu repot lagi untuk membeli tiket jika berpindah transportasi umum tersebut.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan saat ini pihaknya terus membahas dengan PT Transjakarta guna melakukan integrasi layanan. Adapun bentuk integrasi yang bakal dilakukan tak hanya sebatas fisik namun juga pada sistem pembayaran tiket.
"Kalau untuk satu tiket itu masih harus dikaji lebih dalam. Akan ada kerja sama antara MRT Jakarta, Transjakarta dan Jakpro. Itu sedang disiapkan mekanismenya, baik mekanisme teknis maupun mekanisme administrasinya," ujar Wiliam di Jakarta, Rabu (12/12).
Wiliam melanjutkan, kalau untuk integrasi fisik seperti halte bus dan stasiun MRT sudah ada di beberapa titik yakni, di Bundaran HI, CSW (Kebayoran Baru), Blok M, Lebak Bulus, Fatmawati, dan Dukuh Atas.
Meski berada di jalur dan koridor yang sama, Wiliam menegaskan tidak akan terjadi yang namanya rebutan penumpang di lokasi tersebut.
"Prinsipnya, integrasi ini untuk memudahkan pengguna transportasi umum di Jakarta," lanjutnya.
Dengan pembentukan perusahaan patungan yang fokus mengurusi integrasi sistem pembayaran, William berharap pelayanan bagi masyarakat pun bisa lebih maksimal.
William berjanji, perusahaan patungan bakal berdiri Maret 2019. Namun, sekalipun anak perusahaan tersebut tak juga terbentuk, sistem operasional MRT dengan Transjakarta sudah terpadu.
“Proses pembentukan dilakukan secara bertahap. Tapi, prinsipnya bagaimana kartu Transjakarta itu bisa digunakan di MRT,” ujar William. (Benny Silalahi)