c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

22 Agustus 2020

10:29 WIB

Kurangi Risiko Pandemi, Pantau Gula Darah dan Tekanan Darah

Pilihan aktivitas fisik yang direkomendasikan antara lain berenang, bersepeda, jogging atau jalan cepat minimum 30 menit dan dilakukan seminggu tiga kali

Kurangi Risiko Pandemi, Pantau Gula Darah dan Tekanan Darah
Kurangi Risiko Pandemi, Pantau Gula Darah dan Tekanan Darah
Ilustrasi jogging. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

JAKARTA – Penderita diabetes dan hipertensi diminta memantau angka-angka ideal gula darah dan tekanan darah mereka. Menurut Dokter Spesialis Jantung dari Mount Elizabeth Novena Hospital, Singapura Nikolas Wanahita, hal ini penting dilakukan untuk mengurangi risiko terkena masalah jantung selama masa pandemi covid-19 ini.

Menurutnya, bagi para penyandang diabetes, pastikan gula darah puasa anda berada di bawah 108 g/dL, lalu target HbA1c di bawah 7%. Sementara bagi yang memiliki hipertensi, pantau dan usahakan agar tekanan darah berada pada angka ideal yakni 110-140 dan 60-90 mmHg.

Selain itu, rutinlah melakukan latihan aerobik agar pompa jantung cepat. Pilihan aktivitas fisik yang direkomendasikan antara lain berenang, bersepeda, jogging atau jalan cepat minimum 30 menit dan dilakukan seminggu tiga kali.

"Tidur malam juga harus cukup, 7 jam minimun," kata Nikolas dalam webinar, Jumat (21/8).

Tips sehat lainnya, lanjutnya, penuhilah kebutuhan vitamin D3 yang bisa didapatkan dari makanan dan sinar matahari. Untuk mengetahui asupan vitamin D3 tubuh cukup atau tidak, tes darah bisa dilakukan.

Dari sisi makanan, sebaiknya hindari makanan olahan, seimbangkan konsumsi hidangan yang digoreng, daging merah dengan serat tinggi. Ikan bisa menjadi pilihan selain daging sapi atau ayam.

Selain itu, kendalikan stres berlebihan karena berdampak tak bagus untuk tubuh secara keseluruhan. Vaksinasi juga bisa menjadi upaya yang baik. Menurut Nikolas, jika seseorang pernah divaksinasi walau untuk virus lain, maka ini bisa membantu melawan covid-19.

"Jika pernah divaksinasi walau untuk virus lain, kemungkinan akan membantu melawan covid-19. Pneumococcal vaccines, lalu vaksin influenza boleh setiap tahun dilakukan, menurut studi," tutur Nikolas.

Sebaiknya, kata Nikolas, jangan serta merta percaya pada herbal yang belum terbukti dari sisi medis.

"Bukan hanya side effect. Biasanya orang-orang ini merasa lebih aman jadi lebih lengah, tidak pakai masker, tidak jaga jarak," ucap Nikolas.

Selain itu, imbuhnya, jangan coba-coba menginfeksi diri sendiri dengan virus penyebab covid-19. Kemudian, jangan cemas berlebihan, jangan berhenti meminum obat diabates dan hipertensi tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Terakhir, jika perlu ke dokter, jangan menunggu lagi terutama jika ada keluhan. Seperti nyeri dada, kelemahan di satu sisi badan yang bisa jadi mengarah ke masalah jantung.

"Kemungkinan meninggal jauh lebih tinggi dari covid-19. Kalau takut ke rumah sakit (terkena covid-19), pakai peralatan proteksi diri. Covid-19 paling tidak masih setengah tahun lagi, harus belajar hidup dengan covid-19," tandasnya.

Meningkatkan Imunitas
Sebelumnya, Profesor Nicole Avena, PhD dari Universitas Princeton menuturkan, imunitas didapatkan melalui proses jangka panjang. Menurutnya, hal ini sebagai hasil dari serangkaian kebiasaan baik yang dilakukan, bukan semata instan berkat konsumsi suplemen.

Ia mengandaikan imunitas sebagai lari maraton bukan sprint. Oleh karenanya tak ada cara cepat dan mudah untuk menaikkan imunitas tubuh.

"Anda harus melakukan secara menyeluruh jika ingin membuat imunitas dalam bentuk yang siap perang," kata Avenda dikutip dari Women's Health.

Menurutnya, mengkalibrasi ulang kekebalan tubuh Anda untuk jangka panjang membutuhkan penerapan kebiasaan kesehatan klasik yang sudah Anda pernah dengar berulang kali: tidur, kurangi stres, dan olahraga.

"Anda tidak akan membuat sistem kekebalan tubuh Anda lebih sehat dalam seminggu dengan memompa diri Anda dengan vitamin karena seseorang yang dekat dengan Anda sakit," kata E. John Wherry, PhD, direktur Institute for Immunology di University of Pennsylvania.

Berikut daftar kebiasaan baik yang bisa meningkatkan imunitas tubuh:

1. Tidur cukup

Cukupi kebutuhan tidur setidaknya tujuh jam setiap malam.

"Data terbaik yang kami miliki tentang cara meningkatkan kekebalan adalah cukup tidur," kata Wherry.

Orang-orang yang tidur selama enam jam semalam atau kurang selama satu minggu memiliki kemungkinan empat kali lebih tinggi terserang flu ketika terkena virus dibandingkan dengan mereka yang mendapat lebih dari tujuh jam, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Sleep.

Risiko jatuh sakit bahkan lebih tinggi bagi mereka yang tidur kurang dari lima jam semalam.

"Segala sesuatu yang Anda lakukan ketika Anda bangun — makan, mencerna, bekerja, berjalan, berolahraga — mendorong tubuh Anda untuk melepaskan sel-sel radang," kata Rita Kachru, MD, kepala seksi imunologi klinis dan divisi alergi serta asisten profesor di David Fakultas Kedokteran Geffen di UCLA.

2. Keluar di pagi hari

Mariana Figueiro, PhD, seorang profesor arsitektur di Rensselaer Polytechnic Institute dan direktur Lighting Research Center mengatakan, cahaya di pagi hari memberikan manfaat untuk mencegah disrupsi pada ritme sirkadian.

"Aku mencoba keluar rumah setiap pagi di waktu yang sama sekira 30 menit... Kalau cuaca mendung aku menyalakan empat lampu di dekat bangku favoritku dan duduk di antara lampu sampai satu jam lamanya," kata Figueiro.

3. Makan makanan kaya magnesium

Makanan kaya magnesium seperti bayam, kacang-kacangan membantu tubuh dan otak untuk rileks sehingga bisa membantu tidur lebih nyenyak.

4. Atur suhu udara kamar 18 derajat Celcius

Suhu ruangan 18 derajat Celcius dianggap paling cocok untuk membuat kantuk dan tidur yang pulas sepanjang malam.

5. Jangan stres

Stres memicu produksi kortisol. Saat hormon kortisol tinggi maka sistem imunitas tak akan aktif, kata profesor imunologi di Universitas Manchester, Inggris, Daniel M. Davis, PhD.

"Tubuh Anda mengerahkan semua sumber dayanya ke benda yang dianggapnya paling mungkin membunuh Anda, dan jauh dari hal-hal lain, seperti jaringan pelindung Anda," imbuhnya.

6. Olahraga pintar

Kata Wherry, berolahraga menciptakan peradangan dalam tubuh, tetapi itu jenis peradangan yang baik.

"Olahraga benar-benar mengganggu homeostasis tubuh Anda," ujarnya.

Tetapi ketika keringat Anda sudah habis, lanjutnya, tubuh Anda kembali ke status quo-nya. Penelitian menemukan orang yang berolahraga secara teratur mengembangkan lebih banyak sel T (sel perusak sel darah putih) daripada rekan sebaya mereka.

Ini juga membantu memodulasi hormon stres kortisol yang ketika dinaikkan, menyebabkan aktivitas peradangan. Namun beberapa ahli setuju, olahraga berlebihan dapat menghambat kekebalan.

Menurutnya, berjalan kaki dengan kecepatan sedang selama 30 sampai 60 menit setiap hari adalah olahraga paling dasar. Hal ini bisa meningkatkan imunitas, kata terapis berlisensi Kristen Gasnick. (Faisal Rachman)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar