09 Juli 2020
09:13 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
TANGERANG – Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Tangerang menggencarkan pengolahan sampah menggunakan larva dari lalat hitam yang mirip dengan tawon atau disebut Maggot BSF (Black Soldier Fly).
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah di Tangerang, Rabu (8/7) mengatakan, lalat hitam tersebut mampu membantu mengurai atau mendaur ulang sampah organik. Maggot juga bisa digunakan untuk pakan ternak, terutama unggas dan lele karena memiliki kandungan protein yang tinggi.
"Saya merasakan langsung. Karena sekarang ikan dan burung yang ada di rumah, saya kasih makan dari hasil ternakan maggot. Alhamdulillah tumbuh sehat," ujar Arief, saat mengawali arahannya untuk peserta yang mengikuti web seminar (webinar) mengenai budidaya Maggot BSF yang diikuti 159 peserta di Tangerang, Rabu (8/7) seperti dikutip dari Antara.
Wali Kota Tangerang menilai, maggot hasil budi daya, dapat menjadi alternatif di tengah pandemi covid-19 agar terus mampu berkontribusi bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
"Terutama dari segi pengurangan sampah maupun kesejahteraan masyarakat. Karena maggot yang dibudi daya dapat mengurangi biaya operasional, khususnya bagi yang memiliki peternakan ikan dan unggas," lanjut Arief.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Dedi Suhada menuturkan, data produksi sampah di Kota Tangerang per harinya mencapai 10.400 ton. Sebanyak, 40–60% adalah sampah organik.
Karena itu, Arief berharap peserta webinar mampu membaca peluang tersebut sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan.
"Ini bisa jadi peluang kalau diolah dengan baik. Bisa jadi peluang usaha, menghasilkan untung dan tentunya menjadi salah satu solusi dalam mengurangi sampah," ucap dia.
Webinar budi daya Maggot BSF tersebut menghadirkan narasumber, di antaranya Owner BSF Boyolali sekaligus Owner Minimasyu Integrated Farming, Muhammad Jafar Khoerun dan pegiat lingkungan Benua Lestari Indonesia, Eko Fauzan Adima.
Pakan ikan yang beredar di pasaran saat ini, bahan bakunya masih didominasi oleh bahan impor.
Bahan baku alternatif yang direkomendasikan untuk dikembangkan oleh para pelaku usaha budi daya perikanan, di antaranya adalah maggot atau larva (belatung) yang dihasilkan dari serangga bernama BSF.
Maggot adalah salah satu serangga pemakan bahan organik seperti sayuran, limbah rumah tangga, dan limbah restoran. Dengan kemampuan tersebut, maka maggot adalah serangga yang bisa mengurai sampah organik dengan baik.
Protein yang ada pada serangga BSF ini berkualitas tinggi dan menjadi sumber protein yang baik bagi ikan dan unggas.
Maggot mampu mengurai sampah organik bisa berlangsung selama 14 hingga 20 hari. Kemampuan yang dimiliki serangga tersebut juga menjadi potensi untuk mendukung pengembangan ekonomi berbasis laut atau dikenal dengan sebutan ekonomi biru yang sudah populer di dunia dalam beberapa tahun terakhir ini.
Maggot yang dihasilkan akan merombak, mengekstraksi, dan mengonversi nutrien yang masih tersimpan di dalam limbah organik.
Dengan demikian, berikutnya akan didapatkan nutrien dalam bentuk yang baru, yakni berupa pupuk organik dan Maggot sendiri yang dimanfaatkan untuk pakan ikan dan bahan baku ikan secara sekaligus. (Leo Wisnu Susapto)