c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

20 September 2018

13:11 WIB

Kebakaran Lahan di Bantul Meningkat Hingga 25%

Kejadiannya paling banyak terjadi di daerah Dlingo, Imogiri, Kretek dan Piyungan

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Kebakaran Lahan di Bantul Meningkat Hingga 25%
Kebakaran Lahan di Bantul Meningkat Hingga 25%
Ilustrasi kebakaran lahan. ANTARA FOTO/Seno

BANTUL – Panjangnya musim kemarau 2018 tampaknya tak hanya menyulut bara api pada hutan dan lahan di wilayah Kalimantan dan Sumatra.

Di Pulau Jawa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat kejadian kebakaran selama hampir sembilan bulan di 2018 angkanya naik signifikan dibandingkan kejadian kebakaran selama 2017.

"Kebakaran itu sebagian besar pada lahan dan pekarangan, kejadiannya paling banyak terjadi di daerah Dlingo, Imogiri, Kretek dan Piyungan itu sering terjadi terutama lahan," kata pelaksana tugas (plt) Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto di Bantul, seperti dilansir Antara, Kamis (20/9).

Menurut dia, paling dominan kebakaran lahan terpantau terjadi di empat kecamatan tersebut karena terdapat hutan rakyat maupun pekarangan yang luas. Selain itu, daerah tersebut berada di daerah dataran tinggi.

"Karena memang masih banyak lahan, hutan rakyat masih banyak, kemudian lahan tebu masih banyak dan ini yang sebabkan kebakaran lahan rawan terjadi di daerah itu," jelasnya.

Tercatat sepanjang 2018 telah terjadi kebakaran di Bantul sebanyak 110 kejadian. Tren kebakaran pada musim kemarau itu mayoritas menimpa lahan dan pekarangan yang ditumbuhi tanaman.

"Kalau dari tingkat kejadian dibandingkan tahun 2017 meningkat sangat tajam, hampir 25% peningkatan, padahal ini baru pertengahan September belum sampai Desember, tentu ini sangat memprihatinkan," terangnya.

Ia mengatakan, kebakaran itu disebabkan karena ada pemantik api, sementara kebiasaan masyarakat selama ini masih sering membakar sampah dan ditinggal pergi begitu saja. Akibatnya api merembet ke lahan sekitarnya.

"Salah satu faktor penyebab banyak kejadian kebakaran lahan dan pekarangan itu akibat pembakaran sampah, masyarakat membakar sampah tidak dilokalisir dan didiamkan sehingga api itu menyebar kemana-mana, ini faktor utama," lanjutnya.

Kebiasaan masyarakat yang melakukan upaya pembersihan lahan dengan cara membakar ini memang disinyalir menjadi masalah utama penyebab kebakaran di berbagai wilayah di Indonesia. Mengingat kebiasaan masyarakat ini, pemerintah daerah didorong untuk melakukan berbagai macam upaya pencegahan ke masyarakat.

Seperti yang dilakukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Anggota DPRD Gorontalo Utara, Matran Lasunte, mengatakan pihaknya mengharapkan pemerintah kabupaten meningkatkan sosialisasi pencegahan kebakaran lahan dan hutan, khususnya kepada para petani.

"Bertani sistem tradisional saat membuka atau membersihkan areal pertanian masih dilakukan para petani di daerah ini," ujar Anggota DPRD Gorontalo Utara, Matran Lasunte, di Gorontalo, Kamis (20/9).

Padahal menurutnya membersihkan lahan dengan cara membakar sebagai hal yang berbahaya. Apalagi dilakukan pada musim kemarau yang sedang melanda daerah itu. Sebab jika tak dapat dikendalikan dampaknya tidak hanya akan kebakaran lahan dan hutan, bahkan pemukiman penduduk pun terancam ikut terbakar.  

Untuk itu, politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu berharap, pemkab melalui instansi terkait menyosialisasikan kepada masyarakat, khususnya petani, untuk meninggalkan cara-cara lama mereka dengan membakar lahan sebelum menanam.

"Kondisi di wilayah ini sangat kering dan beberapa pekan terakhir dilanda angin kencang, maka api sangat mudah menjalar apalagi jika petani membakar rumput dan pohon kering. Hal itu sangat mudah memicu meluasnya kebakaran," ujar Matran.

Sebab menurutnya dari laporan warga yang diterima pihaknya, DPRD mencatat terjadi dua kali kebakaran lahan di Kecamatan Tomilito pada pekan kemarin. Kejadian itu menurut Matran menunjukkan masih cukup besarnya potensi kebakaran lahan di daerah itu sehingga diperlukan upaya secara bersama-sama untuk mencegahnya.

Berbagai upaya pencegahan, antara lain tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak membersihkan areal pertanian dengan cara membakar, serta tidak membakar pohon kering.

Pihaknya optimistis bahwa dengan makin gencar pemkab menyosialisasikannya kepada masyarakat maka kebakaran lahan dan hutan akan mudah dicegah. (Bernadette Aderi)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar