01 Oktober 2020
08:55 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis memastikan akan secepatnya memasukan ‘pemain cadangan’ alias mencopot jajaran pimpinan polri di bawahnya. Jika terbukti tak cukup cakap dan tegas dalam menjalankan tugas.
Ia mencontohkan, dalam rotasi kapolda, hanya ada dua penyebab, yaitu berdasarkan kinerja atau hasil rekomendasi Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti).
"Saya memang menunjuk para kapolda tanpa ada muatan apa-apa, kecuali berdasarkan kinerja dan hasil Wanjakti," kata Idham dalam Rapat Kerja Komisi III DPR RI secara daring di Jakarta, Rabu.
Soal Tegal, Idham memuji kinerja Kapolda Jawa Tengah yang langsung mengambil sikap dengan mempidanakan Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Wasmad Edi Susilo yang menggelar konser di tengah pandemi covid-19. Sebaliknya, terhadap kinerja eks Kapolsek Tegal Selatan Kompol J, ia sepakat untuk segera diambil tindakan.
"Masalah Tegal, itu sudah jelas. Kapolseknya itu, tidak perlu menunggu ayam berkokok, saya suruh copot itu. Saya suka itu Kapolda Jateng, dia bagus," kata Idham.
Idham juga menyoroti kasus penyerobotan lahan rakyat seluas 1,3 hektare di Sumatera Utara yang diduga dilakukan oleh oknum polisi wanita berpangkat AKBP bernama M.
"Masalah tanah di Sumut, yang tadi Arteria (Dahlan) tanya. Saya sudah minta langsung Pak Kapolda Sumut, tegak luruskan. Kalau memang itu AKBP-nya salah, proses dan periksa. Enggak sanggup Kapolda Sumut periksa, bawa ke Propam Mabes Polri," tuturnya.
Kapolri mengatakan, sikap santun itu tegak lurus dengan masalah keteladanan. Ia melihat para kapolres di wilayah memang sikapnya seperti raja-raja kecil.
"Tapi tenang saja, saya masih satu lemari ini marah saya kalau untuk kapolres sama kapolda Pak. Bapak-bapak tenang saja kalau dia kurang jelas, nanti saya bikin jelas, gitu," ujar Idham.
"Kalau masih kurang jelas, saya carikan pemain cadangan. Bapak ibu sekalian, sekali lagi, kami mohon dukungan dari ibu bapak," Imbuhnya.
Suasana rapat antara Komisi III DPR dan Kapolri Jenderal Idham Azis di kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (30/9/2020). Rapat membahas evaluasi pengamanan dan pengawalan selama era Normal Baru serta penanganan kasus-kasus hukum terkini. ANTARAFOTO/Aditya Pradana Putra.
Bandar Narkoba
Ancaman untuk memasukan pemain pengganti juga tak hanya ditujukan buat kapolda atau kapolres. Idham juga mengancam akan memasukkan 'pemain pengganti', untuk Direktur Reserse Narkoba di Provinsi yang tidak bisa menindak tegas bandar-bandar narkoba di wilayahnya.
"Saya sudah bilang ke semua Dirnarkoba, kalau dia takut-takut, saya cari pemain pengganti. Banyak pemain pengganti itu, kalau Dirnarkoba-nya 'ayam sayur'," kata Idham.
Idham menegaskan, dia ingin semua Dirnarkoba tidak ada yang tidak bisa menindak bandar narkoba dengan tegas atau dibahasakan nya, seperti 'ayam sayur'. Dalam kesempatan itu, Kapolri kembali menegaskan komitmennya untuk memberantas bandar-bandar narkoba yang mau merusak generasi bangsa.
"Sampai hari ini saya belum cabut perintah saya untuk menindak tegas kepada seluruh bandar-bandar (narkoba), apalagi yang dari luar negeri mau merusak generasi bangsa kita ini. Saya akan ambil alih tanggung jawab itu," tegas Idham.
Idham mengatakan, polisi tidak boleh membiarkan apabila ada yang mencoba memasukkan narkoba di Indonesia. Polisi harus memberikan tindakan tegas dan terukur sesuai dengan SOP untuk menyikapi maraknya peredaran narkoba itu.
Seperti yang dilaporkan anggota Komisi VIII DPR RI Iskan Qolba Lubis pada Rapat Paripurna DPR RI, Selasa kemarin, tentang adanya pelabuhan-pelabuhan tikus tempat masuknya narkoba dari luar negeri ke daerah pemilihannya. Pelabuhan-pelabuhan tikus itu diungkapkan Iskan berada di Sei Rampah (Serdang Bedagai), Tanjung Balai, dan Mandailing Natal.
Dalam kesempatan itu, Idham memuji Dirnarkoba Polda Metro Jaya, Dirnarkoba Sumatera Utara, dan Dirnarkoba Riau sebagai Dirnarkoba yang berkinerja baik.
"Itu kayak Dirnarkoba Metro bagus itu, Dirnarkoba Sumut, Riau, saya suka itu. Saya bahkan tanya nomor sepatunya itu, pak. Berapa itu nomor sepatunya para Dir," kata Idham.
Kapolri juga berjanji di depan Komisi III DPR akan terus menjaga komitmen nya untuk tetap tegak lurus menegakkan hukum di Indonesia hingga akhir jabatannya nanti.
"Di akhir masa jabatan saya, saya tidak akan pernah surut untuk menegakkan semua, apakah itu penambangan ilegal, apakah itu minyak dan gas, apakah itu tambang, apakah itu proyek-proyek di Polri ini. Saya sudah bilang sama Asisten Perencanaan dan Anggaran Polri, semua tegak lurus saja. Saya juga tidak kenal itu vendor, tidak kenal rekanan, saya lurus-lurus saja begitu," pungkas Idham. (Faisal Rachman)