08 Maret 2019
15:05 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
BOJONEGORO – Kali Madiun menjadi salah satu penyebab luapan air di Bengawan Solo. Ketinggian Bengawan Solo kembali meningkatkan karena pasokan air dari Kali Madiun dan Jurug. Perum Jasa Tirta (PJT) I Subdivisi Jasa ASA III/2 Madiun, Jawa Timur mengirim sinyal waspada kepada daerah hilir dalam menghadapi luapan Bengawan Solo.
"Ketinggian air Bengawan Solo sempat turun, tapi sekarang naik lagi karena ada pasokan air dari Kali Madiun juga Jurug, Solo, Jawa Tengah, yang sempat masuk siaga merah sehari lalu," kata Petugas PJT I Subdivisi Jasa ASA III/2 Madiun Muhammad Yudo Nugroho, di Madiun, Jumat (8/3).
Ia berpendapat akan terjadi peningkatan signifikan akibat pasokan air dari dua sungai tersebut. Pada pukul 07.00 WIB Data PJT I Subdivisi Jasa ASA III/3 Bojonegoro menyebutkan ada kenaikan air menjadi 28,25 meter yang sehari sebelumnya hanya mencapai 27,44 meter.
Begitu pula ketinggian air di Taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, sebelumnya sudah turun perlahan menjadi 14,18 meter dari 14,53 meter pada 7 Maret. Namun ada peningkatan menjadi 14,20 meter.
Status siaga juga terjadi di daerah hilir yakni Babat dengan ketinggian 8,26 meter (merah), Laren dengan ketinggian 5,65 meter (merah), Karanggeneng dengan ketinggian 4,52 (merah), Kuro, Lamongan dengan ketinggian 2,21 meter (kuning).
"Sodetan Plangwot–Sedayu Lawas, Lamongan, berfungsi normal bisa mengalirkan debit air banjir Bengawan Solo ke laut sekitar 640 meter kubik per detik," kata Yudo menambahkan.
Kondisi ini juga dibenarkan oleh Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia. Ia menyebutkan daerah hilir Bengawan Solo mendapat kiriman air dari Kali Madiun. Sejak beberapa hari lalu pihak BPDB sudah menetapkan tanggap darurat.
“Kewaspadaan tetap kita lakukan, sebab ada kiriman tambahan air dari hulu," ucap Nadif.
Berdasarkan data BPDB Bojonegoro, status siaga kuning pada luapan Bengawan Solo telah meredam 48 desa yang tersebar di 10 kecamatan antara lain Kecamatan Kota, Kalitidu, Tricuk, Kanor dan Baureno.
Selain itu, tanaman padi seluas 1.594 hektare juga menjadi wilayah genangan banjir. Satu rumah warga di Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas turut hanyut terbawa arus banjir. Total kerugian yang diakibatkan banjir ini menurut perhitungan BPDB mencapai Rp1 miliar lebih. (George William Piri)