c

Selamat

Jumat, 19 April 2024

NASIONAL

06 Oktober 2020

08:12 WIB

Jangan Panik Terhadap Isu Tsunami Besar

Literasi kebencanaan dan tersedianya EWS harus sejalan

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Jangan Panik Terhadap Isu Tsunami Besar
Jangan Panik Terhadap Isu Tsunami Besar
Kapal nelayan melintas di perairan pantai dipasangi rambu peringatan tsunami, Desa Kampung Jawa, Banda Aceh, Aceh, Minggu (22/12/2019). ANTARA FOTO/Ampelsa

TRENGGALEK – Isu akan terjadinya gempa besar megathrust yang menyebabkan tsunami kembali mengemuka belakangan ini. Sepanjang pesisir pulau Jawa disebut-sebut terancam potensi tsunami ini. Namun, Pj Bupati Trenggalek Benny Sampirwanto mengimbau warganya agar tidak panik, apalagi paranoid dengan isu tsunami setinggi 20 meter yang bisa terjadi itu.

Ia mengingatkan Indonesia berada di jalur cincin api sehingga bencana gempa bumi tektonik maupun vulkanik ini bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Dia menilai, literasi kebencanaan adalah bagian dari kesiapan terhadap bencana apapun.

"Intinya, kita melakukan literasi tentang pengetahuan kebencanaan. Bencana gempa bumi ini, apakah megathrust yang skalanya di atas magnitudo 9 atau mungkin di bawahnya merupakan potensi bencana yang dapat terjadi dimana saja selama di Indonesia," kata Benny yang di ruang kerjanya, Senin (5/10).

Dia merincikan, di daerah pesisir selatan Kabupaten Trenggalek sendiri sudah disiapkan sarana-prasarana untuk pendeteksi tsunami. Bila terjadi bencana gempa tektonik yang berisiko memicu tsunami, perangkat yang dipasang diyakini bisa bekerja dengan baik.

Jangan Paranoid
Rambu jalur evakuasi juga sudah terpasang di hampir semua kawasan pesisir mulai di Kecamatan Panggul, Munjungan hingga Prigi. Dan sebagai persiapan, dinsos bersama BPBD maupun jajaran dinas terkait secara periodik menggelar pelatihan-pelatihan.

Selain memberikan literasi kebencanaan, masyarakat juga diminta untuk tidak paranoid atau takut berlebihan. Karena ini bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Semisal gempa, jika lebih dari 20 detik, evakuasi segera dilakukan.  

"Masyarakat juga tidak perlu ragu untuk berwisata ke pantai. Karena lokasi ini sudah ada sarana dan prasarana untuk mendeteksi bencana ini. Sehingga kalau terjadi bisa melakukan evakuasi, baik bagi masyarakat yang menghuni pantai ataupun masyarakat yang menjadi wisatawan," katanya, dikutip dari Antara.

Terhadap potensi tsunami,  Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengusulkan dalam APBN, anggaran untuk menambah alat deteksi dini tsunami.

Garut Waspada
Bambang mendorong DPR RI melalui Badan Anggaran DPR RI untuk memberikan dukungan anggaran kepada BMKG dan BNPB, BPBD dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam penyusunan anggaran, guna memperkuat mitigasi bencana di Indonesia, khususnya pengadaan alat pendeteksi tsunami/early warning system (EWS), mengingat besarnya biaya menjadi salah satu faktor minimnya jumlah pendeteksi tsunami jenis buoy atau pelampung.

"Saya mendorong BMKG, BNPB menganggarkan untuk diusulkan dalam APBN guna mendata sekaligus mengecek kondisi alat pendeteksi tsunami, seperti buoy dan tide gauge yang tersebar di daerah pesisir pantai serta merevitalisasi dan memperbarui alat pendeteksi tsunami maupun early warning system (EWS)," ujar Bamsoet dalam siaran pers di Jakarta, Senin.

Sementara, Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, justru mengingatkan seluruh aparatur desa sepanjang pantai selatan Garut agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bahaya bencana alam gempa bumi dan tsunami di laut selatan Jawa .

"Mengingatkan agar tetap waspada akan adanya bencana alam di negara wilayah kita," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman saat rapat koordinasi dengan para camat dan para kepala desa di wilayah pesisir pantai selatan Garut di Aula Madrasah Aliyah Al-Maarif, Kecamatan Cikelet, Garut, Jumat.

Rapat koordinasi juga dilakukan untuk mengingatkan dan kesiapsiagaan daerah dalam menindaklanjuti hasil riset para ahli Institut Teknologi Bandung (ITB) bahwa akan adanya potensi gempa bumi yang dapat memicu tsunami hingga 20 meter.

"Ada tujuh kecamatan dan 22 desa di wilayah pesisir selatan," kata Helmi.

Ia menyebutkan, tujuh kecamatan itu, yakni Cibalong, Pameungpeuk, Cikelet, Caringin, Mekarmukti, Pakenjeng, dan Bungbulang yang wilayahnya memiliki potensi bencana alam.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Firman Karyadin menambahkan, jajarannya mengedukasi masyarakat melalui berbagai kegiatan terkait upaya menghadapi ancaman kebencanaan. (Rikando Somba)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar