14 Agustus 2019
14:56 WIB
JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan tugas TNI dan Polri tidak hanya terbatas pada menjaga keamanan dan ketertiban. Prajurit TNI dan Polri juga bertugas terlibat dalam mengatasi masalah pemberantasan radikalisme, hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Hal itu disampaikan JK saat memberikan pembekalan kepada 1.189 perwira TNI dan Polri yang tergabung dalam Program Kegiatan Bersama Kejuangan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu (14/8).
Dalam arahannya, Wapres JK menegaskan tugas TNI dan Polri bukan hanya menjaga pertahanan dan keamanan bangsa, tapi juga mengatasi masalah-masalah bangsa, seperti radikalisme.
"Radikalisme apakah itu di Poso, Papua dan beberapa tempat lain. Juga kalau terjadi bencana, yang di depan adalah TNI dan Polri seperti kemarin Panglima dan Kapolri ditugaskan untuk mengatasi masalah kebakaran hutan," kata Wapres JK di Gedung Jos Soedarso Seskoal Jakarta, dikutip Antara, Rabu (14/8).
Setiap tahap pendidikan tinggi yang ditempuh perwira TNI dan Polri, lanjut Wapres, menjadi kesempatan bagi seluruh anggotanya untuk meningkatkan kemampuan dalam menjaga pertahanan, keamanan dan ketertiban negara. Wapres berharap dalam pendidikan tinggi tersebut, para perwira menengah dapat mewujudkan tujuan negara secara bersama-sama yakni menciptakan kemakmuran dan keadilan bagi masyarakatnya.
"Maka dibutuhkan berbagai syarat dan upaya, disamping kemajuan yang banyak di bidang ekonomi, juga dibutuhkan stabilitas politik dan keamanan dalam negeri. TNI tugasnya ialah jadi pertahanan bangsa ini; dan polri bertugas untuk menjaga ketertiban dan keamanan negeri ini," jelasnya.
Pendidikan tinggi tersebut diikuti antara lain oleh 150 anggota TNI dari Sesko TNI, 62 perwira Polri dari Sespimti, 328 perwira Seskoad, 302 perwira Seskoau dan 30 siswa pascasarjana.
Tujuan Program Kegiatan Bersama Kejuangan tersebut adalah mencetak perwira TNI dan Polri sebagai calon pemimpin negara yang memiliki kemampuan merumuskan konsep pembangunan bangsa.
Water Bombing
Sehari sebelumnya, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, serta Kepala BNPB Letjen TNI Doni Munardo, meninjau lokasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Pekanbaru, Provinsi Riau.
Peninjauan langsung ke beberapa lokasi yang terdampak Karhutla melalui udara menggunakan Heli EC-725, Heli NAS 332 Superpuma, Heli Bell Polri dan Heli Bell BNPB bertolak dari Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru menuju Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) kemudian dilanjutkan ke Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan ke Technopark.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjelaskan, hasil peninjauan dari udara terlihat bahwa titik-titik api itu tersebar, tapi tidak semuanya terbakar, hanya sebagian kecil, dan asapnya saja juga tidak begitu besar. "Namun harus kita waspadai agar tidak melebar ke bagian lain," ucapnya dalam siaran persnya.
Menurut dia, penggunaan heli untuk pemadaman Karhutla dengan cara water boombing cukup efektif. "Satu heli bisa mengangkut hampir 10 ton air satu kali naik dalam bentuk bola-bola air. Setiap bola tersebut berkapasitas 108 liter yang dapat membasahi area kurang lebih 33 meter persegi," kata Hadi.
Oleh karena itu, pihaknya akan terus mempersiapkan dan melatih pilotnya supaya bisa masuk ke titik api sesuai dengan keinginan. "Namun, apabila kemarau panjang berlangsung sampai akhir September dan heli tidak mencukupi, kita akan segera luncurkan pesawat Hercules,” katanya. (Syahrul Munir)