c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

30 September 2019

10:31 WIB

Gunung Merapi Alami 27 Kali Gempa Hybrid

BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara kegiatan pendakian ditutup

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Gunung Merapi Alami 27 Kali Gempa Hybrid
Gunung Merapi Alami 27 Kali Gempa Hybrid
Gunung Merapi terlihat dari Deles Indah, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (23/4/2019). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

YOGYAKARTA – Kegiatan pendakian di Gunung Merapi, Yogyakarta, Senin (30/9) ditutup sementara. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, Gunung Merapi mengalami 11 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Minggu (29/9) mulai pukul 00:00–24:00 WIB. 

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Senin (30/9) menyebutkan, selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat 27 kali gempa hybrid atau fase banyak, lima kali gempa tektonik, dan enam kali gempa vulkanik dangkal.

Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap solfatara berwarna putih keluar dari Gunung Merapi berintensitas tipis hingga sedang dengan ketinggian 50 meter di atas puncak. Pada periode pengamatan sejak Minggu (29/9) pukul 00:00 WIB hingga Senin (30/9) pukul 06:00 WIB, BPPTKG mencatat satu kali guguran lava yang keluar dari Gunung Merapi ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak luncur 550 meter.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

"Kami mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 Km dari puncak Gunung Merapi," katanya.

Sehubungan dengan kejadian guguran awan panas guguran dengan jarak luncurnya semakin jauh, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.

Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, media sosial BPPTKG atau ke Kantor BPPTKG.

Status Waspada
Sementara Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, hingga saat ini masih berstatus waspada dengan aktivitas kegempaan fluktuatif, kata petugas dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

"Perkembangan aktivitas Gunung Slamet hingga saat ini, statusnya masih waspada. Parameter yang ada memang masih relatif stabil walaupun dari kegempaan kecenderungannya fluktuatif," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet PVMBG Sukedi saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, dilansir Antara, Senin (30/9).

Ia mengatakan, berdasarkan pengamatan yang dilakukan petugas Pos PGA Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, gempa embusan yang terjadi di Gunung Slamet masih cukup banyak.

Selain itu, kata dia, gempa embusan itu juga diikuti oleh gempa-gempa tremor yang amplitudonya berubah-ubah dan dalam beberapa hari terakhir berkisar 0,5-2 milimeter, namun dominan pada 1 milimeter. Ia mengakui jika dibanding dengan gempa-gempa tremor yang terjadi beberapa waktu sebelumnya atau sejak peningkatan status Gunung Slamet, amplitudo gempa-gempa tremor yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir cenderung menunjukkan adanya penurunan. (Syahrul Munir)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar