18 Juni 2019
18:03 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
TANJUNG SELOR – Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie menilai kinerja PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih lamban, terutama ketika merespons setiap masalah kelistrikan.
Ia menuturkan, contoh konkret dari kinerja lamban tersebut adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Tanjung Selor yang sudah lama dimulai dan sempat mangkrak.
“Selama ini kerja PLN saya nilai lamban. Kita harus kerja cepat. Utamanya setiap terjadi masalah. Harus direspons cepat,” tutur Irianto, seperti dikutip Antara, Selasa (18/6).
Hal itu disampaikan Irianto saat melakukan pertemuan dengan jajaran manajemen PT PLN wilayah Kaltim-Kaltara. Dalam pertemuan tersebut, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Kaltim-Kaltara Djoko Dwijatno dan GM Unit Induk Pembangunan Muhammad Ramadhansyah, menyampaikan laporan mengenai kondisi kelistrikan dan juga progres pembangunan infrastruktur pembangkit di Kaltara.
Adapun proyek yang dilaporkan perkembangannya adalah PLTMG 2X7,5 Megawatt di Tanjung Selor. Saat ini, pembangkit listrik tersebut sudah masuk tahapan komisioning atau uji coba mesin.
Sementara, untuk PLTU di Gunung Seriang (Tanjung Selor), Malinau, dan Nunukan, sudah bisa dioperasikan paling lambat akhir 2019.
Terkait dengan pemadaman bergilir di Pulau Bunyu, PT PLN mengklaim pihaknya telah memberikan jaminan untuk mendatangkan generator pengganti dari Pulau Sebatik ke Pulau Bunyu.
Rencananya, generator itu akan diberangkatkan dari Pulau Sebatik pada Selasa (18/6) dengan menggunakan kapal. Sedangkan estimasi proses pemasangannya akan memakan waktu seminggu, hingga benar-benar normal beroperasi.
Soal kelistrikan, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltara mendata jika rasio desa berlistrik di Kaltara pada tahun 2018 baru mencapai 49,59%, atau hanya sebanyak 239 desa yang telah dialiri listrik. Jika dirincikan, PLN mendominasi pasokan listrik dengan jumlah desa yang dicakup sebanyak 176 desa.
Sedangkan untuk rasio elektrifikasinya hanya sebanyak 71,98%, di mana masih ada 49.321 kepala keluarrga yang belum tersentuh listrik. (Shanies Tri Pinasthi)