c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

02 Maret 2019

14:35 WIB

Gubernur Jatim Siap Damaikan Perseteruan Bonek dan Aremania

Perdamaian antara dua klub besar itu bisa berdampak pada kemajuan olah raga nasional

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Gubernur Jatim Siap Damaikan Perseteruan Bonek dan Aremania
Gubernur Jatim Siap Damaikan Perseteruan Bonek dan Aremania
Suporter Timnas Indonesia antre di depan loket tiket pertandingan bola Asian Games 2018 Timnas Indonesia melawan Laos, di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (17/8). ANTARA FOTO/Risky Andrianto

SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan kesiapannya untuk menjadi mediator untuk meredakan ketegangan antara supporter Persebaya (Bonek Mania) dan Arema FC Malang (Aremania). Tujuannya untuk menciptakan kedamaian dan kemajuan olahraga.  

“Saya siap menjadi mediatornya dan semua bersinergi, sebab dengan kerja sama akan menjadikan prestasi sepak bola, khususnya di Jatim menjadi semakin hebat,” ucap Khofifah ditemui usai menerima secara resmi Pemain AFF U 22 asal Jawa Timur di Gedung Negara Graha, di Surabaya, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (2/3).

Khofifa berpandangan, perdamaian antara dua klub besar itu bisa berdampak pada kemajuan olah raga nasional. Contohnya, duet antara pemain Persebaya Rachmat Irianto dan Arema FC Hanif Sjahbandi bisa menghantarkan Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-22 menjadi juara Piala AFF tahun 2019.

“Dua gol dari Sani Rizki Fauzi dan Osvaldo Ardiles Haay mengantar Indonesia mengubur keunggulan yang sempat dimiliki Thailand melalui Saringkan Promsupa,” jelasnya.

Menurut Khofifah, kekompakan antara pemain Persebaya dan Arema FC di dalam lapangan harus menular di luar lapangan. Diharapkan, kekompakan itu bisa menjadi dukungan yang positif kepada para atlet.

“Semoga para pendukung bersinergi, lalu tumbuh kekuatan yang maksimal untuk mendukung para pemain sehingga mampu tampil sebagai juara,” tambahnya.

Seperti diketahui, hubungan antara suporter Bonek dan Aremania kurang harmonis. Bahkan, tiap pertandingan yang mempertemukan keduanya, para suporter tak diperbolehkan masuk karena alasan keamanan.  

Sejauh ini, berbagai upaya telah dilakukan. Misalnya, melakukan mediasi antarpimpinan suporter yang diinisiasi pemerintah dan aparat kepolisian. Sayangnya, hasilnya masih belum sesuai harapan. Kedua suporter pun belum berdamai. (James Manullang)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar