29 Januari 2019
11:42 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
TERNATE – Masyarakat Maluku Utara (Malut) yang akan bepergian melalui jalur laut harus berhati-kati. Imbauan ini disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Babullah Ternate karena tinggi gelombang di perairan Maluku Utara diprediksi bisa mencapai 5 meter.
Prakirawan Cuaca BMKG Kelas I Babullah Ternate Fahmi Bachadar mengatakan, tingginya gelombang laut ini dikarenakan adanya pengumpulan awan di sekitaran wilayah Maluku Utara hingga berdampak pada kondisi cuaca berpotensi terjadi petir dan angin kencang.
Selain itu, dari hasil analisis kondisi cuaca dua hari kemarin sampai hari ini masih hujan, khususnya di wilayah Utara Halmahera yakni wilayah Morotai, Halmahera Utara, Tobelo, Galela, Loloda Utara hingga Loloda Selatan.
"Kondisi angin kencang sendiri diprediksi berkisar 30 knot atau 60 km per jam yang bisa berdampak pada ketinggian gelombang mencapai hingga 5 meter," ujarnya di Ternate, seperti dilansir Antara, Selasa (29/1).
Dia mengatakan, di perairan Malut ketinggian gelombang mencapai 5 meter, tapi masih dalam perkiraan cuaca yang berpotensi di Samudera Utara Pasifik di Halmahera bagian utara dan barat.
Oleh karena itu, Fahmi mengimbau, masyarakat yang berada di wilayah tersebut agar berhati-hati dengan kondisi laut yang masih buruk, baik itu transportasi antarpulau maupun kegiatan-kegiatan lain berkaitan dengan laut.
Hilang Kontak
Sementara itu, Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Ternate melaporkan, akibat cuaca buruk, perahu KM Berkat yang melayani rute Pulau Hiri-Batang Dua, dengan empat orang bermuatan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak 1 ton mengalami hilang kontak.
Kepala Basarnas Ternate, Muhammad mengatakan ada laporan dari keluarga korban bahwa KM Berkat rute Pulau Hiri - Batang Dua dengan 4 orang masing-masing Beron Lette (38 tahun), Aser Lette (36 tahun), Minggus Rajalahu (45 tahun), Arfen Lette (9 tahun) dengan bermuatan BBM hilang kontak dan tidak kunjung tiba di Pulau Batang Dua.
Perahu tersebut tidak memiliki Global Positioning System (GPS) maupun alat komunikasi radio saat bertolak dari Hiri sejak Sabtu (26/1) pukul 12.00 WIT.
Ketika bertolak dari Ternate menuju Batang Dua KM Berkat dihadang cuaca buruk. Alhasil perahu tersebut berlindung di Pulau Hiri dan bermalam dan pada Minggu (27/1) pukul 05.00 WIT.
KM Berkat memutuskan untuk kembali melanjutkan pelayaran dari Pulau Hiri menuju Batang Dua dengan estimasi tiba di Batang Dua pada pukul 12.00 WIT, namun hingga pagi ini tidak kunjung sandar di Pelabuhan Batang Dua. (Nofanolo Zagoto)