c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

12 Mei 2020

20:02 WIB

Ganjar Ajak Masyarakat Bikin Lumbung Pangan Tingkat RW

Dalam memenuhi kebutuhan ekonomi, warga saling membantu dengan membeli produk-produk tetangganya, bahkan kalau perlu masyarakat bisa menjalani sistem barter

Ganjar Ajak Masyarakat Bikin Lumbung Pangan Tingkat RW
Ganjar Ajak Masyarakat Bikin Lumbung Pangan Tingkat RW
Petugas menyerahkan bantuan sosial kepada warga di Kantor Pos Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (8/5/2020). ANTARAFOTO/Harviyan Perdana Putra

JAKARTA – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengimbau masyarakat di wilayahnya untuk membuat lumbung pangan di tingkat Rukun Warga (RW). Langkah ini diperlukan agar kebutuhan pangan dapat dipenuhi secara mandiri selama pandemi covid-19 berlangsung.

"Anda perlu membuat lumbung pangan di level RW, pastikan itu. Kalau tidak mampu, kita bisa bantu kok benihnya, kita bantu teknologinya. Agar kita nanti bisa memenuhi kebutuhan sendiri," kata Ganjar telekonferensi yang disiarkan melalui YouTube BNPB, Selasa (12/5).

Dia menjelaskan imbauan itu merupakan bagian dari strategi Jogo Tonggo milik Pemerintah Provinsi Jateng dalam menghadapi covid-19. Jogo Tonggo merupakan gerakan saling menjaga tetangga agar masyarakat tetap sehat dan kebutuhan ekonominya terpenuhi.

Dalam memenuhi kebutuhan ekonomi, warga saling membantu dengan membeli produk-produk tetangganya. Bahkan, Ganjar menekankan, kalau perlu masyarakat saling berbagi dengan sistem barter.

"Saya punya beras, dia punya ikan, mereka punya sayuran. Ini kita putar agar perekonomian terus tetap berjalan. Saling menjaga agar tetangga kita tetap selamat, bisa makan, bisa merasa aman, dan tentu saja nyaman," ucap Ganjar.

Gerakan ini disebut merupakan konsolidasi dan sinergi dari berbagai organisasi sosial beserta kegiatan mereka masing-masing. Menurut Ganjar, masyarakat harus diajak bergerak bersama-sama agar kesadaran pencegahan penularan covid-19 semakin meluas.

Dia mengungkapkan potensi sumber daya manusia di Jawa Tengah cukup besar untuk gerakan Jogo Tonggo. Beberapa di antaranya adalah kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang berjumlah 1.337.767 orang, 228.142 kader Posyandu, dan 55.057 kelompok tani.

"Ada 39.045 kader pemberdayaan masyarakat desa, ini khas Jawa Tengah yang kita biayai dari provinsi untuk bisa membantu desa. Ada 7.527 bidan desa yang kita harapkan membantu mengonsolidasikan kekuatan kesehatan masyarakat. Ada 3.370 pendamping desa yang mereka sudah standby," ujarnya.

Menurut Ganjar, penanganan covid-19 tidak akan cukup jika hanya mengandalkan kas pemerintah tetapi tanpa keterlibatan masyarakat. Jawa Tengah sendiri telah mengalokasikan Rp2,09 triliun untuk penanganan covid-19.

Anggaran itu terdiri dari Rp1,32 triliun untuk jaring pengaman sosial, Rp183 untuk jaring pengaman ekonomi, Rp68,5 miliar untuk bantuan keuangan desa, Rp425,14 miliar untuk fasilitas kesehatan, Rp16,09 miliar untuk pemulangan pekerja migran, dan Rp1,65 miliar untuk biaya operasional.

"Anggaran sebesar apapun yang kita siapkan tidak akan mampu menuntaskan covid-19. Untuk itu, masyarakat harus kita gandeng, peran swasta harus kita optimalkan, perguruan tinggi, dan semua yang peduli secara pentaheliks," imbuhnya. (Wandha Nur Hidayat)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar