c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

26 September 2019

14:23 WIB

Empat Tewas Akibat Gempa Di Ambon

Warga banyak yang memilih mengungsi ke dataran tinggi, khawatirkan gempa susulan

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Empat Tewas Akibat Gempa Di Ambon
Empat Tewas Akibat Gempa Di Ambon
Bangunan Pasar Apung Desa Tulehu roboh akibat gempa bumi di Ambon, Maluku, Kamis (26/9/2019). ANTARA FOTO/Izaak Mulyawan/aww.

AMBON – Empat warga di daerah berbeda, di wilayah Ambon, meninggal dunia hari ini (Kamis, 26/9) dikarenakan gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5. Gempa yang mengguncang bagian timur Indonesia itu pada pukul 08.46 WIT menyebabkan empat warga meninggal dunia, termasuk satu anak berusia balita dan dosen.

Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku menyebutkannya, Kamis. Gempa juga menyebabkan beberapa orang terluka, dan merusakkan sejumlah bangunan rumah, perkantoran, dan fasilitas umum.

Dijabarkan, mereka yang meninggal adalah seorang dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, seorang warga Desa Nania di Kecamatan Teluk, Ambon. Juga ada seorang warga Desa Wai, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah; serta anak berusia dua tahun bernama Joy Nanlohy di Lembah Argo, Desa Passo, Kecamatan Baguala, Ambon.

Joy Nanlohy meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan bangunan rumah orang tuanya, Johan Nanlohy, dan keluarga Siregar yang roboh akibat gempa.

"Balita tersebut sempat ditolong warga dan dilarikan ke RS Oto Kuyk di Desa Passo, tetapi nyawanya tidak tertolong," kata Pendeta Jemaat Lembah Argo, Christ Timisella.

Christ, dikutip dari Antara, menjelaskan bahwa balita tersebut mengalami luka cukup parah di bagian kepala. Kini, anak kecil ini disemayamkan di rumah pamannya di Lembah Argo. Rencananya, jenazah akan dimakamkan pada Jumat (27/9).

Akibat gempa, banyak warga Kota Ambon dan sekitarnya mengungsi ke kawasan dataran tinggi. Mereka mengkhawatirkan tsunami datang. Padahal, Kepala Stasiun Geofisika Ambon Sunardi telah menyampaikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Warga di desa-desa pesisir di Kecamatan Leihitu (Pulau Ambon), Kabupaten Maluku Tengah juga mengungsi ke dataran tinggi.  Mereka berhamburan lari ke luar rumah untuk menyelamatkan diri.

Kuatnya guncangan gempa yang terjadi selama beberapa menit tersebut, membuat warga takut bangunan rumah mereka roboh. Akibat gempa, kegiatan belajar-mengajar di sekolah-sekolah setempat juga terpaksa dihentikan, karena para orang tua murid yang panik, menjemput pulang anak-anak mereka.

Gempa terjadi beruntun. Dari gempa pertama ke yang kedua berselang 52 menit. Aliran listrik juga akses telekomunikasi kemudian terputus. Kondisi ini menambah kepanikan warga, sebab tidak bisa mengakses informasi ke luar wilayah dan menghubungi sanak keluarga lainnya.

Belum Kembali Ke Rumah
Di sisi lain, meski banyak yang berlarian ke dataran tinggi, sebagian warga yang adalah orang-orang tua juga turun ke pantai untuk mengecek pergerakan air laut dan gelombang.

"Kaget dan langsung terbangun karena gempanya kuat sekali, rumah bergoncang sampai seluruh plafon juga bergetar seperti mau runtuh," kata salah satu warga, Ny. Ina Laisouw (27), warga Desa Hila.

Ia mengaku masih tidur saat gempa bumi berkekuatan 6,8 magnitudo mengoyang Pulau Ambon. Kuatnya guncangan gempa membuat ia panik dan ketakutan. Bersama rombongan warga Desa Hila lainnya ia kemudian membawa anaknya mengungsi. Meski rumahnya tidak mengalami kerusakan, Ina masih enggan untuk kembali ke rumah dikarenakan masih ketakutan ada gempa susulan dan bisa menyebabkan tsunami.

Sebagian besar warga di Kecamatan Leihitu masih memilih berdiam di area dataran tinggi karena takut ada gempa susulan yang lebih besar dan bisa berakibat tsunami.

Sama halnya dengan Ina Laisouw, Min Thi (28), warga Desa Kaitetu mengaku dirinya dan keluarga memilih untuk ikut mengungsi ke daerah yang lebih tinggi karena ikut panik akan terjadi tsunami.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon Andi Azhar Rudin mengatakan gempa bumi besar yang mengguncang Pulau Ambon pagi ini tidak berpotensi tsunami.

Gempa pertama berkekuatan 6,8 magnitudo terjadi di 3.38 Lintang Selatan, 128.43 Bujur Timur atau 40 kilometer Timur Laut Ambon, pada kedalaman 10 kilometer. Sementara, gempa susulan sebesar 5,6 magnitudo terjadi di 3.36 Lintang Selatan, 128.36 Bujur Timur atau 18 kilometer Timur Laut Ambon, pada kedalaman 10 kilometer.

Menurut hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa  dirasakan di daerah Kairatu, Haruku, Tihulae, Latu, dan Ambon. (Rikando Somba)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar