03 Oktober 2017
14:31 WIB
KUPANG- Sejumlah 12 pelajar dari sejumlah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) hari ini, Selasa (3/10), ‘merasakan’ menjadi gubernur di sana. Mereka mengikuti kegiatan "Sehari Menjadi Gubernur NTT" yang diselenggarakan Plan Internasional Indonesia di Kota Kupang, Selasa. Dalam kegiatan ini, anak-anak yang terdiri dari 11 perempuan dan 1 laki-laki itu akan berperan melaksanakan rapat pimpinan Pemerintah Provinsi NTT.
Kegiatan yang berlangsung sehari melibatkan para pelajar dari sejumlah Kabupaten yakni Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Nagekeo, Sikka, dan Lembata itu dipusatkan di Kantor Gubernur NTT, Jl El Tari, Kota Kupang.
Peserta yang mengisi peran sebagai Gubernur NTT Sarah Wilhelmina Lenggu, sementara rekan-rekannya lain mengambil peran sebagai pimpinan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terkait dengan topik rapat tersebut.
Di kegiatan ini, sebelum memimpin rapat, Sarah Wilhelmina beraktivitas layaknya Gubernur NTT di ruang kerjanya mulai seperti memeriksa dan menyelesaikan sejumlah dokumen.
"Mereka mendapat kesempatan menjadi pemimpin, ada yang berperan jadi Gubernur kemudian Kepala OPD seperti Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, BPS, dan lainnya," kata Manager Komunikasi Plan International Indonesia Isni Ahmad, yang dikutip Antara, Selasa (3/10).
Mereka akan membahas topik khusus terkait pencegahan perkawinan usia anak, yang menurut mereka masih menjadi persoalan di NTT. Kegiatan itu diadakan untuk kedua kalinya bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi dalam rangka menyambut hari Hak Anak Perempuan Internasional (International Day of the Girl) pada 11 Oktober 2017 yang merupakan agenda tetap organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Provinsi NTT menjadi daerah pertama yang mengawali kegiatan tersebut dari sekitar 70-an negara basis kegiatan Plan Internasional di berbagai belahan dunia yang akan melakukan kegiatan serupa.
Ia engatakan kegiatan itu menjadi momentum berharga bagi anak-anak dengan kisaran usia 14-19 tahun itu untuk membentuk karakter dan jiwa kepemimpinan terutama kaum perempuan.
"Ini menunjukkan komitmen semua pihak dalam upaya pemberdayaan dan perlindungan anak perempuan," kata Isni Ahmad kepada wartawan di selah-selah kegiatan itu.
Sementara itu, seorang pelajar SMA dari Kabupaten Timor Tengah Selatan yang mengambil peran sebagai Gubernur NTT mengaku sangat senang mendapt kesempatan menjadi berperan menjadi orang nomor satu di NTT itu meskipun hanya sehari.
"Sebelumnya saya tidak ada bayangan sama sekali bisa berperan seolah-olah menjadi Gubernur NTT meskipun hanya sehari," kata pelajar SMA dari Kabupaten Timor Tengah Selatan itubkepada wartawan.
Menurutnya, kesempatan itu merupakan hal yang istimewa bagi dirinya dan rekan-rekan pelajar lainnya dalam membentuk dan mengasah jiwa kepemimpinan generasi muda.
Beri motivasi
Adapun kegiatan "Sehari Menjadi Gubernur NTT" itu dibuka sendiri oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya.
Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya, sebaliknya, menilai program "Sehari Menjadi Gubernur NTT" yang diselenggarakan Plan Internasional Indonesia dapat memotivasi anak-anak atau pelajar setempat menjadi pemimpin masa depan.
"Bagi saya kegiatan ini sebagai motivasi, semangat yang diberikan kepada anak-anak untuk boleh punya mimpi yang besar," katanya kepada wartawan di sela-sela menyambut peserta kegiatan "Sehari Menjadi Gubernur NTT" di Kantor Gubernur NTT, Kupang, Selasa.
Gubernur dua periode itu memandang penting kegiatan tersebut ,sehingga sejak tahun lalu ia mengizinkan anak-anak pelajar sehari menjadi gubenur menggunakan ruang kerja, ruang rapat untuk aktivitasnya selama beberapa jam.
"Ini menjadi motivasi buat mereka, sekali waktu mudah-mudahan mereka bisa jadi Gubernur atau pimpinan lainnya meneruskan pembangunan di daerah ini," katanya.
Gubernur Lebu Raya mengatakan, kegiatan seperti itu memungkinkan untuk selanjutnya dapat diprogramkan melalui dinas terkait agar dilakukan secara rutin setiap tahun. Ia menilai ini sangat berguna untuk memotivasi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa di provinsi "Selaksa Nusa" itu.
"Supaya mereka juga tahu seperti apa pekerjaan seorang gubernur, bagaimana kesehariannya di ruang kerja, caranya memimpin rapat, kemudian bagaimana mengambil keputusan di antara banyak pendapat yang berbeda-beda, dan seterusnya," katanya.
Lebih lanjut, Gubernur mengatakan kegiatan pemperdayaan anak-anak atau pelajar itu penting untuk menyiapkan diri mereka meraih sukses di masa depan yang menurutnya penuh dengan tantangan dan sulit diperkirakan. (Rikando Somba)