c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

13 Juli 2020

19:19 WIB

Doni: Covid-19 Ibarat Malaikat Pencabut Nyawa

Pemerintah mengedepankan keseimbangan antara kesehatan dengan menjaga pertumbuhan ekonomi

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Doni: Covid-19 Ibarat Malaikat Pencabut Nyawa
Doni: Covid-19 Ibarat Malaikat Pencabut Nyawa
Kepala BNPB selaku Ketua Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo (kanan) berbincang dengan salah satu anggota DPR saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/7/2020). Rapat kerja tersebut membahas evaluasi kinerja dan anggaran program penangulangan COVID-19. ANTARAFOTO/Aprillio Akbar

JAKARTA – Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengatakan, jumlah kasus positif dan meninggal dunia akibat covid-19 membuktikan bahwa pandemi tersebut bukan rekayasa atau konspirasi.

"Covid-19 ibarat malaikat pencabut nyawa bagi kelompok rentan, yaitu lanjut usia dan mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid," kata Doni saat rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, di Gedung DPR, Senin (13/7).

Dilansir dari Antara, dia mengatakan, sudah lebih dari 12 juta penduduk dunia terpapar virus corona, dan 550 ribu lebih meninggal dunia. Paparan dan kasus meninggal dunia secara global terkonsentrasi di Amerika Serikat, Brazil, dan India.

Menurut dia, kelompok yang rentan terhadap paparan virus corona jenis baru itu yang dapat menyebabkan risiko kematian adalah lanjut usia dan orang-orang yang memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes, jantung, ginjal, kanker, tuberkulosis, asma, dan lain-lain.

"Pandemi ini membuat seluruh dunia mengalami perlambatan ekonomi. Ini menyebabkan munculnya ancaman resesi global," tuturnya.

Menurut Doni, pemerintah Indonesia dalam kebijakan penanganan covid-19 mengedepankan keseimbangan antara kesehatan dengan tetap memperhatikan pertumbuhan di sektor ekonomi.

"Harus berimbang untuk menjaga rakyat agar tidak terpapar covid-19 dan tidak terpapar pemutusan hubungan kerja. Saat ini, sudah ada sembilan juta penduduk kita yang terkena pemutusan hubungan kerja," katanya.

Doni mengatakan, bila penanganan berimbang antara sektor kesehatan dan ekonomi tidak maksimal, korban pemutusan hubungan kerja akan semakin banyak. Imbasnya, mereka akan kehilangan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Mereka akan kehilangan kemampuan membeli makanan bergizi yang menyebabkan imunitasnya menjadi rendah dan rentan terpapar covid-19," ucapnya. (Satrio Wicaksono)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar