c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

31 Maret 2020

14:10 WIB

Banjir Bandang Rusak Ratusan Rumah Di Bandarlampung

Pengungsi banjir di Lebak, Banten, butuhkan puskesmas. Pengobatan berada 10 km dari lokasi bencana

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Banjir Bandang Rusak Ratusan Rumah Di Bandarlampung
Banjir Bandang Rusak Ratusan Rumah Di Bandarlampung
Relawan bersama TNI-Polri menyingkirkan material berupa kayu, bambu, lumpur dan batu di sekitar permukiman yang diterjang banjir bandang di Dusun Semen, Salamkanci, Bandongan, Magelang, Jateng, Minggu (1/3/2020). Banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (29/2/2020) petang menerjang dua dusun yang mengakibatkan belasan rumah rusak dan ratusan warga mengungsi, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. ANTARAFOTO/Anis Efizudin

BANDAR LAMPUNG – Banjir bandang melanda Kota Bandar Lampung. Ratusan rumah warga di dua kelurahan di Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung, rusak diterjang banjir bandang yang terjadi pada Senin (30/3) malam. Hari ini (Selasa, 31/3) sedianya Pemerintah Kota Bandar Lampung akan membangun dapur umum untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak

Warga terdampak kini memerlukan makanan dan air mineral, juga air bersih. "Dua kelurahan yang terdampak banjir adalah Sukamaju dan Keteguhan," kata Camat Teluk Betung Timur Zulkifli di Bandar Lampung, Selasa (31/3).

Camat Zulkifli menjelaskan, warga yang terdampak di Kelurahan Sukamaju, lingkungan I ada tiga RT, dengan total rumah yang rusak sebanyak 139 unit. Dari jumlah itu, sebanyak 33 unit rumah rusak berat, 103 rusak ringan dan 3 rumah hanyut diterjang air banjir.

Untuk di Kelurahan Keteguhan yang terdampak oleh banjir ada tiga lingkungan, yakni satu, dua dan tiga dengan jumlah rumah yang tersapu banjir 15 unit dan korban meninggal satu orang.

"Data jumlah RT dan rumah yang terdampak banjir di Keteguhan kami belum dapat sebab rumah RT-nya juga terkena banjir. Jadi laporan resmi belum masuk," ungkapnya.

Di lokasi, saat ini tim gabungan dari Pemkot Bandar Lampung sedang berupaya mengevakuasi barang-barang warga yang masih bisa diselamatkan. Sekaligus, mereka juga membersihkan lumpur bawaan banjir yang masuk ke dalam rumah warga.

Peringatan BPPD
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu di kesempatan berbeda,  meminta warga setempat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana alam saat cuaca ekstrem yang melanda wilayah itu.

Kepala Pelaksana BPBD Rejang Lebong M Budianto yang dikutip dari Antara, di Rejang Lebong, Minggu, mengatakan curah hujan yang turun di daerah itu dalam sepekan belakangan cukup tinggi sehingga kemungkinan terjadinya bencana alam seperti tanah longsor, banjir, gempa bumi maupun gunung meletus.

"Saat ini sedangkan terjadi cuaca ekstrem, pada hal sudah memasuki masa peralihan musim tetapi curah hujan yang turun tetap tinggi sehingga warga Rejang Lebong harus mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana alam seperti tanah longsor, banjir, gempa atau gunung meletus," ujar dia.

Diakuinya, Kabupaten Rejang Lebong termasuk dalam salah satu daerah yang memiliki tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi. Ada tanah longsor dan gunung meletus yang bisa setiap saat menimbulkan bencana, karena di Rejang Lebong terdapat gunung api berstatus aktif yakni Bukit Kaba.

Dia mengimbau kalangan masyarakat Rejang Lebong untuk selalu meningkatkan kewaspadaan, warga yang bermukim di dekat perbukitan yang rawan longsor. Warga diminta siap-siap mengungsi ke tempat yang aman jika hujan turun dalam waktu yang panjang.

Sedangkan untuk mengantisipasi dampak dari kemungkinan bencana alam di wilayah itu pihaknya saat ini telah membuka posko siaga bencana di kantor BPBD Rejang Lebong.

Selain mendirikan posko siaga bencana BPBD Rejang Lebong saat ini telah menyiagakan personel dari pusdalops, relawan penanggulangan bencana dan peralatan penanggulangan bencana seperti perahu karet, mobil dapur umum, serta alat berat berupa loader maupun ekskavator.

Akses Tertutup
Di Banten, pengungsi korban banjir bandang di Kampung Seupang Desa Pajagan Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak sejak tiga bulan terakhir ini kesulitan untuk menerima akses pelayanan kesehatan karena harus pergi ke Puskesmas setempat dengan jarak tempuh sekitar 10 kilometer.
Saat ini, memasuki musim hujan tentu berpotensi timbulnya penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan banyak anak-anak balita terserang penyakit tersebut.

Di sisi lain, penyebaran penyakit ISPA sangat rawan menyerang anak-anak balita mengalami demam, suhu tinggi, batuk, sesak napas dan pilek. Warga di pengungsian banyak yang mengalami penyakit ISPA juga diare karena mereka kesulitan mendapat pasokan air bersih juga kondisi lingkungan kumuh.

Kami berharap pemerintah daerah membuka posko pelayanan untuk melayani warga korban banjir bandang yang kini tinggal di tenda pengungsian," kata Abas (30) seorang warga pengungsi di Kampung Seupang, Kabupaten Lebak, Banten, akhir pekan.

Pelayanan kesehatan tersebut sangat vital karena pengungsi korban banjir bandang yang tinggal di tenda pengungsi kesulitan untuk menerima pengobatan atau pelayanan kesehatan dari tenaga medis.

Masyarakat yang tinggal di tenda pengungsian itu, tentu tidak sehat dan tak layak huni, karena tenda terbuat dari plastik terpal dan lantai tanah serta tidur di atas bale-bale yang terbuat dari bambu juga jika kemarau panas menyengat dan bila hujan kebocoran.

"Kami belum lama ini anaknya berusia dua tahun mengalami sakit demam, suhu badan tinggi serta batuk-batuk terpaksa dirawat di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung dengan biaya sendiri tanpa memiliki jaminan BPJS bantuan pemerintah. Beruntung, perawatan hanya seharian dengan biaya Rp500 ribu," kata Abas .

Masyarakat yang tinggal di tenda pengungsian mendambakan adanya petugas posko pelayanan medis selama 24 jam untuk melayani kesehatan dan pengobatan.

Terhadap hal ini, Plh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Triyatno Supiyono mengatakan bahwa dirinya memerintahkan kepada petugas Puskesmas Pajagan agar membuka posko pengobatan di lokasi tenda pengungsian Kampung Seupang.

Posko pengobatan itu untuk mempermudah pelayanan pengobatan jika mereka terserang penyakit menular, terlebih saat ini memasuki masa pembatasan sosial untuk pencegahan penyebaran virus corona atau corona-19. "Kami minta petugas kesehatan itu bisa bergiliran untuk melayani kesehatan di lokasi yang terdampak bencana banjir bandang jika tidak membuka posko itu," katanya. (Rikando Somba)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar