c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

18 Juli 2019

11:24 WIB

BMKG DIY Rutin Cek Sirene Tsunami

Aktivasi peringatan dini didasarkan pada kebijakan dari masing-masing wilayah

Editor: Agung Muhammad Fatwa

BMKG DIY Rutin Cek Sirene Tsunami
BMKG DIY Rutin Cek Sirene Tsunami
Ilustrasi pendeteksi tsunami. BPPT/dok

YOGYAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara rutin pada akhir bulan mengecek alat deteksi tsunami. Hal itu dilakukan untuk memastikan alat tersebut berfungsi atau tidak.

Supervisor Pusat Gempa Regional VII BMKG DIY Nugroho Budi Wibowo mengatakan, alat deteksi tsunami yang berada di kawasan Pantai Parangtritis (Kabupaten Bantul) dan Pantai Glagah (Kabupaten Kulon Progo) selalu dilakukan pengecekan dan pengawasan berkala.

"Setiap tanggal 26 kami akan tes apakah sirene tersebut berfungsi dengan baik atau tidak. Pengecekan dilakukan untuk memastikan sirene tersebut selalu dalam kondisi yang baik,” katanya seperti yang dilansir Antara, Kamis (18/7).

Aktivasi sirine kata Budi menjadi tanggung jawab masing-masing Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tiap kabupaten. “Aktivasi sirene didasarkan pada kebijakan dari masing-masing wilayah. Hal itu menjadi kewenangan daerah. Kami hanya melakukan pengecekan kondisinya saja,” katanya.

Sedangkan BMKG, lanjutnya, akan bertugas menyampaikan peringatan dini melalui pelbagai media. Baik media sosial ataupun lewat pesan singkat telepon seluler.  "Untuk di wilayah DIY, masyarakat sudah terbiasa dengan pesan melalui media sosial," kata Nugroho.

Lebih lanjut ia menerangkan, penyampaian peringatan dini dilakukan dalam 4 tahapan. Peringatan dini pertama memuat informasi mengenai parameter gempa yang disampaikan lima menit setelah gempa bermagnitudo besar.

Peringatan yang kedua, informasinya sudah lengkap dengan waktu tiba gelombang sesuai dengan permodelan dan disampaikan dalam waktu kurang dari 10 menit sejak gempa atau disesuaikan dengan jumlah sinyal tambahan yang masuk ke dalam sistem.

Pada peringatan dini yang ketiga yang disampaikan dalam waktu 10--60 menit sejak gempa informasinya sudah dilengkapi dengan data tinggi gelombang di pesisir pantai dari tide gauge, pendeteksi pantai yang dipasang di perairan untuk mendeteksi gelombang. Peringatan pun diakhiri dengan peringatan dini keempat.

Desa Tangguh Bencana
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD DIY Birawa Yuswantono mengatakan, saat ini di sepanjang pantai selatan DIY sudah dibentuk desa tangguh bencana (Destana) dan satuan pendidikan aman bencana (SPAB).

“Pembentukan Destana dilakukan sejak 2012. Sekarang, Destana sudah tersebar di Kabupaten Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo,” katanya.

Sedangkan, SPAB sudah terbentuk di enam sekolah, baik itu di tingkat SD maupun SMA. Untuk tingkat SD berada di SD Negeri Jangkaran, SD Negeri Pasir Mendit, SD Negeri Trisik, SD Negeri Darat. Sedangkan untuk tingkat SMA dan SMK berada di SMK Negeri 1 Temon, dan SMA Negeri 1 Srandakan.

“Selain dari BMKG, juga ada peralatan untuk sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) tsunami di beberapa wilayah namun tidak semua dalam kondisi baik,” ungkapnya.

Di Kabupaten Bantul terdapat 37 EWS tsunami, 30 di antaranya berfungsi baik dan tujuh lainnya belum pernah difungsikan. Sirene EWS ditempatkan di masjid-masjid yang berada di pesisir selatan dan tower sirine di pantai.

Sementara di Kulon Progo ada delapan unit EWS, tujuh dari BNPB dan satu dari BMKG. Enam unit perangkat EWS dari BNPB masih berfungsi meskipun ada peralatan yang membutuhkan perbaikan.

“Sedangkan di Kabupaten Gunungkidul terdapat tujuh unit perangkat EWS dari BNPB yang belum pernah difungsikan dan saat ini dalam kondisi rusak,” tambahya.

Ia menambahkan, meski BPBD DIY memiliki cadangan sirene EWS tsunami di Kabupaten Bantul, namun sayangnya alat tersebut tidak dapat digunakan lantaran masih terkendala teknis peralatan.

Sehari sebelumnya, pakar tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko menyatakan, selatan pesisir Pulau Jawa berpotensi diguncang gempa bumi bermagnitudo 8,8. Gempa itu bisa menimbulkan tsunami sampai setinggi 20 meter. (Fuad Rizky)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar