04 Agustus 2020
17:13 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) melakukan uji coba tiga trayek baru, dalam rangka mengantisipasi lonjakan penumpang kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bogor, Jawa Barat. Evaluasi akan dilakukan selama sebulan sekali.
"Meski normalnya tiga bulan sekali. Karena ini sedang pandemi covid-19 jadi sebulan sekali akan kami tinjau kelebihan dan kelemahannya," kata Direktur Utama Perum PPD Pande Putu Yasa di Jakarta, Selasa (4/8) seperti dilansir Antara.
Tiga trayek baru tersebut di berawal dari Grand Central Bogor di dekat Stasiun Bogor menuju Stasiun Juanda, Stasiun Tebet dan Stasiun Manggarai. "Masyarakat bisa menjajal layanan mulai hari ini, Selasa (4/8)," serunya.
Bus bernama Jabodetabek Residence Connexion (JRC) tersebut, merupakan langkah pihaknya dalam mendukung program pemerintah mengurangi penyebaran covid-19 di transportasi umum. Terdapat enam bus JRC yang kini dioperasikan secara regular, untuk melayani tiga rute tujuan keberangkatan sekaligus dengan menerapkan protokol kesehatan.
Dengan tarif Rp15 ribu per penumpang, JRC menawarkan fasilitas Wi-Fi, stop kontak charger, air conditioner, reclining seat dan penyediaan hand sanitizer. Untuk ongkos, diterapkan e-ticketing multikartu, untuk mengedepankan keamanan demi meniadakan penyebaran kontak langsung antar penumpang.
"Kapasitas penumpang mengikuti protokol jaga jarak dari Kementerian Perhubungan yaitu maksimal 70% setiap bus," kata Pande.
Berikut jam operasional keberangkatan trayek baru JRC:
1. Grand Central Bogor-Stasiun Juanda.
Berangkat pada pukul 05.15, 05.45, 07.30 WIB dari Grand Central Bogor dan kembali dari Stasiun Juanda pada pukul 16.30, 17.00, 19.30 WIB.
Rute yang dilewati Grand Central Bogor (St. Bogor) - Jl. Raya Dramaga - Jl. Ir H Juanda - Jl. Jalak Harupat - Jl. Raya Pajajaran - Jl. Tol Jagorawi - Jl. Tol Lingkar Dalam - Exit Semanggi - Jl. Jenderal Sudirman - Dukuh Atas - Jl. M.H. Thamrin - Jl. Medan Merdeka Barat - Jl. Majapahit - Jl. Gajah Mada - Jl. Hayam Wuruk - Stasiun Juanda.
2. Grand Central Bogor-Stasiun Manggarai.
Berangkat pada pukul 05.20, 05.50, 07.40 WIB dari Grand Central Bogor dan kembali dari Stasiun Manggarai pada pukul 16.30, 17.00, 19.30 WIB.
Melewati rute Grand Central Bogor (St. Bogor) - Jl. Raya Dramaga - Jl. Ir H Juanda - Jl. Jalak Harupat - Jl. Raya Pajajaran - Jl. Tol Jagorawi - Jl. Tol Ir. Wiyoto Wiyono - Exit Jatinegara - Jl. Bekasi Barat - Jl. Bekasi 1 - Jatinegara – Manggarai.
3. Grand Central Bogor - Stasiun Tebet.
Berangkat pada pukul 05.30, 06.00, 07.45 WIB dari Grand Central Bogor dan kembali dari Stasiun Tebet pada pukul 6.30, 17.00, 19.30 WIB.
Melewati rute yang melewati rute Grand Central Bogor (St. Bogor) - Jl. Raya Dramaga - Jl. Ir H Juanda - Jl. Jalak Harupat - Jl. Raya Pajajaran - Jl. Tol Jagorawi - Exit Cawang Uki - Jl. D. I. Panjaitan - Jl. Jend. Basuki Rachmat - Jl. K.H. Abdullah Syafei - Jl. Casablanca - Jl. Rasuna Said - Kuningan.
Sistem Transportasi
Belum lama ini, PPD juga membuka rute baru layanan bus umum rute Blok M, Jakarta Selatan, menuju Sentul City, Kabupaten Bogor. "Kami menyediakan sebanyak tiga unit bus untuk trayek tersebut," ujar Pande.
Bus yang diberi nama Jabodetabek Residence Connexion (JRC) Perum PPD itu beroperasi mulai pukul 05.30 WIB, 06.00 WIB dan 09.00 WIB di Sentul City. Sementara, di Pasar Raya Blok M beroperasi mulai pukul 17.00 WIB, 17.30 WIB dan 20.00 WIB.
"Apabila animo masyarakat cukup tinggi, nantinya akan ditambah dengan keberangkatan 5-10 menit sekali," imbuhnya.
Rute bus yang ditetapkan melintasi Terminal Sentul City-Jl MH Thamrin-Tol Lingkar Luar Bogor-Tol Jagorawi-Tol Lingkar Luar Jakarta-Jalan TB Simatupang-Jalan Pangeran Antasari-Jalan Prapanca-Pasar Raya Blok M. Bus bertarif Rp25.000 per penumpang itu menawarkan sejumlah fasilitas seperti Wi-Fi, stop kontak charger, air conditioner (AC) dan reclining seat.
Operator juga memberlakukan protokol kesehatan selama pandemi covid-19 seperti memakai masker, fasilitas pembersih tangan hingga pengukuran suhu tubuh penumpang. Kapasitas penumpang juga mengikuti protokol jaga jarak dari Kementerian Perhubungan, maksimal 70%.
Peluncuran perdana bus pada Jumat (24/7) itu merupakan langkah pihaknya dalam mendukung program pemerintah untuk beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum
"Bus ini merupakan salah satu langkah awal untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi jumlah pergerakan orang dari Bogor khususnya Sentul menuju Jakarta yang masih menggunakan kendaraan pribadi," katanya.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, penyediaan bus berbayar merupakan bagian kolaborasi sejumlah pihak dalam membangun sistem transportasi. Uji coba operasi JR Connexion dari Perum PPD ini, dinilainya sebagai langkah lebih maju untuk mengurai kepadatan penumpang KRL dan kemacetan di Jakarta.
“Bila dibilang membantu, sangat membantu. Tapi kalau bicara apakah cukup? belum tentu. Oleh karena itu, kolaborasi ini harus terus bertambah untuk menjangkau penumpang lain, menambah titik lain, dan menambah moda lain,” tuturnya
Menurutnya, pandemi covid-19 membawa hikmah tersendiri, khususnya dalam bidang transportasi. “Kita dipaksa untuk secara cepat terus beradaptasi dan membuat gebrakan-gebrakan. Masa kita biarkan 20.000 penumpang KRL setiap hari terus berdesak-desakan? kan tidak,” ujarnya, Senin.
Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B Pramesti mengatakan, layanan bus ini bisa jadi alternatif buat warga yang biasanya menggunakan kendaraan pribadi.
Sekadar informasi, di 2019 terjadi pergerakan orang sekitar 88 juta per hari di Jabodetabek dari jumlah penduduk sekitar 30 juta. Kondisi tersebut menimbulkan kerugian akibat macet yang lumayan besar. Dalam setahun bisa mencapai triliunan rupiah.
“Kami targetkan juga di 2029 pengguna angkutan umum mencapai 60%. Pada 2019 baru 32%, kita dorong terus masyarakat agar bisa menggunakan transportasi umum. Sejalan dengan itu juga tentu fasilitas layanan harus ditingkatkan, salah satunya dengan menghadirkan JR Connexion ini," tandasnya. (Faisal Rachman)