c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

15 Oktober 2019

11:50 WIB

Akumulasi Tekanan Gas Merapi Masih Berpotensi Semburkan Awan Panas

Pasca erupsi kemarin, saat ini BPPTKG memantau tidak ada aktivitas signifikan dari Gunung Merapi

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Akumulasi Tekanan Gas Merapi Masih Berpotensi Semburkan Awan Panas
Akumulasi Tekanan Gas Merapi Masih Berpotensi Semburkan Awan Panas
Gunung Merapi. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

JAKARTA – Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menuturkan saat ini belum ada indikasi erupsi magma di Gunung Merapi pasca letusan awan panas yang terjadi pada Senin (14/10) pukul 16.31 WIB.

“Selama masih ada suplai magma dari dalam, itu (potensi erupsi magma) masih ada. Tetapi sampai saat ini belum ada indikasi yang kuat untuk adanya erupsi,” ucap Hanik kepada Validnews, Selasa (15/10).

Akan tetapi, Hanik mengingatkan akumulasi tekanan gas dari perut Gunung Merapi yang mengakibatkan letusan awan panas ke depannya masih akan terjadi. 

“Memang kemungkinan dinamika merapi saat ini masih seperti itu. Untuk aktivitas merapi yang jelas terus kita pantau, dari berbagai metode. Koordinasi terus kita lakukan. Pemantauan 24 jam aktivitas merapi,” tuturnya.

Soal letusan awan panas dengan tinggi kolom setinggi 3 km yang terjadi pada Senin (14/10) kemarin, Hanik menginformasikan bahwa itu bukanlah erupsi yang besar. Menilik dari historisnya, erupsi Gunung Merapi berupa awan panas bisa mencapai 17 km.

“Tidak usah khawatir. Walaupun demikian tetap harus waspada, bahwa bagaimanapun kita harus mewaspadai aktivitas merapi,” kata Hanik.

Pasca erupsi kemarin, saat ini BPPTKG memantau tidak ada aktivitas signifikan dari Gunung Merapi. Kepulan asap pun sudah tidak terlihat, hujan abu vulkanik juga sudah berhenti. Meski begitu, BPPTKG tetap mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Sebelumnya, hingga Selasa (15/10) dini hari, tercatat Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran sebanyak dua kali pasca erupsi pada Senin sore.

Mengutip keterangan tertulis BPPTKG, Senin (14/10) malam pukul 20.19 WIB terjadi guguran awan panas dengan amplitudo maksimal 30 mm dan durasi kurang lebih 76 detik. Setelah itu, guguran kembali terjadi pada Selasa (15/10) pukul 00.04 WIB dengan amplitudo maksimal 53 mm dan durasi kurang lebih 102 detik.

Gunung Merapi juga pernah mengeluarkan awan panas letusan pada Minggu (22/9) dengan tinggi kolom 800 meter. Awan panas letusan itu memiliki amplitudo 70 mm dan durasi 125 detik dengan jarak luncuran diperkirakan sejauh 1.200 meter.

Sejak 21 Mei 2018 sampai saat ini, status Gunung Merapi masih berada di status waspada atau level II. (Shanies Tri Pinasthi)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar