08 Januari 2020
20:42 WIB
JAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan bahwa intensitas kegempaan pada periode minggu ini, yaitu 1 - 7 Januari 2021 lebih tinggi dibandingkan periode minggu lalu.
Hasil analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor barat daya tanggal 7 Januari 2021 terhadap tanggal 24 Desember 2020 juga menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran dan adanya kubah lava baru.
"Dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 4 kali awan panas guguran (AP), 541 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 2.270 kali gempa Fase Banyak (MP), 4 kali gempa Low Frekuensi (LF), 611 kali gempa Guguran (RF), 628 kali gempa Hembusan (DG) dan 4 kali gempa Tektonik (TT)," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/1).
Hanik mengatakan, aktivitas Gunung Merapi masih cukup tinggi, sehingga status aktivitas masih dalam tingkat Siaga atau Level III. Oleh karena itu, dia merekomendasikan seluruh stakeholder, baik pemerintah dan masyarakat untuk selalu bersiaga menghadapi bahaya yang dapat ditimbulkan dari aktivitas Gunung Merapi yang kian meningkat.
"Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat," jelas Hanik.
Dia juga merekomendasikan agar penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III untuk dihentikan. Begitu pula dengan pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.
"Masyarakat di wilayah sekitar juga perlu mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," jelasnya. (Seruni Rara Jingga)