07 Februari 2019
12:34 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
NEW YORK, AMERIKA SERIKAT – Tim peneliti dari Rumah Sakit Brigham and Woman di Boston, Amerika Serikat menjelaskan, ahli radiologi punya peran kunci mengungkap dugaan pelecehan. Mereka dapat memperoleh bukti dengan pola luka dari korban pelecehan, demikian berita yang dikutip dari Reuters, Rabu (6/2).
Pelecehan tersebut dapat berupa fisik, seksual dan psikologi, demikian pemaparan tim penelitian itu. Penelitian itu dipublikaskan Radiology, jurnal dari Radiological Society of North America.
Kepada Reuters, tim peneliti menguraikan riset pada wanita yang mengalami luka dan kemudian ditangani bagian radiologi. Ditemukan, korban pelecehan, sebagian besar wanita, memiliki lebih banyak patah tulang lengan, muka dan tengkorak.
Luka tersebut berbeda dengan pasien kekerasan lain karena ada nyeri kronis pada korban. Ditambah lagi tingkat stres yang tinggi, memicu korban untuk bunuh diri, demikian hasil penelitian tim di rumah sakit itu.
Menurut riset tim tersebut, tanda pelecehan dan kekerasan dalam rumah tangga dapat dideteksi oleh ahli radiologi. Mereka memiliki kekhususan dalam menafsirkan gambar-gambar dari hasil pencitraan pada tubuh manusia menggunakan sinar-X.
Biasanya, para korban pelecehan menjalani empat kali pemeriksaan pencitraan, atau lebih banyak dibandingkan pasien darurat lain.
Elizabeth George, kepala Departemen Radiologi di RS Brigham sekaligus ketua tim riset mengatakan, ahli radiologi memiliki banyak informasi dari hasil sinar-X pada tubuh wanita.
“Dari pencitraan awal bisa ditemukan pola pada tubuh korban yang bisa menjadi petunjuk adanya kekerasan," tuturnya.
Menurut dia, penelitian ini penting, mengingat tanda-tanda pelecehan dapat dengan mudah dilewatkan di departemen darurat rumah sakit yang sibuk.
Para peneliti juga mengatakan catatan rumah sakit mungkin tidak mengidentifikasi atau melaporkan cedera tertentu sebagai pelecehan.
Hasil penelitian itu juga mengungkapkan lebih dari 96% korban kekerasan dalam hubungan pria dan wanita di AS adalah wanita. Angka tertinggi terjadi pada wanita kulit hitam dan hispanik.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa satu di antara tiga wanita mengalami kekerasan seksual dan fisik dalam hidupnya.
Berdasarkan data The Violence Policy Center, kelompok penelitian dan advokasi kekerasan senjata, dari total kasus pembunuhan wanita di Amerika Serikat sepanjang 2018, mayoritas pelaku adalah mantan dan pasangan saat ini. (Leo Wisnu Susapto)