26 September 2020
08:17 WIB
JAKARTA - Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Vito A Damay berpendapat, tidak ada larangan bagi mereka yang memiliki penyakit jantung, untuk bersepeda rutin demi menjaga kebugaran dan kesehatan tubuhnya.
Namun, sebelum melakukannya, periksakan dulu kondisi jantung misalnya melalui tes echocardiography (EKG) atau treadmill untuk mengetahui batas kemampuan diri.
"Semangat, ingat tujuannya cari sehat bukan cari penyakit. Cek kondisi jantung dulu, dengan EKG atau treadmill excercise test. Orang yang suka berolahraga bisa mempersiapkan jantung mereka, periksa jantungnya," ujar dia seperti dikutip dari Antara, Jumat (25/9).
Selanjutnya, mulailah secara bertahap lalu sesuaikan durasi dan frekuensinya dengan hasil tes dan kondisi tubuh. Selain itu, jika ternyata penderita penyakit jantung memerlukan obat, maka minumlah obat atas rekomendasi dokter.
"Seperti kendaraan ada perawatan, jantung kita juga apabila ada perlu obat, ya diminum," kata Vito.
Bersepeda sendiri menjadi salah satu olahraga yang bisa diikuti semua orang untuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung. Olahraga ini juga disarankan untuk orang yang memiliki masalah dengan kelebihan berat badan sehingga sulit bahkan untuk sekedar berjalan atau berlari.
Di masa pandemi covid-19, saat bersepeda, penderita penyakit jantung disarankan menerapkan protokol kesehatan. Antara lain menjaga jarak dengan pesepeda dan orang lain, mengenakan masker dan mencuci tangan sebelum dan usai memegang sesuatu terutama jika itu barang publik.
Vito mengatakan, orang dengan penyakit jantung sekalipun namun rajin berolahraga cenderung akan lebih tertolong kala terjadi masalah pada jantungnya. Ketimbang, mereka yang tak pernah berolahraga.
"Ini karena jika ada penyumbatan di pembuluh darah jantung misalnya, orang yang rajin berolahraga terutama yang tipe aerobik, maka dia punya jalan tikus banyak, namanya pembuluh darah kolateral," kata dia.
Pembuluh darah kolateral yang berukuran tipis ini bisa membantu mengaliri darah ke otot-otot jantung. Terutama, saat ada penyumbatan di salah satu jalur aliran. Inilah yang membuat peluang kelangsungan hidup mereka yang rajin berolahraga lebih tinggi.
"Jadi kalau misalkan jalan rayanya tersumbat, maka rambut-rambut atau jalan tikus ini masih bisa sedikit membantu, sehingga kemungkinan survival-nya lebih tinggi dibandingkan jika dia tidak pernah berolahraga yang tersumbat satu tersumbat semua, makanya risiko meninggalnya lebih tinggi," papar Vito.
Di sisi lain, sebaiknya jagalah asupan makanan sehat agar kolesterol jahat tak sampai di atas optimal dan berujung serangan jantung. (Leo Wisnu Susapto)