04 Juli 2018
19:12 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Sebanyak 376 calon taruna bersaing merebutkan 250 kursi di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Jawa Tengah, untuk tahun ajaran 2018.
Asisten Sumber Daya Manusia (As SDM) Polri Irjen Pol Arief Sulistyanto menjamin penerimaan calon taruna Akademi Kepolisian (AKPOL) tahun 2018 dilakukan secara transparan dan akuntabel.
"Kuota penerimaan seluruhnya 250, terdiri 220 taruna dan 30 taruni. Saat ini yang dikirim ke sini (Akpol) total 376 orang, yang terdiri calon taruni sebanyak 41 orang. Artinya kami tinggal menyisihkan 11 orang. Untuk calon taruna ada 335 dan diambil 220 orang," kata Arief Sulistyanto, usai penandatanganan fakta integritas penerimaan calon taruna/taruni akademi kepolisian di Gedung Cendekia, Komplek Akademi Kepolisian, Rabu (4/7) siang.
Dia meminta kepada orang tua calon taruna dan taruni agar tidak mudah terpengaruh dengan oknum tak bertanggung jawab yang menjanjikan anaknya lolos seleksi dengan membayar sejumlah uang.
Apabila ada anggota Polri maupun masyarakat sipil yang terbukti melakukan penipuan mengatasnamakan atau menjanjikan bisa masuk dengan membayar pihaknya akan menindak tegas.
"Dari pantauan di beberapa Polda saat seleksi di tingkat Polda ada beberapa orang, mulai dari anggota polisi aktif hingga pecatan polisi ada yang terlibat dan akan kita pidanakan," ungkap Arief.
Arief menambahkan setidaknya ada sembilan kasus atau temuan terkait penipuan perekrutan calon taruna Akpol. Untuk tahun ini ada 417 calon taruna Akpol yang menandatangani fakta integritas yang juga dihadiri oleh orangtua.
"Ada sembilan kejadian, tersebar di beberapa polda," kata Arief di Akpol Semarang, Jatneg, Rabu.
Beberapa daerah yang sempat didapati tindak pidana penipuan dengan modus bisa meloloskan sebagai taruna Akpol tersebut antara lain Ambon, Bengkulu, Sulawesi Utara, serta Jawa Barat. Ia menyebut para pelaku tindak pidana penipuan itu berasal dari unsur Polri, pecatan polisi, serta bukan anggota polri.
"Pelaku yang berasal dari anggota Polri bukan merupakan panitia seleksi," ungkapnya.
Dia menjelaskan, terdapat empat kali tahap pemulangan para calon taruna yang tak lolos seleksi. Setiap tahapan seleksi dilakukan secara transparan dan dipantau oleh masyarakat. Bahkan, seluruh hasil tes akan langsung diumumkan untuk mencegah praktik kecurangan.
"Ada empat kali tahap pemulangan (calon taruna tak lolos). Tes mulai dari pemeriksaan administrasi, pemeriksaan kesehatan psikologi, kemudian kesehatan jasmani, akademik, dan pemeriksaan penampilan terakhir. Semua tahapan hanya tiga pekan, tidak sampai bulanan," lugasnya.
Jenderal bintang dua yang bertindak sebagai ketua panitia penerimaan calon taruna Akpol itu menjamin tidak ada permainan pada seluruh tahap proses seleksi. Menurutnya, Polri terus berbenah untuk menciptakan reformasi internal agar lebih profesional, modern, dan terpercaya. (Benny Silalahi)