c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

01 Juli 2019

09:49 WIB

5 Desa Di Magetan Alami Krisis Air Bersih

Kesulitan air bersih sudah dirasakan warga setempat sebulan terakhir

Editor: Agung Muhammad Fatwa

5 Desa Di Magetan Alami Krisis Air Bersih
5 Desa Di Magetan Alami Krisis Air Bersih
Ilustrasi bantuan air bersih bagi warga. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

MAGETAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Jawa Timur (Jatim) mencatat lima desa di wilayah kerjanya yang saat ini mengalami krisis air bersih sejak memasuki musim kemarau. Dari lima desa yang mengalami krisis air bersih, tiga di antaranya terdapat di Kecamatan Parang. Sementara sisanya, di Kecamatan Karas.

"Tiga desa di Kecamatan Parang yang krisis air bersih adalah Desa Trosono, Sayutan, Bungkuk. Selain itu, krisis air juga terjadi di wilayah Karas," ujar Kepala Pelaksanaan BPBD Magetan Ari Budi Santosa, di Magetan, seperti dilansir Antara, Minggu (30/6).

Sejauh ini, BPBD Magetan telah melakukan pengiriman bantuan air bersih ke desa-desa yang tengah krisis air tersebut. Bantuan air bersih di antaranya telah dikirim ke Desa Trosono dan Sayutan di Kecamatan Parang.

Untuk mempermudah distribusi air bersih tersebut, petugas tinggal mengisi tandon atau tangki yang sebelumnya sudah dipasang di desa yang mengajukan bantuan air. Warga kemudian berdatangan untuk antre mendapatkan air bersih tersebut.

Ari Budi menambahkan, BPBD akan rutin mengirim bantuan air bersih ke desa-desa sesuai kebutuhan warga. Bagi warga yang mengalami kekeringan dan membutuhkan air bersih, bisa menghubungi BPBD dengan mengajukan surat permohonan bantuan air bersih melalui desa dan diketahui oleh camat setempat.

Salah satu warga Desa Sayutan, Lilis mengaku, kesulitan air bersih sudah dirasakan warga sejak sebulan terakhir saat memasuki musim kemarau. Untuk memenuhi kebutuhan air, warga biasanya bergantung pada air sumur dan sumber air di dekat desa.

"Namun, air sumur sumbernya mulai berkurang bahkan sering kering. Demikian juga dengan sumber air desa, sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga sehari-hari," kata Lilis.

Karena itu, warga sangat senang mendapat bantuan air bersih dari BPBD setempat. Mereka menyadari, air dari bantuan tersebut harus dihemat, sehingga lebih diperuntukkan buat minum dan memasak.

"Kalau untuk mandi ataupun mencuci baju, warga biasanya ke sungai yang berjarak sekitar 8 kilometer dari rumah," kata dia.

Warga memprediksi, kesulitan air bersih masih akan terjadi hingga beberapa bulan ke depan seiring berlangsungnya musim kemarau. Warga meminta bantuan air bersih dari pemda tersebut rutin dilakukan hingga masuk musim hujan mendatang. (Nofanolo Zagoto)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar