12 Maret 2018
13:43 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
BEKASI– Penerapan paket kebijakan penanganan kemacetan tol Jakarta-Cikampek berupa rekayasa lalu lintas ganjil-genap, Senin (12/3) pagi, mendorong peningkatan jumlah penumpang bus Trans Jabodetabek di Kota Bekasi, Jawa Barat. Dari lima pemberangkatan Transjabodetabek dari Mega Bekasi City sejak pukul 5.00 WIB, rata-rata bus menampung sekitar 20 orang.
"Biasanya hanya sekitar 15 orang, itu pun armada masih terbatas hanya sembilan unit. Sekarang armada bertambah, penumpang juga ikut bertambah," ujar Pengemudi Trans Jabodetabek arah Plaza Senayan Hari Permana di Bekasi seperti dilansir Antara.
Menurut Haris, perjalanan Transjabodetabek pada masa uji coba ini akan mendapat kawalan petugas patroli di jalan tol. Dia memproyeksikan, waktu perjalanan cukup memakan waktu 70 menit hingga 90 menit hingga ke tujuan.
"Setelah masa uji coba, perjalanan sama saja dengan angkutan lain, tapi kini akan dikawal kembali, sehingga waktu tempuh bisa terjamin lagi kepastiannya," katanya. Dalam perjalanan Bekasi-Jakarta, titik kemacetan parah yang selalu dihadapi setiap hari ialah pada simpang Halim karena pertemuan kendaraan dari sejumlah arah.
"Biasanya di Halim sampai Kuningan macetnya. Selepas Kuningan baru lancar lagi," katanya.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Jawa Barat, Johan Budi Gunawan mengimbau pengendara yang terlena imbas uji coba ganjil-genap di lintasan Gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur, Senin (12/3) untuk beralih memanfaatkan bus umum.
"Untuk pengemudi yang kendaraannya terkena imbas kebijakan ini, selain bisa memanfaatkan ruas jalan alternatif yang disediakan, bisa juga beralih ke kendaraan umum," kata di Bekasi, Minggu.
Menurut dia, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek telah menyiapkan 44 unit bus Transjabodetabek dengan fasilitas premium yang siap mengangkut penumpang hingga ke Jakarta. Sebanyak 23 bus disiapkan di Mega Bekasi dekat tol Bekasi Barat yang akan mengarah ke lima tujuan di Jakarta, yakni Plaza Senaya, Podomoro City, Blok M, Kuningan, dan Thamrin City.
Sementara 21 bus lain disiapkan di dekat tol Bekasi Timur, melayani arah Grand Paragon, Tebet, Mall Sunter, Kalideres, Tanah Abang, dan Thamrin City. "Keberangkatan bus pertama dari Bekasi Barat pukul 05.10 WIB dengan jeda waktu pemberangkatan setiap 10 menit sekali," katanya.

Kantong Parkir
Pada pemberangkatan terakhir pukul 9.10 WIB, kata Johan, ada 22 frekuensi keberangkatan menuju Bekasi dan sekitarnya. Untuk rute kepulangan kembali ke Bekasi Barat dilayani mulai pukul 16.00 WIB hingga 21.30 WIB.
Adapun keberangkatan bus dari tol Bekasi Timur dimulai pukul 05.00 WIB hingga 09.00 WIB dengan frekuensi total perjalanan sebanyak 22 kali. Sementara kepulangannya dilayani mulai pukul 16.45 WIB sampai 22.00 WIB.
"Pengemudi kendaraan pribadi yang memutuskan beralih ke angkutan umum, tak perlu mengkhawatirkan lokasi parkir kendaraan pribadinya. Ada empat kantong parkir yang siap menampung kendaraan," katanya.
Sebanyak 300 kendaraan bisa ditampung di area parkir Summarecon Mal Bekasi dan Mega Bekasi Hypermal, sebanyak 300 kendaraan lainnya bisa diparkir di mal Bekasi Trade Center dan apartemen Grand Dhika City.
Johan menambahkan, serangkaian skenario rekayasa lalu lintas juga telah dipersiapkan demi mengantisipasi kemungkinan timbulnya kemacetan parah akibat pemberlakuan kebijakan ini. Salah satunya ialah dengan menutup putaran setelah jalan layang Summarecon Noer Alie.
"Penutupan dilakukan demi mengantisipasi timbulnya antrean panjang kendaraan karena berbenturan dengan kendaraan yang mengarah ke Stasiun Kota Bekasi," katanya.
Seperti diketahui, mulai hari ini, Senin (12/3), Pemerintah Kota Bekasi telah resmi memberlakukan sistem ganjil genap di tol Jakarta-Cikampek. Sistem ini berlaku mulai pintu tol Bekasi, hanya menuju Jakarta. Pemilik kendaraan nomor polisi ganjil (nomor paling belakang) tak boleh lewat ditanggal genap. Begitu pula sebaliknya.
Volume Kendaraan
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani mengatakan, penerapan kebijakan tersebut tidak akan diberlakukan sepanjang hari. Selain itu, kebijakan ini juga hanya berlaku pada Senin hingga Jumat. “Aturannya itu hanya berlaku dari pukul 06.00 hingga 09.00 WIB,” kata Desi.
Diperkirakan, ada sekitar 8.000 kendaraan pribadi yang melintasi kedua gerbang tol tersebut saat kebijakan itu diterapkan. Dengan adanya pembatasan ini, Desi memprediksi, volume kendaraan berkurang 25%.
Saat dikonfirmasi, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jendral (Pol) Tito Karnavian mengimbau penyelenggara paket kebijakan penanganan kemacetan tol Jakarta-Cikampek untuk menghimpun masukan publik.
"Karena masyarakat lebih merasakan dampak kemacetan di tol. Masukan publik penting untuk menyempurnakan kebijakan," kata Tito saat meninjau implementasi rekayasa lalu lintas ganjil-genap di GT Bekasi Barat Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Senin.
Menurut Tito, saat ini ada tiga kebijakan yang tengah diterapkan guna mengurai simpul kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek, yakni ganjil-genap, pengaturan angkutan barang golongan III, IV dan V serta prioritas lajur khusus angkutan umum untuk bus sedang dan besar.
"Kebijakan ini harus ada langkah sosialisasi, jangan hanya dilakukan di media sosial, kalau perlu bikin kanal khusus untuk paket kebijakan ini," katanya.
Tito juga menyarankan agar para penyelenggara paket kebijakan itu membuka Posko Bersama untuk mengintegerasikan seluruh evaluasi pelaksanaan kegiatannya dalam satu kanal. Posko tersebut juga diharapkan bisa menampung seluruh masukan publik, khususnya para pengendara yang selama ini kerap berhadapan dengan situasi kemacetan tol.
"Ganjil genap juga harus ada solusi, diantaranya transportasi umum yang disediakan pemerintah harus memenuhi standar kelayakan. Ini harus dikontrol bersama," katanya.
Tito berharap uji coba ini bisa menjadi obat penawar untuk mengurangi kemacetan lalu lintas untuk menolong masyarakat. "Sambil berjalan, sambil dievaluasi, jangan sampai tiga solusi ini bikin publik lebih susah lagi," katanya.
Sejumlah kendaraan roda empat melintas masuk ke gerbang tol Bekasi Barat 1 di Bekasi, Jawa Barat, Senin (12/3). Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) memberlakukan sistem ganjil genap di pintu tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur arah Jakarta mulai Senin (12/3) pukul 06.00 - 09.00 WIB setiap hari Senin -Jumat. ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf
Putar Balik
Sementara itu, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol Royke Lumowa berharap pengguna kendaraan pribadi dapat menggunakan moda transportasi umum yang telah disediakan pemerintah sebagai sarana trasportasinya.
“Pemerintah tidak begitu saja memberlakukan (kebijakan) ini. Kita juga menyiapkan bus bagi pengemudi yang biasa nyetir sendiri dari Bekasi," ujar Royke Lumowa.
Para pemilik mobil pribadi yang tidak bisa melintasi Tol Cikampek karena aturan ganjil genap dapat memarkirkan kendaraannya di mal Bekasi. Harganya relatif terjangkau. "Parkirnya di mal itu Rp 10 ribu seharian penuh," ucapnya.
Sedikitnya 251 kendaraan pribadi berplat nomor ganjil harus berbalik dan dilarang memamsuki Gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur pada hari perdana penerapan rekayasa lalu lintas ganjil-genap, Senin pagi.
"Di GT Bekasi Timur Jalan Joyomartono ada 143 unit kendaraan dan GT Bekasi Barat Jalan Ahmad Yani sebanyak 108 unit kendaraan yang gagal lolos pemilahan pukul 06.00-09.00 WIB," kata Senior Office Keamanan dan Ketertiban PT Jasa Marga Anik Budiarti di Bekasi.
Hari pertama penerapan aturan tersebut, kata dia, petugas gabungan dari Jasa Marga, Polantas dan Dinas Perhubungan hanya memperbolehkan kendaraan berplat nomor genap melintasi dua gerbang tol tersebut berdasarkan tanggal pada hari ini. Sementara kendaraan yang berplat nomor ganjil digiring petugas untuk memutar balik pada titik U-Turn yang sudah disiapkan untuk mengambil jalur alternatif berkendara.
Salah satu pengendara berplat nomor ganjil, Elyas Pasaribu (33) mengaku tidak setuju dengan implementasi ganjil-genap karena membuat pengendara menjadi lebih terburu-buru untuk mengejar waktu masuk ke dalam tol.
"Saya sengaja bangun lebih pagi, supaya 'pas' jalan masih kebagian waktu untuk masuk ke tol. Tapi rupanya malah justru terjadi kemacetan panjang di sekitar pintu masuk tol. Selain itu, saya juga nyaris menyerempet mobil lain karena terlalu terburu-buru mengejar waktu," katanya.
Namun, pengendara lainnya yang berplat nomor genap, Chandra Migas Sanjaya (43) menyatakan dukungannya terhadap program ganjil-genap, sebab terbukti efektif mengurai simpul kemacetan di dalam tol wilayah Kota Bekasi yang mengarah ke Jakarta.
"Memang konsekuensinya kita harus bangun lebih pagi. Untuk menghindari kemacetan di gerbang tol. Tapi selepas itu situasi lalin lancar sampai Cawang," katanya.
Pegawai di salah satu perusahaan properti di Jakarta itu lebih memilih tetap berkendara pribadi daripada harus beralih ke Bus Premium Transjabodetabek yang disediakan pemerintah karena faktor kenyamanan. (Benny Silalahi, Faisal Rachman)