07 November 2022
20:06 WIB
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Terkenal sebagai salah satu produsen sepeda motor besar di dunia, Yamaha mulai merintis langkah baru untuk memproduksi sebuah pesawat terbang. Di mulai dari pesawat kecil berkapasitas mesin sekitar 500 cc.
Pada pengumuman yang dibuat Juni tahun lalu, diungkapkan bahwa pesawat tersebut dikembangkan Yamaha bekerja sama dengan perusahaan pesawat asal Jepang, ShinMaywa Industries, Ltd.
Yamaha memiliki tugas mengadaptasi mesin kecil untuk digunakan dalam penerbangan. Sementara itu, ShinMaywa akan menggunakan pengalamannya di industri manufaktur pesawat untuk mengembangkan prototipe pesawat.
Setelah kurang lebih satu tahun, kerja sama tersebut akhirnya menghadirkan sebuah prototipe pesawat kecil yang sukses melakukan uji terbang tahap awal di Fujikawa Gliding Field di Prefektur Shizuoka, Jepang pada 21 September.
Pesawat berwarna biru dongker itu adalah pesawat R&D milik ShinMaywa, XU-L (pesawat Experimental Utility - tipe Besar), yang dilengkapi dengan mesin 4-tak 2-silinder 499cc berpendingin cairan yang diproduksi oleh Yamaha Motor.
Secara umum, mesin tersebut terlihat sangat mirip dengan mesin yang digunakan Yamaha pada motor dua silinder yang diproduksinya, seperti salah satunya gunakan motor Yamaha T7 Tenere.
Tak banyak yang diungkapkan Yamaha maupun ShinMaywa dalam proyek kerja samanya ini. Mereka hanya mengungkapkan bahwa menyusul keberhasilan uji terbang tahap awal ini, kedua perusahaan berencana untuk melanjutkan upaya penelitian bersama lebih lanjut.
Seperti yang diungkapkan kedua pabrikan asal Jepang itu di pertengahan tahun 2021, penelitian lebih lanjut memang menjadi sesuatu yang harus dilakukan, seiring tujuan besar mereka untuk bisa mengembangkan pesawat kecil generasi terbaru yang kelak bisa di komersialisasi.
"(Kami akan) menjajaki kemungkinan komersialisasi pesawat kecil generasi berikutnya, dan mempertimbangkan arah dan masa depan proyek berdasarkan minat pasar dan faktor lainnya," ungkap pihak Yamaha kala itu.
Buat Yamaha, proyek kerja sama ini jelas merupakan sebuah langkah yang menarik, di tengah nama besarnya dalam industri sepeda motor dunia. Tetapi jika dilihat lebih jauh, upaya untuk masuk ke industri penerbangan, bukanlah sesuatu hal baru yang dilakukan perusahaan berlogo garpu tala itu.
Sebab, pada 1990-an, meski dalam kapasitas yang lebih kecil, mereka pernah menciptakan sebuah helikopter kecil tak berawak untuk keperluan pertanian, yang dinamakan R-MAX.
Selain itu, pada sekitar tahun 2000-an, mesin mobil salju Yamaha juga telah digunakan oleh sebuah perusahaan Amerika, Mohawk Aero Craft, sebagai mesin pesawat gyrocopters atau autogyro. Pesawat kecil berukuran satu penumpang yang menggunakan baling-baling.
Langkah Yamaha kali ini tampaknya tidak main-main, melihat perusahaan yang mereka ajak kerja sama, Shinmaywa, adalah sebuah konglomerat industri yang sudah memproduksi pesawat terbang sejak tahun 1949.
ShinMaywa didirikan pada tahun 1949 sebagai Shin Meiwa Industry Company Limited, dan melanjutkan produksi pesawat pada tahun 1952 dari Kawanishi, pasca berakhirnya larangan yang diberlakukan di Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Pada 1966, mereka sukses membuat pesawat amfibi, PS-1, sebuah pesawat baling-baling bermesin empat pesanan Pemerintah Jepang, yang pertama kali terbang pada tahun 1974.
Setelahnya, mereka juga terkenal dengan produksi pesawat US-1A yang pada tahun 2003, berkembang menjadi pesawat US-2.
Di luar produksi pesawatnya sendiri, ShinMaywa juga terkenal dengan keterlibatannya dalam rantai pasok internasional dari sejumlah produsen pesawat terbang besar, seperti produsen asal Amerika Serikat, Boeing.