13 Oktober 2025
18:23 WIB
WormiBox, Alat Cerdas Ubah Sampah Organik Rumah Tangga Jadi Pupuk
WormiBox merupakan alat budidaya cacing tanah berbasis teknologi Internet of Things (IoT) yang mampu mengubah limbah organik menjadi pupuk bernilai ekonomi.
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Andesta Herli Wijaya
Warmibox, alat pengubah sampah organik rumah tangga jadi pupuk karya tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Sumber foto: UGM.
JAKARTA - Rumah tangga menyumbang timbunan sampah yang besar setiap tahunnya. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dari total timbunan sampah nasional yang mencapai 33,9 juta ton per tahun, hampir setengahnya berasal dari sampah rumah tangga.
Dengan mayoritas merupakan sampah organik, sampah rumah tangga dapat menghasilkan gas metana yang dampaknya terhadap pemanasan global jauh lebih besar dibandingkan karbondioksida.
Karena itu perlu dilakukan upaya meminimalisir keberadaan sampah rumah tangga tersebut dari lingkup terkecil di rumah masing-masing. Mulai dari mengurangi jumlahnya hingga melakukan upaya pengelolaan sampah secara mandiri. Misalnya mengolahnya menjadi pupuk organik.
Mendukung upaya tersebut, tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada menciptakan sebuah produk inovasi pengelolaan sampah organik bernama WormiBox. Produk ini merupakan alat budidaya cacing tanah berbasis teknologi Internet of Things (IoT) yang mampu mengubah limbah organik menjadi pupuk bernilai ekonomi.
WormiBox dikembangkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) 2025 sebagai wujud kontribusi nyata mahasiswa dalam mencari solusi berkelanjutan bagi lingkungan. Oleh Azkal Anas Ilmawan (Teknik Nuklir UGM angkatan 2022 ) sebagai ketua, dan Fikriansyah Ridwan Pratama (Teknik Fisika 2023), Vidhyazputri Belva Aqila (Akuntansi 2023), Maulana Iqbal Pambudi (Ilmu dan Industri Peternakan 2023), serta Maureen Arsa Sanda Cantika (Sistem Informasi Geografis 2022) sebagai anggota.
"Sampah rumah tangga jumlahnya terus meningkat, sementara fasilitas pengelolaan terpusat semakin terbatas. WormiBox memberi peluang agar masyarakat dapat mengelola sampah sendiri sekaligus menghasilkan produk yang bermanfaat," jelas Azkal Anas Ilmawan di website UGM, Senin (13/10).
Ia menjelaskan, bahwa karena terintegrasi dengan Internet of Things (IoT), WormiBox bisa bekerja dengan memantau kondisi lingkungan secara otomatis, menjaga temperatur dan kelembaban yang sesuai sehingga mampu meningkatkan produktivitas cacing dalam mengurai limbah organik. Dengan cara ini, proses penguraian berlangsung lebih efisien.
Bukan hanya bisa mengurangi bahkan menghilangkan sampah organik rumah tangga, Wormibox juga bisa menghadirkan produk lanjutan yang bermanfaat dari cacing, yaitu pupuk organik cair dan kascing (bekas cacing) atau vermikompos. Pupuk organik cair yang dapat digunakan kembali untuk merawat tanaman di rumah, atau dijual sehingga menghadirkan keuntungan ekonomi.
"Konsumen bukan hanya mendapat manfaat untuk mendekompost sampah rumah tangga tetapi mereka juga mendapatkan produk lanjutan yang dapat bermanfaat bagi pengelolaan tanaman di rumah mereka masing-masing," kata salah satu anggota tim Maulana Iqbal Pambudi dari Ilmu dan Industri Peternakan angkatan 2023.
Produk WormiBox ini sudah dipasarkan dengan harga Rp699 ribu dengan target pasar mereka yaitu peternak cacing, ibu rumah tangga, dan komunitas peduli lingkungan yang aktif mendorong gaya hidup ramah lingkungan.
Walau sudah dijual, Azkal menjelaskan bahwa mereka masih terus melakukan upaya pengembangan WormiBox ini. Di mana salah satunya pengembangan agar alat ini bisa dipantau melalui HP atau website kemudian bisa masuk ke akun dan bisa dipantau secara real-time, dilihat secara berkala.