25 Juni 2024
15:21 WIB
Wisata Mengunjungi Studio Film Berkualitas Di Indonesia
Ada yang dikenal sebagai studio film terbesar se-Asia Tenggara, ada juga studio film legendaris yang jadi saksi perkembangan perfilman di tanah air.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Rendi Widodo
Salah satu sudut di Studio Alam Gamplong, Sleman. Gmaps/Gamplong Studio Alam
JAKARTA - Memiliki keindahan alam yang memukau, membuat banyak berbagai tempat di tanah air sering dijadikan lokasi syuting tidak hanya bagi film lokal melainkan juga internasional. Di samping itu, sebenarnya Indonesia juga memiliki sederet studio film dengan fasilitas mumpuni.
Biasanya di studio film terdapat berbagai latar atau bangunan yang bisa dibongkar-pasang, disesuaikan dengan kebutuhan latar syuting film. Namun hal menarik lainnya, beberapa studio film di saat bersamaan ada yang dibuka untuk kunjungan destinasi wisata.
Meski belum jumlahnya belum terlalu banyak, berikut beberapa studio film di Indonesia dengan fasilitas terbaik yang banyak dikunjungi untuk berwisata.
Studio Alam TVRI
Sesuai namanya, bukan berada di ruangan tertutup studio yang dimaksud untuk lokasi pengambilan gambar ini memang berada di alam terbuka area hijau yang berlokasi di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat.
Menariknya lagi, Studio Alam TVRI ini justru bisa dibilang sebagai salah satu studio tertua dalam industri perfilman dan pertelevisian tanah air, lantaran sudah digarap sejak tahun 1980 dan mulai banyak digunakan di tahun 1985.
Dalam perjalanannya, tempat ini telah menjadi lokasi pengambilan gambar sinetron garapan TVRI, dan film-film Indonesia lainnya. Seperti "Jelangkung "(2001), "Air Terjun Pengantin" (2009), Trilogi The Raid (2011), Trilogi Merah Putih (2017), hingga "Kuntilanak" (2018).
Kawasan yang memiliki luas sekitar 20 hektar ini dikenal sejuk karena dikelilingi pohon rindang. Belum lagi di samping area studio alam, terdapat danau buatan bernama Setu Sidomukti yang menjadi objek wisata masyarakat lokal.
Selain dipakai untuk syuting, Studio Alam TVRI sendiri hingga kini banyak menjadi tujuan rekreasi akhir pekan untuk piknik, atau kegiatan berkumpul dengan harga tiket masuk Rp5.000 saja.
Studio Persari
Selain Studio Alam TVRI, studio lain yang menjadi saksi awal produksi perfilman di tanah air juga berada di wilayah Ciganjur, Jakarta Selatan, yakni Studio Persari.
Persari sendiri merupakan akronim dari Perseroan Artis Indonesia, sebuah studio rumah produksi film yang didirikan oleh tokoh perfilman tanah air yakni Djamaludin Malik.
Film yang pertama kali diproduksi di studio ini adalah "Sedap Malam" (1950). Hingga kini, Studio Persari masih dijadikan lokasi syuting dengan keberadaan berbagai set yang biasanya dibutuhkan dalam pengambilan gambar.
Studio Alam Gamplong
Meski terbilang baru diresmikan pada tahun 2018 lalu, namun studio yang berlokasi di Desa Gamplong, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman ini sudah dijadikan beberapa lokasi syuting film populer seperti "Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, dan Cinta" (2018), "Bumi Manusia" (2019), hingga "Habibie Ainun 3" (2019).
Menerima kunjungan wisata dan kerap jadi destinasi favorit bagi wisatawan yang berlibur ke Yogyakarta, begitu masuk ke area Studio Alam Gamplong, pengunjung akan merasa seperti masuk lorong waktu yang menghadirkan kilas balik ke abad 16-17.
Pasalnya, bangunan-bangunan di studio knj menggambarkan sebuah kota masa lalu yang dibagi dalam beberapa zona, seperti Zona Replika Kranggan Surabaya, Pecinan, Benteng VOC, hingga yang menjadi ikon dari Studio Alam Gamplong adalah trem jadul yang berjalan mengelilingi kawasan ini.
Apalagi, di beberapa titik juga ada bangunan yang sengaja dibangun layaknya museum mini untuk beberapa film yang pernah syuting di sana, seperti Museum Bumi Manusia dan Museum Habibie Ainun.
Bicara mengenai tiket masuk, sistem pembayaran ke studio ini menerapkan tarif rombongan berupa dana operasional sepantasnya. Semisal Rp50.000 untuk kunjungan rombongan 7-10 orang, dan Rp80.000 untuk kunjungan rombongan 11-18 orang.
Studio Infinite
Hadir dengan konsep di level berbeda dan lebih modern, studio yang berlokasi di Kawasan Nongsa, Batam ini memiliki fasilitas lebih memadai baik dari segi set atau fasilitas.
Mulai dari studio animasi, studio untuk membuat set dan atribut yang dibutuhkan dalam film, sound stage, area syuting indoor, dua panggung seluas 1.300 meter persegi, dan bangunan seperti hanggar bandara seluas 2.800 meter persegi, dapat ditemukan di studio ini.
Dengan lengkapnya fasilitas yang dimiliki, tak heran jika Studio Infinite juga disebut sebagai studio film terbesar di Asia Tenggara.
Dikenal juga dengan sebutan Infinite Frameworks Studio, sebenarnya studio ini merupakan fasilitas yang berafiliasi dengan studio film asal Singapura.
Beberapa film Indonesia hingga internasional yang pernah mengambil proses pengambilan gambar dan produksi di tempat ini di antaranya "Dead Mine" (2012), "Blackhat" (2015), "Beyond Skyline" (2015), "Buffalo Boys" (2017), "Headshot" (2017), hingga serial HBO "Grisse" (2018).