c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

26 Juli 2024

10:21 WIB

Waspadai Kebotakan Dan Cara Mengatasinya

Kebotakan dapat disebabkan berbagai faktor, dari genetik atau usia, setidaknya kondisi tersebut dapat diantisipasi dengan perawatan yang tepat. 

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Waspadai Kebotakan Dan Cara Mengatasinya</p>
<p>Waspadai Kebotakan Dan Cara Mengatasinya</p>

Ilustrasi kebotakan pada rambut. Shutterstock/dok

JAKARTA - Risiko kebotakan dapat dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita. Masalah kebotakan umumnya juga terjadi karena faktor genetik atau keturunan. Selain itu juga bisa disebabkan karena faktor usia.

Spesialis dermatologi lulusan Universitas Indonesia, dr. Arlene Rainamira, menjelaskan jika masalah kebotakan dari faktor genetik maka sulit untuk dihindari. Masalah kebotakan biasanya terjadi pada pria saat memasuki usia 30-an tahun dan wanita di atas usia 30-40 tahun.

"Kalau alopesia atau kebotakan itu pattern-nya khusus, pattern-nya bisa dimulai di depan, tengah, lama-lama semakin tipis (hingga botak secara keseluruhan)," katanya.

Meskipun mengalami kebotakan, dr. Arlene menyarankan agar pasien tetap merawat rambut secara rutin untuk menghindari masalah kesehatan rambut yang lebih parah. "Rutinnya masih tetap sama untuk kebotakan, pakai sampo yang dipijat di kulit kepala dan jangan digosok-gosok," jelasnya.

Selanjutnya, gunakan conditioner di bagian batang rambut dan gunakan masker rambut sesuai kebutuhan. Jangan lupa untuk mengeringkan rambut dengan handuk selama kurang lebih lima menit tanpa memeras atau menggosoknya.

Saat kondisi kebotakan pada rambut sudah parah, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter agar diberikan pengobatan yang sesuai. Mulai dari pemberian obat hingga transplantasi rambut. Apalagi jika kebotakannya sudah masuk dalam kategori ekstrem, perlu dikonsultasikan untuk diberikan pengobatan khusus alopesia tersebut.

"Terapinya bisa dari obat, obat oles atau obat minum, low level light terapy, suplemen, micro needling, PRP, dan yang paling akhir adalah transplant," sambungnya.

Lebih lanjut dirinya menyebut, masing-masing perawatan untuk mengatasi kebotakan memiliki risiko dan efek samping tertentu. Misalnya, pemberian obat yang tidak cocok dengan kondisi kesehatan pasien dapat menimbulkan iritasi hingga kemerahan, atau transplantasi rambut yang dapat menimbulkan infeksi jika pasien tidak menjaga kebersihan diri dan area transplantasi rambut dengan baik.

Meski demikian, risiko-risiko tersebut dapat dihindari selama pasien mematuhi saran yang diberikan dokter dan rutin memeriksakan diri ke dokter. Hal ini dilakukan agar dokter dapat memantau efektivitas pengobatan untuk kebotakan yang telah dilakukan terhadap pasien.

"Biasanya ada tempat transplant, nanti akan dilihat lagi sebab kebotakannya," tutup dr. Arlene.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar