11 Mei 2023
11:07 WIB
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Otak dan tubuh manusia tidak dirancang untuk terus bekerja. Seseorang membutuhkan istirahat agar dapat berfungsi optimal.
Terlepas dari banyaknya manfaat liburan untuk kesehatan, nyatanya istirahat terlewat panjang justru bisa membawa hal negatif juga pada tubuh.
"Usai liburan juga ada sejumlah penyakit dan ketidaknyamanan yang menghampiri sehingga kita tidak bersemangat untuk kembali bekerja," kata VP of Medical Operations PT Good Doctor Technology Indonesia, dr Ega Bonar Bastari dikutip dari Antara, Kamis (11/5).
Dia mengatakan, setelah masa liburan usai, tidak jarang orang akan berhadapan dengan kelelahan, kenaikan berat badan, masalah kulit, serta penyakit-penyakit lain yang rawan muncul setelah liburan.
Kelelahan usai libur panjang biasanya disebabkan kurang tidur atau pola tidur yang berubah. Kita memaksimalkan waktu liburan dengan melakukan begitu banyak aktivitas sehingga mengurangi waktu istirahat.
Paling awal ada Leisure sickness, yakni kondisi atau gejala sakit yang akan muncul saat akhir pekan atau saat liburan tiba.
Kondisi ini lebih umum terjadi pada pria (3,6%) dibandingkan pada wanita (2,7%) dengan gejala yang dimulai pada 1—2 hari setelah liburan atau tidak lama setelah peristiwa penting yang mengubah hidup seperti pernikahan, kelahiran seorang anak, memulai pekerjaan baru, dan menyelesaikan ujian sekolah atau universitas.
Kemudian ada gangguan pencernaan yang terjadi karena perubahan pola makan dan tidak memperhatikan kebersihan makanan di tempat liburan.
Liburan menggunakan pesawat juga dapat menimbulkan gangguan pencernaan karena penerbangan dapat menyebabkan dehidrasi, memperlambat kecepatan pergerakan makanan melalui usus, dan menyebabkan sembelit saat tiba di lokasi liburan.
Tak lupa, liburan juga biasanya meningkatkan potensi migrain yang disebabkan oleh terlalu lama terpapar sinar matahari, melewatkan jam makan, tidak minum cukup cairan, dan pola tidur berantakan saat liburan.
Untuk menghindarinya, sebisa mungkin Anda tetap mempertahankan pola hidup yang sama setiap hari, bahkan selama perjalanan jauh.
Terakhir ada pilek yang paling umum terjadi pascaliburan. Pilek ini bisa disebabkan AC di pesawat dan hotel dapat mengekstraksi kelembapan dari udara dan menyebabkan lapisan lendir di dalam hidung mengering.
Padahal, lapisan lendir ini berfungsi untuk melindungi dari infeksi. Namun, udara yang lebih dingin dapat membantu virus berkembang biak.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam masa transisi dari liburan kembali ke rutinitas, menurut dr Ega di antaranya adalah membiarkan satu atau dua hari untuk menyesuaikan antara kembali dari liburan dan mulai kembali bekerja.
Upayakan untuk kembali ke jadwal tidur sebelum berlibur, merencanakan kegiatan rekreasi atau sosial yang menyenangkan, dan menerapkan rutinitas yang positif sehingga dapat mulai kembali ke kehidupan normal dengan tenang.