c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

18 September 2025

08:17 WIB

Waspada Mata Merah, Kenali Ancaman Uveitis Dan Gangguan Retina

Banyak orang menganggap sepele kondisi mata merah, padahal di balik itu tersembunyi ancamam serius uveitis dan gangguan retina. 

Penulis: Annisa Nur Jannah

<p>Waspada Mata Merah, Kenali Ancaman Uveitis Dan Gangguan Retina </p>
<p>Waspada Mata Merah, Kenali Ancaman Uveitis Dan Gangguan Retina </p>

Waspadai saat mata merah, hal ini bisa menjadi salah satu gejala uveitis dan gangguan retina. Foto : njenissa/Validnews

JAKARTA - Banyak orang kerap menganggap mata merah sebagai masalah sepele, cukup ditetesi obat atau dibiarkan saja, nanti juga sembuh. Padahal, di balik gejala sederhana seperti mata merah dan pandangan kabur, tersembunyi ancaman serius, yakni uveitis dan gangguan retina.

Uveitis adalah peradangan pada lapisan tengah mata (uvea), yaitu bagian yang terdiri dari iris (bagian berwarna mata), badan siliaris, dan koroid. Kondisi ini bisa terjadi di depan, tengah, belakang, atau bahkan di seluruh bagian uvea mata.

Sementara itu, gangguan retina sendiri merupakan masalah global yang tidak bisa dipandang ringan. WHO mencatat, ada 196 juta orang di dunia yang mengalami degenerasi makula dan 146 juta lainnya menderita retinopati diabetik, dua penyebab kebutaan terbanyak.

Di Indonesia, prevalensi retinopati diabetik bahkan mencapai 43,1%. Angka tersebut menunjukkan betapa besar ancaman yang harus diwaspadai.

Menurut dr. Eka Octaviani Budiningtyas, Subspesialis Infeksi dan Imunologi Okular JEC, hal ini tidak bisa dianggap remeh karena retina adalah bagian vital mata yang berfungsi mengubah cahaya menjadi sinyal visual ke otak.

"Sedikit saja gangguan di area ini bisa memengaruhi keseluruhan penglihatan atau buta permanen. Salah satu pemicunya adalah peradangan pada struktur okular, termasuk uveitis," ujar dr. Vani di Jakarta, (17/9).

Ia memaparkan bahwa uvetis bisa menyerang siapa saja, bahkan mereka yang berada di usia produktif 20–60 tahun. Di negara berkembang, peradangan ini menyumbang sekitar 25% kasus kebutaan.

“Uveitis bukan sekadar peradangan mata biasa. Banyak pasien tidak merasakan gejala pada awalnya, sehingga datang ke dokter sudah dalam kondisi berat. Tanpa penanganan yang tepat, uveitis bisa memicu komplikasi serius seperti katarak, glaukoma, hingga kebutaan permanen,” jelasnya.

Gejalanya sering mirip dengan infeksi ringan seperti konjungtivitis, mulai dari mata merah, nyeri, hingga silau terhadap cahaya. Namun, uveitis bisa memburuk cepat, muncul tiba-tiba, bahkan menyerang kedua mata pada penderita autoimun.

"Floaters atau bayangan kecil melayang di lapang pandang juga bisa jadi tanda bahaya. Karena itu, jangan remehkan mata merah yang tak kunjung pulih," lanjutnya.

Lebih lanjut, dr. Referano Agustiawan, Direktur Utama RS Mata JEC Menteng, menjelaskan bahwa sebagai pionir perawatan mata di Indonesia, pihaknya menghadirkan layanan retina yang komprehensif.

"Khusus di cabang Menteng, tersedia 15 jenis pemeriksaan diagnostik berteknologi tinggi, pencitraan retina dengan fundus foto dan OCT, hingga ruang operasi khusus retina. Didukung 11 dokter subspesialis retina, pusat layanan ini telah menangani lebih dari 12 ribu pasien gangguan retina dan infeksi mata hanya dalam tiga tahun terakhir," jelas dr. Referano.

Ia menjelaskan, pihaknya berkomitmen menjaga dan meningkatkan kualitas penglihatan masyarakat dengan menggabungkan keahlian medis dan teknologi canggih. Melalui pendekatan yang menyeluruh, mereka berupaya memberikan solusi terbaik bagi setiap pasien.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar