c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

09 April 2025

17:17 WIB

16 Warisan Budaya Takbenda Indonesia Di UNESCO, Nomor 11 Paling Populer

Pantun, seni tutur masyarakat Indonesia yang berkembang sejak lama dan kini menjadi bagian dari ekspresi budaya populer dan diakui sebagai warisan budaya UNESCO.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Rendi Widodo

<p>16 Warisan Budaya Takbenda Indonesia Di UNESCO, Nomor 11 Paling Populer</p>
<p>16 Warisan Budaya Takbenda Indonesia Di UNESCO, Nomor 11 Paling Populer</p>

Kolintang, alat musik perkusi bernada dari kayu yang berasal dari daerah Minahasa Sulawesi Utara. Wikipedia/dok

JAKARTA - Ada 16 warisan budaya takbenda Indonesia yang saat ini sudah diakui UNESCO. Salah satu di antaranya adalah pantun, seni tutur masyarakat Indonesia yang berkembang sejak lama, dan kini menjadi bagian dari ekspresi budaya populer.

Ubur-ubur ikan lele…

Pantun begitu populer dan hidup dalam keseharian hampir semua kalangan. Mulai dari kalangan pejabat hingga rakyat kecil, dari generasi Boomer hingga Gen Z, semuanya begitu akrab dengan warisan satu ini. Ia dihidupkan dalam berbagai konteks ruang dan waktu, dirayakan dalam acara-acara kenegaraan, hingga di ruang-ruang tongkrongan anak muda.

Semua orang hari ini senang berpantun, digunakan untuk mencairkan suasana hingga melucu. Pantun dirayakan di semua ruang, mulai dari ruang-ruang nyata, hingga ruang-ruang maya di media sosial, dari Facebook hingga merambah ke tren TikTok.

Sejatinya, pantun bukan hanya berkembang di Indonesia. Tradisi tutur ini juga hidup dan melekat pada keseharian masyarakat Melayu Malaysia. Karena itu pula, status inskripsi pantun di UNESCO pun bersifat warisan bersama antara Indonesia dan Malaysia, merujuk laman resmi ICH UNESCO.

Popularitas pantun hari ini menegaskan kayanya tradisi tutur masyarakat Nusantara. Itu baru pantun, belum warisan budaya lainnya yang sejatinya juga cukup populer hari ini, seperti kebaya ataupun batik yang sudah jadi gaya, pencak silat yang mendunia, hingga jamu.

Nah agar tidak lupa, secara keseluruhan, berikut daftar warisan budaya takbenda Indonesia yang telah diinskripsi UNESCO, diurutkan berdasarkan tahun penetapan;

1.       Wayang
Wayang diinskripsi di UNESCO pada tahun 2008 silam, sebagai Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. Sebuah bentuk seni tetaer boneka yang khas Indonesia yang memadukan tradisi lisan, seni kriya, teater dan musik. Kesenian ini memiliki sejarah panjang dalam perkembangan budaya masyarakat Indonesia, khususnya Jawa.

2.       Keris
Keris juga diinskripsi UNESCO pada tahun 2008 sebagai Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. Senjata jenis belati asimetris yang khas Indonesia, yang menyimpan nilai sebagai senjata sekaligus objek spiritual. Melansir situs resmi ICH UNESCO, keris tercatat berasal dari abad ke-10, dan berkembang dari Jawa ke Asia Tenggara.

3.       Batik
Diinskripsi tahun 2009 dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO, batik merujuk teknik, simbolisme dan budaya pada kain tradisional Indonesia. Dari kain jadi pakaian, batik kini telah menjadi salah satu jenis busana keseharian yang digunakan dalam berbagai ruang sosial.

4.       Pelatihan Batik
Tak hanya batik dalam artian fisik yang diakui UNESCO, tradisi produksinya pun juga telah diinskripsi UNESCO. Pelatihan Batik yang merujuk pewarisan pengetahuan membatik lewat beragam bentuk pendidikan di berbagai daerah, telah dicatat pada 2009 oleh UNESCO dalam Daftar  Praktik Perlindungan yang Baik.

5.       Angklung
Angklung resmi dicatat dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO pada 2010. Alat musik Indonesia yang khas yang terbuat dari bambu, dimainkan dalam berbagai upacara tradisional dan kini berkembang dalam bentuk pendidikan dan pertunjukan angklung di berbagai lembaga pendidikan modern.

Karena setiap angklung hanya menghasilkan nada tunggal, alat ini harus dimainkan oleh beberapa orang secara bersamaan. Hal itu membuat permainan angklung kental dengan nilai kebersamaan, di samping nilai artistik dan musikal.

6.       Tari Saman
Tari Saman diinskripsi di UNESCO pada 2011, sebagai warisan budaya yang berkembang dalam masyarakat Gayo di provinsi Aceh dan telah mendunia. Tari ini memiliki gerakan yang khas, yang menggunakan gerakan bertepuk tangan, menepuk dada, paha, dan tanah, menjentikkan jari, serta menggoyangkan dan memutar tubuh dan kepala dalam posisi penari duduk.

7.       Noken
Diinskripsi tahun 2012, noken masuk dalam daftar UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda yang Memerlukan Pengamanan Mendesak. Kategori inskripsi yang spesifik itu mempertimbangkan situasi pelestarian noken yang menghadapi tantangan besar di era mutakhir, karena semakin berkurangnya jumlah orang yang membuat dan menggunakan tas anyaman khas Papua tersebut.

8.       Tiga Genre Tari Bali
Ditetapkan pada tahun 2015, Tiga Genre Tari Bali merujuk pada konsep pembagian tari di Bali ke dalam tiga jenis, yaitu yang sakral (tari Wali), semi-sakral atau upacara (Bebali) dan hiburan (Balih-balihan).

Genre yang pertama adalah muasal dari segala tradisi tari di Bali, merujuk tari-tarian yang biasanya ditampilkan di dalam pura seperti tari Rejang hingga Sanghyang. Genre yang kedua adalah tari-tarian untuk upacara keagamaan, seperti tari Topeng Sidhakarya hingga dramatari Gambuh. Genre ketiga adalah tari-tarian untuk hiburan, termasuk di dalamnya tari Janger hingga Kecak.

9.       Pinisi
Dicatat UNESCO pada 2017, Pinisi dipahami sebagai seni pembuatan perahu di Sulawesi Selatan. Teknik pembuatan kapal layar pinisi dicatat merupakan bagian dari tradisi pembuatan perahu dan navigasi Austronesia selama ribuah tahun. Hari ini, di tempat asalnya, pembuatan kapal dan pelayaran dengan pinisi telah menjadi andalan ekonomi masyarakat,.

10.   Pencak Silat
Pencak Silat diinskripsi tahun 2019 silam, merujuk praktik olahraga dan tradisi bela diri yang mencakup aspek mental-spiritual serta artistik. Gerakan dan gaya Pencak Silat sangat bervariasi di berbagai daerah di Indonesia,  dipengaruhi oleh berbagai unsur seni, yang melibatkan kesatuan tubuh dan gerakan yang sesuai dengan musik pengiringnya.

11.   Pantun
Pantun didaftarkan di UNESCO tahun 2020, sebagai warisan budaya dari Indonesia dan Malaysia.  Secara tradisional, pantun adalah bentuk syair Melayu yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan emosi yang rumit ke dalam tuturan tak langsung.

Selain digunakan sebagai penyampai perasaan hati, pantun yang diyakini berkembang sejak lebih dari 500 tahun silam juga sering kali mengandung bimbingan moral.

12.   Gamelan
Alat musik perkusi tradisional Indonesia ini diinskripsi pada tahun 2021. Alat musik yang dalam masyarakat Jawa dan Bali tradisional mengandung nilai spiritual ini telah berkembang menjadi instrumen musik kontemporer. Instrumen pentatonis ini di masa kini digunakan dalam berbagai pertunjukan musik, dari yang tradisi hingga di panggung-panggung konser musik pop.

13.   Budaya Sehat Jamu
Budaya Sehat Jamu diinskripsi pada tahun 2023, merujuk budaya pengobatan herbal yang telah dipraktikkan di Indonesia sejak abad ke-8. Jamu dibuat menggunakan herba dan rempah-rempah yang kaya jenisnya di Indonesia, yang diramu oleh ahli pembuat jamu dengan resep yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Jamu diwariskan dalam lingkup keluarga, dari generasi ke generasi. Namun di masa kini, jamu juga menjadi salah satu fokus pembelajaran di perguruan tinggi.

14.    Reog Ponorogo
Diisnkripsi pada 2024, reog Ponorogo masuk dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda yang Perlu Dilindungi Mendesak. UNESCO menyoroti menurunnya intensitas pertunjukan kesenian ini di tengah gempuran hiburan modern, juga karena semakin minimnya anak muda berminat mempelajari reog.

Reog Ponorogo dalam sejarahnya merupakan tari teater yang sudah ada sejak berabad-abad lalu. Kesenian ini secara tradisional dipentaskan dalam berbagai acara, termasuk upacara penanggulangan bencana, acara bersih desa, pernikahan, hari besar Islam dan nasional, khitanan, upacara syukuran, pesta rakyat, dan saat menyambut tamu.

15.   Kebaya
Kebaya didaftarkan ke UNESCO sebagai warisan  budaya Indonesia bersama empat negara lain, yakni Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Item budaya ini masuk dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan pada tahun 2024.

Kebaya adalah cara berpakaian wanita di sejumlah kawasan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Busana ini dikenakan pada acara kasual maupun formal, pertemuan sosial, hingga kini eksis di panggung-panggung peragaan busana.

16.   Kolintang
Seperti kebaya, kolintang juga dicatat di UNESCO sebagai warisan budaya bersama. Instrumen musik ini diinskripsi pada 2024 sebagai Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan dari Mali, Burkina Faso, Pantai Gading, dan Indonesia.

Disebut Balafon di Afrika Barat, kolintang adalah alat musik pukul tradisional yang berkembang di Minahasa, Sulawesi Utara. Instrumen ini dibentuk dari bilah-bilah kayu yang disusun di atas sebuah set kayu. Alat musik ini biasanya dimainkan secara ansambel dalam pertunjukan bernuansa adat, lazimnya sebagai pengiring tari ataupun nyanyian.

Kolintang atau Balafon secara universal diyakini mewakili rasa saling menghormati dan toleransi serta mendorong persatuan dan kehidupan yang damai dan harmonis.

Di Indonesia, kolintang dimainkan selama upacara dan ritual keagamaan dan dikaitkan dengan nilai-nilai filosofis, etika, dan estetika yang membangun ikatan antara orang-orang dari latar belakang yang berbeda dan dengan alam.

Itulah 16 daftar warisan budaya takbenda Indonesia yang sudah diakui UNESCO sejauh ini. Daftar ini tampaknya akan bertambah lagi dalam waktu dekat, dengan pengajuan tempe, Makyong dan jaran kepang oleh pemerintah Indonesia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar