c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

27 Mei 2025

15:36 WIB

Wanita Lebih Berisiko Terkena Gangguan Tiroid Dibanding Pria

Gangguan tiroid disebut lebih berisiko terjadi pada wanita. Selain dikaitkan dengan autoimun, hormon esterogen juga memiliki peranan. 

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

<p id="isPasted">Wanita Lebih Berisiko Terkena Gangguan Tiroid Dibanding Pria</p>
<p id="isPasted">Wanita Lebih Berisiko Terkena Gangguan Tiroid Dibanding Pria</p>

Ilustrasi gangguan Tiroid. Shutterstock/Jo Panuwat D

JAKARTA - Kelenjar tiroid merupakan organ tubuh yang berbentuk kupu-kupu dan terletak pada bagian depan leher sebelah bawah. Kelenjar ini melepaskan hormon untuk mengendalikan metabolisme tubuh. Apabila terdapat gangguan, maka sistem metabolisme tubuh dapat bermasalah dan menimbulkan gejala.

Semisal, apabila hormon tiroid jumlahnya terlalu banyak, maka aktivitas sel dan organ-organ tubuh akan meningkat, mulai dari jantung yang bekerja menjadi lebih cepat atau aktivitas usus meningkat sehingga seseorang sering buang air besar dan diare. Sebaliknya, jika hormon tiroid terlalu sedikit, sel-sel dan organ tubuh pun menjadi melambat.

Prevalensi gangguan tiroid sendiri di kawasan Asia Pasifik cukup tinggi, yakni sekitar 11%, lebih tinggi dari prevalensi global yang hanya berkisar di angka 2 sampai 4%. Diungkapkan oleh spesialis penyakit dalam dr. M. Ikhsan Mokoagow, dibandingkan dengan pria, ternyata wanita lebih berisiko mengalami gangguan tiroid.

"Pada wanita gangguan tiroid terjadi lebih banyak secara statistik. Itu karena gangguan tiroid dikaitkan dengan autoimun, sementara autoimun terjadi pada wanita lebih banyak dibandingkan pria," kata dr. Ikhsan.

Selain itu, diperkirakan hormon estrogen yang banyak ditemukan pada wanita juga memiliki peranan, sehingga wanita lebih berisiko terkena gangguan tiroid. Dikutip dari Rupa Health, estrogen meningkatkan produksi protein bernama TBG (thyroxine-binding globulin) yang mengikat hormon tiroid dalam darah. Ketika TBG meningkat, jumlah hormon tiroid menjadi berkurang, sehingga menyebabkan gejala tiroid yang rendah. 

Selain itu, sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Molecular and Cellular Endocrinology pada 2000, juga memperlihatkan paparan jangka panjang terhadap metabolit estrogen bernama 2-methoxyestradiol (2-ME), mempengaruhi sel tiroid dan meningkatkan produksi autoantibodi yang menyebabkan penyakit autoimun tiroid.

Namun perlu dipahami, bukan berarti pria tidak berisiko terkena gangguan tiroid. Ada faktor lainnya yang membuat seseorang mengalami gangguan tiroid, semisal usia dan riwayat keluarga.

"Jadi (jenis kelamin) bukan satu-satunya. Jika sistem imun yang terganggu bisa jadi terkena tiroid. Lalu ada usia juga, pada usia tertentu seperti usia lanjut dapat meningkatkan risiko terkena gangguan tiroid dan faktor risiko dari keluarga karena bisa bersifat genetik. Jadi gangguan tiroid bukan hanya pada wanita saja," tutup dr. Ikhsan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar